Home / Romansa / Tertawan Masa Lalu / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Tertawan Masa Lalu: Chapter 31 - Chapter 40

42 Chapters

Bab 31

Utsman langsung mengendarai kendaran roda empatnya menuju rumah Saddam. Padahal saat ini dia malas menginjakkan kaki di rumah sahabatnya itu, tetapi karena ada fakta yang harus diketahui, mau tak mau dia tetap melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota. “Padahal persiapan pernikahanku dengan Indana sudah hampir rampung, tapi gara-gara omongan Carla, aku harus membuang tenaga begini,” keluh Utsman sembari tetap memfokuskan pandangan pada jalanan di depan. Dia menyalip banyak kendaraan dengan sedikit menaikkan laju mobil. Utsman mencoba tetap beristigfar dalam hati guna mengurangi emosi yang sudah di ubun-ubun, meski begitu dia masih harus menahannya untuk mendengar penjelasan dari mulut Saddam sendiri. Sesaat dia merasakan gawainya yang berada di saku celana bergetar. Tangan kirinya langsung merogoh saku dan melihat sang ibu yang melakukan panggilan. Utsman menarik napas dan mengembuskan secara perlahan, karena tak ingin jika ibunya tahu kalau dirinya dalam keadaan tak baik-baik
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 32

Utsman menggeleng-gelengkan kepala, tak menduga jika Saddam akhirnya menceritakan semua kejujuran padanya. “Harusnya gue nggak perlu marah, tapi kenapa gue kesel banget sama Saddam!” Utsman membatin. “Gue minta maaf,” lirih Saddam. “Lo nggak perlu minta maaf karena permintaan maaf Lo tak akan mampu mengembalikan kekecaaun ini! Asalkan lo tahu aja, harusnya lo bilang ini sejak awal dan nggak menutupi semuanya dari gue. Lo bener-bener bikin gue kecewa, Saddam! Kalau akhirnya begini, mending kita nggak perlu sahabatan sejak awal. Lo benar-benar pecundang!” teriak Utsman sembari berdiri, menatap wajah Saddam yang masih duduk di depannya. “Ya, gue pecundang. Tapi apa boleh buat?” Saddam masih menjawab dengan suara yang lemah. Kedua tangan Utsman terkepal kencang hingga baku-baku tangannya terlihat memutih sedangkan wajahnya sudah memerah bagaikan tomat rebus. Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung melayangkan beberapa pukulan pada wajah Saddam hingga pria itu terjerembab ke belakang
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 33

Utsman kembali mengemudikan kendaraan roda empatnya membelah jalanan, dia belum pulang sejak sore padahal jadwal praktik pun sudah selesai tiga jam lalu. Selama di jalan, Utsman berpikir mengenai jawaban Saddam, pemuda itu berpikir harus mengambil langkah lebih cepat sebelum semua terlambat. “Mungkin Saddam memang menitipkan Indana sama aku, jadi aku harus ambil langkah cepet sebelum Saddam berubah pikiran dan kembali ingin ambil Indana. Aku nggak mau hal itu sampai terjadi. Aku nggak mau kehilangan atau melepaskan Indana, gila… setelah semua persiapan pernikahan sudah hampir selesai,” lirih Utsman. Ketika telah sampai di depan rumah, Utsman langsung keluar dari mobil kemudian berjalan ke dalam dengan langkah cepat. Di ruang tengah terlihat ibunya yang baru saja keluar dari dapur. “Utsman, kamu baru pulang, Nak?” tanya Ibu Hafsah seraya menghampiri putra sulungnya.“Iya, Bu. Ayah mana? Belum pulang juga, ya?” tanyanya seraya menyapukan pandang ke seluruh ruangan dan berakhir menata
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Ba 34

