Semua Bab Kekasih Bayaran Tuan Presdir Arogan: Bab 161 - Bab 170

319 Bab

Bab 161 - Ciuman yang Memabukkan

Saat ini seluruh pikiran Lucas terasa melayang. Denyut jantungnya berpacu dengan sangat hebat dan gejolak aneh merayap di dalam dadanya.Perlahan genggaman tangan Lucas telah melonggar sehingga Sienna dapat menarik dasi Lucas dan ia dapat leluasa memagut bibirnya.Meski penuh kejutan, Lucas merasakan kehangatan yang aneh, tetapi menyenangkan dari tindakan spontan yang dilakukan Sienna. Detik itu, segala kekhawatiran dan kekesalan seakan menghilang, tergantikan oleh momen manis yang tidak akan pernah ia lupakan.Baru lima detik berlangsung, Sienna telah menarik wajahnya kembali sehingga bibir mereka tidak lagi saling menyapa. Padahal Lucas belum sempat membalas kejutan yang diberikan Sienna padanya, tetapi gadis itu malah membiarkan gelora yang baru saja siap membara, padam begitu saja.“Sienna, kamu ….”“Sst!” Sienna meletakkan telunjuk lentiknya di atas bibir Lucas.Suara gadis itu terdengar menggelitik telinganya dan berhasil menghipnotisn
Baca selengkapnya

Bab 162 - Kamu dan Dia Sama Saja

“Sienna, tunggu!”Suara teriakan Lucas tidak digubris oleh Sienna. Gadis itu terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Meskipun pandangannya buram dan penerangan jalan di area komplek rumahnya tidak begitu terang, tetapi Sienna sudah menghapal arah jalan menuju ke rumahnya.Beberapa kali gadis itu hampir terjatuh karena tidak bisa berjalan dengan benar. Lucas hanya bisa menghela napas panjang. Ia terpaksa mengikuti dan mengawasi gadis itu dari belakang karena mengkhawatirkan keadaannya.Apalagi suasana sepi di sekitar jalan kecil itu cukup berbahaya bagi seorang gadis berjalan seorang diri. Langkah Lucas memelan ketika melihat Sienna menghentikan langkahnya.Gadis itu menoleh ke arahnya. “Berhenti … mengikutiku!” tukasnya dengan wajah yang masih tampak kesal."Aku hanya ingin memastikan kamu selamat sampai di rumah saja, Sienna,” cetus Lucas atas kepeduliannya tersebut.Sienna masih menatapnya dengan penuh amarah. "Aku sudah bilang … aku bisa sendiri, Lucas. Kamu … selalu saja ingin m
Baca selengkapnya

Bab 163 - Aku Ada Di Sini Untukmu

“Siapa yang kamu maksud, Sienna?” selidik Lucas. Tiba-tiba saja ia merasa sangat penasaran dengan sosok lelaki yang dimaksud gadis itu. Akan tetapi, Sienna malah tertawa kecil. Suaranya terdengar pahit. “Apa pedulimu? Aku ini hanya sekretarismu dan kekasih bayaranmu saja, Lucas. Kita bukan siapa-siapa selain kedua hal itu. Jadi, kamu … tidak berhak mengurusi kehidupan pribadiku.” Lucas merasakan kepedihan di balik kata-kata Sienna. "Bagiku, sekarang kamu sangat berbeda, Sienna. Aku ingin hubungan kita lebih dari itu. Sekarang aku mengkhawatirkanmu lebih dari sekedar sebagai seorang atasan dan aku ingin mengetahui semuanya tentangmu," ujarnya dengan suara rendah, berusaha menahan emosinya terhadap sikap gadis itu. Sienna menatap Lucas dengan mata berkaca-kaca, tetapi tetap mencoba menahan air matanya. “Apa kamu pernah dikhianati seseorang?" tanyanya. Lucas tertegun. "Selama bergumul di dunia bisnis, aku rasa pengkhianatan bukan lagi hal yang aneh," gumamnya. Sienna menggeleng. "Ka
Baca selengkapnya

