Semua Bab Kekasih Bayaran Tuan Presdir Arogan: Bab 71 - Bab 80

319 Bab

Bab 71 - Menjemput

“Sienna, kamu masih marah sama Mama karena masalah yang dulu?” terka Nancy yang tidak tampak menyesali perbuatannya sedikit pun. Ia akui jika dulu ia memang sudah terlalu emosional sampai menggunakan kekerasan. Namun, semua itu terjadi karena ia merasa tindakan putrinya sudah melewati batas hingga berani menggoda putra tirinya. Nancy hanya ingin putrinya menyadari kebodohannya, tetapi tindakan kerasnya itu malah membuat hubungan mereka semakin merenggang. “Sienna, Mama ingin kamu tahu kalau—" “Sudahlah, Ma. Aku tidak mau membahasnya lagi. Aku capek,” sela Sienna. Ia memalingkan wajahnya dengan cepat karena manik matanya sudah basah oleh tumpukan cairan bening. Ia juga sengaja menutup layar gawainya agar ibunya tidak melihat wajahnya. “Sienna, Mama belum selesai bicara,” hardik Nancy. Nada suaranya mulai terdengar meninggi karena kesal dengan sikap putrinya. Namun, Sienna tidak peduli. “Aku capek, Ma. Aku tidak tahu bisa datang atau tidak Minggu nanti, lihat keadaan saja,” ucapnya
Baca selengkapnya

Bab 72 - Perhatian Seorang Kekasih

“Ke mana dia?” gumam Sienna seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar.Ia dapat melihat tatapan beberapa orang yang melihatnya dengan penuh curiga seolah dirinya ingin melakukan sesuatu terhadap mobil tersebut.‘Sial! Memangnya gadis polos secantik aku terlihat seperti pencuri apa!’ sungut gadis itu dengan kesal.Padahal Lucaslah yang telah menyuruhnya untuk cepat keluar, tetapi malah dirinya yang disuruh menunggunya. Gara-gara pria itu jugalah Sienna menjadi pusat perhatian orang saat ini.Akhirnya Sienna memilih untuk menjauhi mobil tersebut, lalu memutuskan untuk menghubungi atasannya untuk menanyakan keberadaannya.Akan tetapi, gerakan tangan Sienna yang ingin merogoh ponsel dari dalam tas tangannya terhenti saat ia mendengar namanya dipanggil dari arah belakang punggungnya.“Ternyata kamu sudah selesai?”Pertanyaan yang diajukan Lucas membuat Sienna menghela napas panjang. ‘Bisa-bisanya dia bertanya tanpa rasa bersalah sedikit pun,’ gerutu gadis itu di dalam hati.Perlahan gadis
Baca selengkapnya

Bab 73 - Ada Harga, Ada Kualitas

“Bukannya kamu mau pergi ke rumah orang tuamu, Lucas? Kenapa kita malah berhenti di sini?” Sienna bertanya karena bingung. Pria itu malah memberhentikan mobilnya di parkiran pusat pertokoan. Lucas menoleh sekilas, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, “Memangnya kamu mau datang ke rumahku dengan penampilan seperti itu?” Refleks, Sienna pun memperhatikan penampilannya sendiri. Ia baru menyadari jika saos dari taco yang dimakannya tadi mengenai blouse putihnya. “Astaga, kenapa malah kena sih?” sungutnya. Padahal tadi ia sudah berusaha makan serapi mungkin agar tidak mengotori pakaiannya. Lucas tersenyum sinis. “Sebaiknya kamu perbaiki cara makanmu. Jangan sampai mempermalukanku nanti,” ucapnya mengingatkan gadis itu. Sienna memutar bola matanya dengan malas. ‘Huh, memangnya cara makanku sejelek itu? Ini namanya lapar … eh, lahap,’ gerutu gadis itu di dalam hati. Sienna akui kalau marah-marah di pagi hari ternyata cukup menguras tenaganya sehingga tanpa sadar ia menghabiskan taco yan
Baca selengkapnya

Bab 74 - Berkunjung ke Rumah "Calon Mertua"

“Bagaimana, Nona? Apa Anda mau mencobanya? Kebetulan ukuran yang pas untuk Nona hanya tinggal satu ukuran ini saja karena baju yang satunya sudah dipesan oleh pelanggan lain.”Pelayan toko masih berusaha membujuk Sienna untuk membeli pakaian rekomendasinya itu.Sienna hanya bisa tersenyum kikuk. Ia pun menoleh kepada Lucas yang sedang duduk santai menikmati secangkir kopi yang disediakan oleh salah seorang pelayan toko untuknya.“Sebentar sa-saya tanyakan dulu kepada ...," Ucapan Sienna terhenti. Ia tertegun sejenak, lalu akhirnya ia melanjutkan, “saya tanyakan dulu kepada kekasih saya."Dengan sangat terpaksa Sienna mengakui Lucas sebagai kekasihnya. Akan terasa aneh apabila ia mengatakan bahwa Lucas adalah atasannya. Pastilah pelayan toko itu akan menatapnya dengan penuh curiga. Apalagi tadi Lucas sendiri telah mengakui dirinya sebagai kekasihnya.“Baiklah, Nona,” sahut pelayan toko tersebut.Sienna pun bergegas menghampiri Lucas. Pria itu pun langsung menatapnya dan bertanya, “Suda
Baca selengkapnya

