All Chapters of Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar: Chapter 131 - Chapter 140

144 Chapters

Bab 131 : Aku Ingin Membuat Perhitungan!

“Apa maksudmu, Kinan? Kenapa kamu bisa bicara seperti itu tentang papa?” Sandy bertanya dengan tidak sabar sambil berusaha untuk tetap tersenyum. Kinan menarik napas dalam sebelum menjawab Papanya. “Joseph selalu mengatakan itu padaku, Pa. Itu juga alasannya menjauh dariku! Apa salahku, Pa? Bisakah kalian memberikanku kesempatan untuk berdua dengan Joseph? Kinan menyukainya, Pa!” akunya dengan jujur. Sandy pun langsung bangkit dari duduknya.Napasnya terlihat naik turun karena menahan emosi. Kedua tangannya mengepal erat. ‘Sialan! Apa saja yang sudah mereka katakan? Pasti para cecunguk itu sudah menghasut putriku!’“Tidak bisa, Kinan! Papa minta kamu untuk menjauhi pria itu! Dan keputusan ini tidak bisa diganggu gugat. Kamu paham?!” ungkapnya langsung. Kinan mendongak menatap Papanya lekat, “Tapi kenapa, Pa? Apa karena asal-usulnya? Bukankah dia juga pria yang baik!” sanggahnya tidak kehabisan akal. “Cukup, Kinan! Berhenti membicarakan hal ini, kalau tidak papa akan mencabut sem
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 132 : Kau Akan Menyesal!

‘Ada apa ini?’Adrian pun beralih menatap Joseph dan pria itu bergantian. Joseph awalnya juga terkejut tapi sedetik kemudian ia pun kembali memasang wajah datarnya seperti biasa dan tidak terpengaruh sama sekali. “Paman Sandy? Ada apa datang kemari tiba-tiba? Kenapa tidak memberitahu Adrian? Mari duduk dulu, Paman!” ucap Adrian panik sambil berjalan mendekati Pamannya yang masih berdiri di depan pintu. “Tidak usah, Adrian! Kalian tidak usah sok bersikap manis padaku! “ ujarnya dengan ketus dan wajah yang masam. Adrian tentu saja heran dengan sikap Pamannya yang tidak seperti biasanya, tidak ramah sama sekali. “Kau, Joseph! Berani sekali kau membuat putriku menangis! Apa kau sudah bosan hidup?!” teriaknya lantang sambil menunjuk Asisten keponakannya itu. “Maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud menyakiti Nona Kinan. Ini hanya salah paham,” jelasnya dengan santai berusaha bersikap biasa saja. ‘Apa yang sebenarnya s
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 133 : Konsep Kita Dicuri?!

Adrian sampai kembali bangkit dari tempat duduknya. “Apa itu, Jo? Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal? Cepat katakan padaku!” pintanya tidak sabar. Joseph pun tersenyum miring. “Tenang saja, Tuan. Aku menyimpannya di apartemenku. Sebenarnya aku ingin memberikan itu pada polisi, tapi sepertinya percuma saja karena itu adalah sebuah senjata api rakitan,” ungkapnya yakin. “Apa? Bagaimana bisa, Jo?”“Saat aku berkelahi dengan mereka, aku berhasil mengalahkan salah satu preman itu dan mengambil dari tangannya. Aku tidak bisa melacak jejak dari senjata itu, Tuan. Setelah sibuk mencari Tuan dan mengurus perusahaan, aku melupakan hal itu. Maafkan aku! Aku menunggu perintah Tuan saja,” ucapnya merasa bersalah. Adrian pun berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Kepalanya sibuk berpikir sekarang. Ia harus bisa mengambil keputusan cepat dalam situasi ini. “Serahkan saja pada polisi, Jo. Bayar lebih supaya cepat dapat hasilnya! Mereka pasti bisa melacak asal dan pemilik senjata itu. Ak
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Bab 134 : Masih Ada Ide Gila Lain