Bab 164 - Malam yang Tak Akan Terlupakan

“Sienna, kau─” Lucas tidak melanjutkan ucapannya. Ia melihat Sienna telah berjongkok sembari memegang perutnya. Gadis itu merintih pelan.Lucas mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, kemudian membungkuk untuk membersihkan sepatunya terlebih dahulu dengan sapu tangan dari jasnya, lalu membuang sapu tangan kotor tersebut.Ia pun membantu Sienna berdiri. “Berhentilah membuat ulah lagi, Sienna. Kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak bermaksud menyakitimu," kata Lucas dengan nada yang lebih tenang, tetapi tetap tegas.Sienna mengangguk lemah, membiarkan Lucas membantunya masuk ke dalam mobil karena ia tidak memiliki tenaga untuk melawan lagi. Setelah memastikan gadis itu duduk dengan aman, Lucas menutup pintu dan bergegas ke sisi pengemudi.Saat perjalanan menuju rumah Lucas, suasana di dalam mobil menjadi hening. Lucas sesekali melirik Sienna yang kini tertidur pulas di kursi penumpang, wajahnya terlihat lebih tenang meskipun masih pucat.“Semoga saja besok kamu masih mengin
Baca selengkapnya

Bab 165 - Meniduri Sepuluh Wanita

Cahaya mentari menyusup masuk melalui celah tirai, menerangi kamar yang masih dalam keheningan dengan penerangan yang sangat minim. Keadaan ruangan tersebut sangat kacau dengan beberapa helai pakaian berserakan di atas lantai.Terlihat dua sosok insan berlawanan jenis sedang terlelap dengan posisi yang sangat intim. Keduanya saling menghangatkan satu sama lain di bawah satu selimut besar yang menutupi tubuh polos mereka.Kedamaian itu akhirnya terusik dengan suara dering ponsel yang berbunyi tanpa henti. Pemuda pemilik surai merah menyala itu mengerang pelan. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia mengulurkan tangannya ke arah meja yang ada di samping ranjang dan meraih benda yang telah mengganggu tidurnya.“Halo?” Suara pria muda itu terdengar serak karena baru bangun, menjawab panggilan tersebut.“Bocah Sialan! Kamu masih tidur jam segini, hah? Apa kamu mau matahari membakar pantatmu baru kamu mau bangun?”Bentakan parau dari seorang lelaki tua memenuhi telinga pemuda itu. Son
Baca selengkapnya

Bab 166 - Semangat Membara

Oliver mengulurkan tangannya dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandangannya untuk melihat wajah Anna dengan lebih jelas.‘Ternyata dia cukup manis juga kalau diam seperti ini,’ batin Oliver yang telah menyunggingkan salah satu sudut bibirnya.Tatapan Oliver tertuju pada bibir Anna yang terbuka sedikit. Ia meneguk salivanya dengan bersusah payah. Terbesit niatnya untuk menuntaskan dahaganya mencicipi bibir manis tersebut.“Aku rasa … tidak ada salahnya kan kalau aku meminta kompensasi atas perbuatannya semalam,” gumam Oliver.Perlahan pria itu mendekatkan wajahnya. Dengan hati-hati ia meraup bibir gadis itu, kemudian memagutnya dengan lembut. Ia dapat merasakan debaran jantungnya yang kian meningkat semakin cepat ketika ia mempercepat pagutan bibirnya.Kedua tangannya tidak diam saja. Ia memegang kedua bongkahan kenyal nan padat yang memicu gairahnya semakin berkobar. Tindakannya itu membuat gadis itu mendesah pelan.Oliver tersenyum smirk. Desahan Anna terdengar sangat ma
Baca selengkapnya

Bab 167 - Kamu Pantas Mendapatkannya!

“Sayang sekali kamu malah melupakannya. Padahal semalam kita telah menghabiskan malam panas penuh gairah yang sangat memuaskan,” ucap Oliver seraya mendekati gadis itu.Oliver memperlihatkan senyum miring yang biasa membuat banyak wanita luluh. Namun, Anna tidak terpengaruh sedikit pun dengan kharisma yang diperlihatkannya.“Apa kamu mau kita mengulanginya sekali lagi,” bisik Oliver di telinga Anna dengan suara yang terdengar sangat menggoda.Anna terkesiap. Netranya telah menyalang tajam tatkala tangan Oliver telah menyentuh salah satu gunung kembarnya dan meremasnya dengan lancang!Akan tetapi, tindakan ceroboh Oliver berhasil menciptakan kesempatan bagi Anna untuk memutar balikkan keadaan. Tanpa aba-aba, Anna langsung melayangkan tinjunya pada mata kanan Oliver sehingga pergelangan tangannya yang lain ikut terbebas.Pria itu kembali merintih kesakitan. Namun, Anna tidak memberikannya kesempatan sedikit pun. Ia menarik lengan Oliver, lalu dengan sekuat tenaganya ia melempar tubuh pr
Baca selengkapnya

