Sebagai seorang istri, Lia tentu masih menyimpan perasaan curiga pada Bagas, karena pulang membawa Jessi. Perasaan was-was itu terus menghantui pikiran Lia. Apalagi wanita hamil memang sangat sensitif perasaannya. Namun, beberapa hari ini, Lia tidak melihat gerak-gerik yang aneh dari Bagas. Bahkan suaminya itu terlihat menjaga jarak. Hanya dirinya dan mertuanya saja yang bersikap ramah pada Jessi. Hal ini tentu menenangkan perasaan Lia. "Tolong kamu hubungi mas Bagas, Jessi." "Baik, Mbak." Jessi mengikuti perintah Lia untuk membuka sandi ponsel Lia. Namun, sudah 3 kali Jessi menghubungi nomor Bagas yang Lia beri nama suamiku, tapi nomor Bagas tidak aktif. "Masih tidak bisa, Mbak. Sebenarnya mas Bagas tadi pergi kemana?" Jessi mulai panik. "Tadi katanya mau ke ladang sebentar terus mau antar ibu belanja, Jess. Siap-siap untuk syukaran adek. Agh ..." Bagas dan Ambar pergi karena merasa Lia belum ada tanda-tanda untuk melahirkan. Selain itu, niat mereka memang hanya kelu
Read more