Bunyi ketukan sepatu pantofel beradu dengan lantai terdengar menggema di lantai dasar. Para staf dan sekuriti mengangguk sopan begitu melihat Indana yang sedang berjalan di depan mereka. Jam kerja hampir usai. Setelah Indana beranjak meninggalkan kantor, karyawan lainnya bersiap-siap untuk pulang.Indana membetulkan letak tali tas yang dia kaitkan di bahu dan bersiap membuka pintu mobil. Namun, dering panggilan dari ponsel menghentikan aktivitasnya. Segera dia mengambil ponsel dari dalam tas, lalu segera mengusap layar begitu melihat nama peneleponnya."Assalamu'alaikum, Mas Utsman," sapa Indana. Satu tangannya membuka pintu mobil, lalu dia duduk di kursi kemudi."Wa'alaikumsalam. Sudah pulang, Inda?""Ini baru keluar kantor. Mas udah di tempat praktek?""Iya. Tapi kayaknya hari ini list pasien ga sebanyak biasanya. Jadi, Mas bisa pulang lebih awal.""Hemmm, gitu. Ya udah, nanti kalau udah pulang langsung istirahat. Kan, acara pernikahan kita sebentar lagi." "Habis pulang dari prakte
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 35

"Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mulai saat ini, saya melepaskan pinangan saya terhadap Indana."Kedua orang tua Indana lantas syok. "Ta-pi, kenapa, Nak?" *****Indana dan kedua orang tuanya syok setelah Utsman menyatakan melepaskan pinangan atas Indana. Meskipun sudah menerima keputusan dari Utsman bahwasanya lelaki itu tidak ada kecenderungan terhadap Indana, tetap saja berita itu sulit diterima oleh kedua orang tua Indana. Mereka sangat kecewa. Apalagi tempo hari Utsman menyatakan ingin mempercepat tanggal pernikahan.Lesap sudah harapan kedua orang tua Indana terutama mamanya yang sangat ingin Indana menikah. Berharap setelahnya dapat menimang cucu.Hubungan Indana dan Utsman perlahan merenggang. Gadis itu kecewa Utsman memutuskan secara sepihak tanpa meminta pendapatnya terlebih dulu. Terlebih lagi hanya berbekal pengamatan sepintas dari sikap Indana. Indana jadi menyimpulkan bahwa alasan tidak ada kecenderungan saat istikharah adalah alasan Utsman
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 36

Indana beranggapan jika Saddam tak benar-benar mencintai dirinya. Mungkin yang Saddam lakukan hanya sebagai bentuk penyesalan dan dia merasa bertanggung jawab atas kemalangan Indana. Bukan Saddam namanya jika tak bersikeras dan berupaya mati-matian untuk terus menemui Indana. Baginya, cinta harus diperjuangkan. Harus ada pengorbanan yang dilakukan sebagai bukti dan bukan bualan semata. Di usianya saat ini dia memiliki pandangan bahwa mencintai seorang wanita berarti siap memperjuangkan wanita itu untuk dinikahi. Saddam tak main-main. Dia mengerahkan seluruh yang ia punya demi Indana, satu-satunya wanita yang dicintainya. Dia tidak peduli jika saat ini Indana terus menolaknya. Saddam meyakini bahwa suatu saat nanti hati Indana akan luluh dan menyadari betapa besar rasa cintanya untuk gadis itu.Indana masih dirundung rasa kecewa oleh sikap Utsman dan Saddam. Baginya kini, dua lelaki itu tak ubahnya penjahat yang telah bersekongkol dan dengan sengaja ingin membuatnya hancur. Gadis i
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 37

Indana duduk termenung sembari menatap langit malam yang tak diterangi cahaya bintang. Hari sudah larut, tapi sayang matanya masih sulit terpejam. Meski tubuh sudah lelah, tapi pikirannya masih melalang buana. Bayangan wajah Saddam terus mengusik. Semakin hari, Saddam membuatnya semakin gelisah."Apa yang sebenarnya terjadi di malam itu?" gumam Indana mencoba mengingat kembali hari kelam di mana Saddam menghancurkan masa depannya.Separuh hati dia meyakini kalau Saddam sudah menodai, tapi entah mengapa separuh hati yang lain merasa tak percaya Saddam sudah melakukan itu padanya. Namun, Indana terlalu takut untuk mencari tahu. Daripada melakukan visum, Indana lebih ingin mengandalkan ingatannya mengenai peristiwa malam naas tersebut.Sayang, peristiwa itu terjadi beberapa tahun yang lalu. Perempuan itu mulai ragu apakah dia masih bisa mengingatnya? Apa dia masih bisa mempercayai ingatannya?Indana sibuk memikirkannya semalaman. Tiba-tiba sajaperempuan itu mulai berpikir, bagaimana jik
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 38