Bab 168 - Tidak Ingat

Sementara itu di apartemen Lucas Morgan ….Keheningan masih menyelimuti kamar tidur Lucas hingga suara dering memecahkan ketenangan tersebut. Sienna menggeliat kecil. Ia menutup salah satu telinganya dengan bantal, mencoba meredam kebisingan yang mengganggu tidurnya tersebut.Sebelum ada yang sempat menjawab panggilan tersebut, dering gawai itu telah berhenti. Sienna berniat kembali terlelap dalam alam mimpinya, tetapi ia merasakan kejanggalan saat tangannya meraba sesuatu di sampingnya.‘Apaan ini?' Kening Sienna telah berkerut. Saat ia meremas 'sesuatu' yang dirabanya itu, ia kembali membatin, 'Kenapa rasanya keras dan padat, tapi ... rasanya hangat?’ “Ehem!”Suara dehaman yang terdengar berat mengagetkan gadis itu. Dengan netra yang setengah terbuka, Sienna mencoba memastikan keadaan di sekitarnya.Tatapannya bertemu dengan sorot mata biru langit yang terlihat sayu karena baru saja terjaga karena tindakannya tadi.Sienna terdiam mematung selama tiga detik. Netranya mengerjap berul
Baca selengkapnya

Bab 169 - Sia-sia

Mendengar suara tawa yang meluncur dari bibir pria itu, Sienna pun melayangkan tatapan tajamnya dan bertanya, “Kamu mempermainkanku?” Lucas menghentikan tawanya dan menggeleng pelan. “Tidak juga. Tapi, semalam kamu memang sudah membuatku melihat sisimu yang berbeda, Sienna,” ungkapnya. Sienna pun tertegun. Muncul kekhawatiran di dalam hatinya atas hal yang mungkin telah dilakukannya tanpa disadarinya. ‘Apa aku sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya?’ batinnya, was-was. “Kenapa … kenapa aku bisa bersamamu? Seingatku, aku bersama Anna ….” Ucapan Sienna terhenti sejenak. Ia menatap Lucas dengan penuh selidik. “Semalam bagaimana kita bisa bertemu?” tanyanya, memastikan. Melihat Sienna yang telah bersikap sedikit lebih tenang, Lucas pun menegakkan tubuhnya. Ia pun duduk dengan menyilangkan kedua kakinya, menghadap gadis itu.“Kamu menghubungiku semalam dan memintaku untuk menjemputmu di sana,” jawab Lucas atas pertanyaan sekretarisnya tersebut. Lucas sengaja berbohong. Ia t
Baca selengkapnya

Bab 170 - Belum Siap Menghadapi Kemungkinan Terburuk

“Sienna, kamu memang sudah tidak tertolong lagi,” monolog Sienna atas sikap memalukannya yang dilakukannya saat mabuk.Ia menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum mengingat kembali hal gila apa lagi yang sudah dilakukannya."Apa karena itu dia tidak marah meskipun aku memanggilnya Zombi Kutub?" terka Sienna.Ia kembali teringat dengan percakapannya bersama Anna di mana Anna menyimpulkan kalau Lucas memiliki hati dengannya. Walaupun Sienna ingin menampik dugaan sahabatnya tersebut, tetapi hal yang terjadi saat ini memperkuat dugaan itu. Lucas tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan atau kebencian, malah sebaliknya, dia terlihat begitu sabar dan penuh perhatian padanya tadi."Apa mungkin Anna benar?" Sienna mencoba memahami situasi yang terjadi di antara mereka, "apa mungkin … Lucas benar-benar menyukaiku?"Gadis itu merenung cukup lama, tetapi ia terus menggelengkan kepalanya berulang kali. Hatinya masih tak percaya jika Lucas memiliki perasaan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
32
DMCA.com Protection Status