Joseph pun melihat beberapa deretan mobil mewah yang ada di gambar itu.Lalu nama sebuah perusahaan showroom mobil juga ada di iklan, terletak di baris paling bawah.“Siapa mereka? Kenapa mereka bisa memiliki konsep iklan yang sama? Bahkan kami belum selesai membuat iklan ini, tapi kenapa sudah ada di internet dan atas nama perusahaan lain?” gumam pemuda itu tidak mengerti. Namun bukan Joseph namanya kalau dia tidak bisa berpikir cepat dan tenang dalam keadaan penting sekalipun. “Aku harus segera memberitahukan hal ini pada Tuan!” putusnya yakin. Setelah itu dia pun bangkit dan beralih menuju ke ruangan Tuannya.“Tuan, aku punya berita penting!” teriak Joseph langsung setelah masuk. “Ada apa ini, Jo? Kenapa wajahmu tegang begitu?” tentu saja pria itu bingung melihat Asistennya panik. “Begini, Tuan. Aku melihat ada sebuah iklan yang beredar di internet dan setelah aku lihat lagi isinya sama persis seperti apa yang ingin kita buat, Tuan!” jelasnya singkat. “Apa maksudmu, Jo? Apa a
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 135 : Benarkah Berita Gosip Itu?

Clara sampai bangkit dari tempat duduknya karena kaget sekaligus bingung. "Apa-apaan ini? Kenapa ada berita tentang perusahaan Adrian? Siapa wanita itu ... jangan-jangan!"Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat.Rasanya tidak mungkin dan berharap kalau ini hanya fitnah dan orang yang mereka maksud bukan suaminya yaitu Adrian. Di perusahaan Baron... Pria paruh baya itu menatap gedung di depannya dengan wajah yang tidak ramah sama sekali. Namun orang-orang tidak akan bisa melihat karena saat ini dia sedang memakai masker.Hanya sorot matanya saja yang menandakan kalau ia tidak suka datang kemari.Lalu pintu ruangan Baron pun diketuk.“Masuk!” jawabnya dari dalam.Dan Asistennya pun masuk sambil menundukkan kepala hormat.“Maaf, Pak. Di luar ada seseorang yang ingin bertemu dengan, Bapak!”“Siapa?” tanya Baron heran.Sedangkan dia sama sekali tidak ada janji temu dengan klien hari ini. “Saya tidak tahu, Pak. Dia bilang ini penting karena menyangkut soal keluarga Bapak,” jelas gadis
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bab 136 : Amarah Yang Meluap

"Baik, Tuan!" jawab Joseph patuh. Adrian membuka jasnya dengan cepat dan memberi perintah lagi, “Hapus berita murahan itu sekarang!”Pria itu pun mengangguk dan segera ke luar dari sana sebelum Tuannya semakin murka. Adrian pun mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kasar. Dia pun memegang kepalanya yang berdenyut pusing dengan kedua tangannya. "Apalagi sekarang?!" teriaknya frustasi. Tentu saja karyawan di perusahaan ini tahu siapa yang dipecat secara tidak hormat olehnya. Sebagian orang pasti ada yang percaya dengan berita itu dan Adrian tidak ingin hal itu memperngaruhi kinerja mereka. Juga dengan inisial nama yang sudah jelas merujuk pada Nayla. Adrian tidak menyangka kalau gadis itu masih berani bermain api dengannya setelah apa yang terjadi. Padahal ia sudah sebisa mungkin menjauh dan tidak pernah memberikan celah pada wanita manapun untuk mendekatinya. Sedetik kemudian ia teringat kalau ponselnya masih dalam mode silent. Dengan terburu-buru Adrian merogoh saku jasnya.
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 137. Kerja Sama Selesai!

Pria itu menarik sudut bibirnya dan tetap santai saja. Setelah seharian sengaja mengabaikan semua pesan dan telepon yang masuk, sekarang barulah ia tertarik meladeni gadis itu.[“Aku tentu saja sedang di kantor. Ada apa?” pria itu bertanya dengan nada malas.]Nayla semakin geram mendengar Bastian yang bersikap cuek padanya. Bahkan dia yakin kalau pria itu pasti sudah menonton berita yang mengguncang dirinya.Meskipun memakai inisial tapi semua karyawan perusahaan Adrian bisa menebak siapa orang yang dimaksudkan. Dan bukannya mendukung, malah mereka semua pasti akan menyalahkan dirinya.Kedua kaki Nayla menghentak ke lantai, “Kenapa kau membuat berita gosip tanpa persetujuan dariku? Kenapa membawa namaku, hah? Aku tidak terima!” teriaknya dengan kencang.Bastian sampai harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.Tetapi, bukannya merasa bersalah malah menampilkan senyuman licik di sudut bibirnya.[“Memangnya aku harus minta pendapatmu kalau ingin melakukan sesuatu? Tidak ‘kan? Kau ti
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 138 : Cepat Katakan Saja!