Bab 75 - Buaya Mesum

“Hapus air liurmu itu. Jangan memalukanku.” Peringatan Lucas menyentakkan lamunan Sienna. Sontak, gadis itu menyeka sudut bibirnya, lalu bercermin melalui kaca spion tengah yang ada di mobil tersebut. Wajahnya sudah terlihat cerah dan cantik dengan riasan tipis yang dipoles di wajahnya selama perjalanan tadi. “Mana ada air liur,” sungut Sienna yang telah melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucas. 
Baca selengkapnya

Bab 76 - Sambutan Dingin Part 1

“Kamu cukup lakukan bagianmu yang terbaik saja, Sienna. Tidak perlu memikirkan hal yang lain,” Lucas kembali menenangkan sekretarisnya tersebut, lalu bergegas turun dari mobilnya. Ia yakin orang tua dan saudaranya pasti sudah tidak sabar bertemu dengannya. Tanpa berpikir panjang, Sienna pun bergegas turun dari mobil tersebut. Lucas memerintahkan salah seorang pelayan untuk membantunya membawakan beberapa barang dari mobilnya. Sienna segera mengikuti langkahnya dan berdiri di samping atasannya itu. Bukannya langsung berjalan masuk ke dalam mansion, tetapi pria itu malah menatap ke arahnya. ‘Kenapa dia?’ batin Sienna seraya mengerutkan keningnya. Lucas pun berdeham pelan, lalu berbisik, “Aku pinjam sebentar tanganmu, Sienna.” Sebelum gadis itu mencerna maksud dari bisikannya itu, Lucas telah meraih tangan gadis itu, menggenggamnya dengan erat, dan bersama-sama mereka masuk ke dalam mansion. Tindakan tak terduga Lucas tentu saja cukup mengejutkan Sienna. Namun, gadis itu tidak bisa
Baca selengkapnya

Bab 77 - Sambutan Dingin Part 2

“Si buaya mesumnya sudah datang juga rupanya.”Celetukan Ivona Morgan terdengar oleh Sienna. Gadis itulah yang tadi memergokinya dan Lucas. Dia adalah kakak kedua Lucas dan juga kembaran dari Ivory Morgan.“Jaga bicaramu, Ivona. Apa seperti itu caramu menilai adikmu?” cetus wanita paruh baya yang duduk di samping Alvaro Morgan. Wanita itu adalah istri Alvaro dan juga ibu kandung Lucas, Veronica Ramsey.Ivona pun mengerutkan bibirnya dengan masam atas pembelaan ibunya terhadap Lucas. Gadis itu memilih untuk diam daripada ha
Baca selengkapnya

Bab 78 - Rintangan yang Harus Dilalui

 “Berhentilah menilai Sienna secara sepihak saja, Ibu.”  Lucas memperingatkan ibunya agar tidak lagi menyudutkan Sienna dengan sindiran yang menyakitkan. Pria itu merasa ibunya sudah keterlaluan. “Kenapa sekarang kamu malah membelanya, Luke? Seharusnya kamu tahu kalau Ibu memikirkan tentang kebaikanmu,” timpal Veronica yang merasa sangat kecewa dengan sikap putranya. Lucas menghela napas panjang. “Seharusnya Ibu senang karena Ibu tidak perlu bersusah payah menjodohkanku lagi. I
Baca selengkapnya

Bab 79 - Menjadi Bahan Sindiran

“Kenapa masih berdiri di sana?” celetuk Alvaro karena melihat Lucas dan Sienna masih berdiri di depan gazebo.Sienna dapat melihat keengganan Lucas, tetapi ia kembali membujuknya dengan menarik ujung lengan kaos pria itu. “Lucas ….”Lucas pun menoleh. Binar mata Sienna yang sedang menatapnya cukup memenuhi ekspektasinya terhadap sandiwara gadis itu.Akhirnya Lucas pun berjalan masuk ke dalam gazebo, disusul Sienna. Mereka duduk berdampingan, berhadapan langsung dengan kedua orang tua pria itu.
Baca selengkapnya

Bab 80 - Jurang Penuh Kebohongan

 ‘Ke-kenapa ada dua orang yang berwajah sama di sini?’ batin Sienna yang masih diliputi kebingungan. Sepasang netranya masih terbelalak lebar, menatap sosok wanita yang berdiri di belakangnya dan sedang tersenyum sumringah padanya. Wanita itu mendorong stroller bayi yang dibawanya, masuk ke dalam gazebo. Veronica bergegas beranjak dari tempat duduknya untuk membantunya. Ia menggendong cucunya yang sedang didudukkan di atas stroller tersebut. Wajahnya berubah sangat ceria. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
32
DMCA.com Protection Status