Kerlap kerlip lampu jalanan kota tampak indah di malam hari. Kendaraan bermotor menyemut memadati pusat perbelanjaan dan area hiburan rakyat. Hal ini lumrah terjadi di setiap malam akhir pekan.Malam minggu, Saddam dan Utsman telah duduk berdua di sebuah kafe. Mereka telah bersepakat damai. Utsman telah sepenuhnya ikhlas melepaskan Indana untuk Saddam.Saddam mengaduk-aduk minuman di gelasnya sambil melihat lalu-lalang pengunjung kafe. Sementara Utsman sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon."Siapa, sih? Banyak banget yang nelpon. Cewek baru lu?" tanya Saddam usai Utsman mematikan panggilan.Utsman urung menyedot minumannya, lantas melihat Saddam dengan tatapan kesal. "Cewek apaan? Sembarangan, lu. Itu pasien gue. Kalau malam minggu, kan gue buka konsultasi via telepon. Tapi dibatasi hanya beberapa pasien aja.""Konsultasi masalah cinta ada, nggak?" tanya Saddam iseng. Kontan saja Utsman meletakkan gelasnya di atas punggung tangan Saddam yang ditelungkupkan di meja."Dingin!"
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 39

Saddam mengangguk mendengar pertanyaan Papa Surya. Seketika senyum kecil terkembang di bibir Papa Surya tanpa sepengetahuan siapa pun.Utsman berbisik kepada Saddam agar dia berbicara kepada orang tua Indana tentang maksud dan tujuannya datang ke rumah ini. Saddam mengangguk mantap."Bapak, Ibu. Utsman tadi telah menyatakan maksud kedatangannya ke mari. Sekarang, izinkan saya mengatakan maksud saya. Bahwa kedatangan saya adalah ingin melamar Indana."Mama Cahaya melihat ke arah putrinya. Tampak Indana dengan wajah yang ditekuk."Siapa lelaki ini, Inda? Apakah kamu mengenalnya?""Sahabatnya Mas Utsman," jawab Indana ketus. Sontak Mama Cahaya kaget."Jadi, apa maksud semua ini, Nak Saddam? Kamu mungkin telah tahu bahwa Nak Ustman hampir menikahi Indana. Namun, mendadak Nak Dokter itu memutuskan pinangan karena suatu alasan. Sekarang muncul lagi kamu sebagai sahabatnya Nak Utsman justru ingin melamar Inda. Apa kalian punya rencana terselubung?"Indana kentara sekali merasa tak nyaman. Me
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 40

Pernyataan Saddam ingin melamar Indana tak langsung mendapat jawaban. Kronologi kedatangan Saddam di kehidupan Indana saat ini yang tiba-tiba melamar Indana benar-benar suatu hal yang mengejutkan dan sempat membuat kedua orang tua Indana kebingungan, terutama mamanya.Setelah berbicara empat mata dengan Utsman di taman, Indana melunak. Dia secara baik-baik meminta Utsman dan Saddam untuk pulang. Indana mengatakan dalam beberapa hari akan menghubungi Saddam terkait jawaban atas lamarannya.Utsman dan Saddam pamit kepada Indana dan kedua orang tuanya. Saat bersalaman dengan Saddam, Papa Surya kembali menajamkan tatapannya dan menggenggam telapak tangan Saddam dengan keras. Tidak ada yang tahu bahwa Papa Surya memiliki rencana terselubung yang berkaitan dengan Saddam dan Indana.Malam hari setelah kedatangan Utsman dan Saddam, Indana sulit tidur. Dia memikirkan banyak hal. Tentang urusan kantor, bisnis, terlebih lagi tentang lamaran Saddam.Perlahan, Indana sudah mencoba melupakan Utsman
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status