Klik!Panggilan telepon itu dimatikan sepihak oleh Bastian.“Ha-halo! Hei, aku belum selesai bicara!” teriaknya kencang.Nayla menatap layar ponselnya dengan nanar. Tanpa basa-basi lagi dia pun langsung membantingnya ke lantai.“Aarrgghhhh!!! Aku benci kalian semua! Dasar brengsek!”Tubuh gadis itu merosot ke lantai.Kedua bahunya berguncang karena menangis dengan histeris.Tidak ada lagi yang bisa membuatnya merasa aman di sini.Dengan cepat dia menghapus air matanya dan segera bangkit menuju kamarnya.Nayla akan melakukan rencana yang terakhir supaya bisa hidup dengan tenang.Di Apartemen Joseph…Baru saja pria itu ingin merebahkan badan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan keningnya pun berkerut saat melihat nomor asing di layar.Meskipun ragu, ia akhirnya mengangkatnya juga.“Halo? Siapa ini?” ucapnya langsung.[“Halo, Bos. Maaf mengganggu malam-malam. Tapi, aku sudah mendapatkan lokasi gadis itu!” ungkap pria di seberang s
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab 139. Aku Akan Membunuhmu!

“Apa?!” teriaknya dengan raut wajah terkejut.Dia sampai bangkit berdiri dari kursi.Helaan napas panjang langsung keluar dari mulutnya.'Ini tidak mungkin!’ hatinya menolak percaya.Tentu saja!Bagaimana caranya dia membayar orang?Karena Joseph yakin kalau saat itu Ronald sedang berada di dalam penjara.“Kenapa pria itu masih bisa … ah, sudahlah. Cepat berikan semuanya pada kantor polisi atas nama Tuan Adrian. Aku akan menyusul ke sana!” putusnya cepat.[“Baik, Bos!”]Napas Joseph memburu lalu secepat kilat melangkah masuk ke dalam ruangan Tuannya.“Tuan, a-aku ada kabar buruk!” ucapnya sedikit ragu.Adrian memijat keningnya yang pusing karena dari pagi moodnya sudah jelek, ditambah informasi yang diterima dari Asistennya itu semua adalah masalah.“Ada apalagi, Jo?” jawabnya dengan ketus.Adrian terlihat malas meladeni Asistennya itu.Joseph pun duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Adrian.“Orangku bilang, kalau pria yang menabrak Tuan kemarin dibayar oleh Ronald. Dia pelaku
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Bab 140. Keputusan Yang Sulit

Semua orang di ruangan terkejut mendengar ucapannya barusan.Tanpa banyak basa-basi lagi, Adrian melangkah mendekat ke arah pria yang dulu sangat sombong padanya.Orang yang menghancurkan keluarga istrinya, meskipun ada satu pengecualian karena berkat hal itu dia bisa menikah dengan Clara.Dengan cepat kedua tangannya menarik kerah baju berwarna oranye itu.Wajahnya berbalik ke belakang menatap Asistennya, “Berikan pisaunya, Jo!” teriak Adrian murka.Joseph yang tersadar langsung menaikkan celana kainnya di kaki kiri dan terlihat di balik kaos kaki itu sebuah benda tajam terbungkus dengan kulit khusus berwarna coklat.Dia pun mengambil bilah pisau lipat itu dan tanpa ragu memberikan pada Adrian.“Ini, Tuan!” ucapnya pelan.Adrian langsung mengambilnya dengan cepat dan kasar tanpa peduli kalau tangannya akan terluka.Dia langsung mengarahkan ke leher Ronald.Melihat itu salah satu petugas melarang Adrian untuk melakukan niatnya.“Jangan lakukan apapun, Pak Adrian! Ini kantor polisi dan
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more
PREV
1
...
101112131415
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status