Home / Romansa / Penakhluk Hati sang Miliarder / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Penakhluk Hati sang Miliarder: Chapter 41 - Chapter 50

63 Chapters

Bulan Depan

"Semoga saja, apa yang aku rencanakan berjalan sesuai harapanku!" gumam batin natasha berjalan menuju ke arah pintu rumahnya yang tertutup rapat.Ting tongNatasha memencet bel pintu rumahnya. Sesekali, ia melirik ke arah Darren yang berdiri tepat di sampingnya. Terlihat tampan, gagah dan nyaris terbilang sangat sempurna."Ya Tuhan, aku tak menyangka dia mau menolongku," gumam batin Natasha menyeringai.CeklekPintu terbuka. Senyum natasha mengembang saat bertemu dengan simbok Narti yang membuka pintu untuknya."Non Cacha," ucap simbok Narti seakan tak percaya melihat kedatangannya. Yah, wanita tua yang bertubuh besar itu seakan seperti mimpi melihat anak majikannya itu pulang ke rumah. "Apa ka ...."Natasha terkejut saat mbok narti tiba-tiba memeluknya begitu erat. Seakan meluapkan rasa rindu yang tak tertahan."Akhirnya, Non Cacha pulang juga!" kata Mbok Narti melepas pelukannya. "Iya, Mbok. Mbok sehat?" tanya Natasha tersenyum saat pengasuhnya waktu kecil menganggukan kepala."Sy
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Tunangan yang sesungguhnya

Sejenak, degupan jantung natasha kian tak beraturan saat Darren meraih tangan kirinya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat tatapan hangat tersirat jelas dari wajah tampan yang di miliki Darren."Kita sama-sama tak memiliki pasangan. Tak ada salahnya juga kalo kita berdua menikah untuk mereka semua. Yah, meskipun tidak ada rasa di antara kita berdua!" tutur Darren tersenyum tipis."Mas Darren, apa kamu sadar dengan perkataan kamu itu?" tanya Natasha memastikan."Ini bukan main-main, lho! Apa mas tau, jika kita menikah nanti itu ...," kata Natasha terhenti."Aku tidak main-main, Amora!" tegas Darren.***Natasha duduk termenung di tepi kolam renang. Dua manik bola matanya tak berhenti menatap ke arah kakinya yang berada di dalam kolam renang."Huft! Sungguh, aku masih sangat tak percaya dengan jalan pemikiran dia. Bagaimana bisa dia menyetujui permintaan papa? Apa dia pikir menikah itu sebuah permainan apa? Padahal, aku itu ingin menikah satu kali seumur hidup. Dan baga
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

pangeran kecilku

Rania!Rania Adisti, wanita cantik nan pintar yang dulu satu kampus dengan Bara. Berkat pertolongannya, Bara bisa menyelesaikan kuliah tanpa harus berpikir keras."Maaf, Mas. Saya benar-benar tak sengaja menabrak mobil Mas!" ucap Rania menangkupkan kedua tangan untuk meminta maaf.Bara tak berhenti mengerjap. Untuk kali pertama, ia memandang Rania begitu dekat. Sungguh sangat begitu cantik hingga Bara tak mampu berpaling.Sejenak, lamunan bara buyar seketika saat telapak tangan yang ukurannya lebih kecil dari tangannya bergoyang-goyang di depan mata."Maaf," suara manis itu keluar dari bibir ranum Rania."Saya benar-benar ....""Apa kamu Rania?" tanya Bara memastikan.Rania mengangguk perlahan. Bibirnya merapat seraya mengamati seseorang yang mengetahui namanya."Mas Bara kah?" "Syukurlah, kalo kamu masih ingat!""Ya ingatlah, Mas! Mana mungkin aku lupa dengan orang yang telah membuatku pusing setiap kali mendapatkan tugas," gerutu Rania tersenyum tipis ketika kembali mengingat masa l
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Amarah Darren

Darren menyeringai. Rasa rindu yang tertahan perlahan mulai terobati saat melihat sosok wanita yang kini telah menguasai hatinya berjalan ke arahnya."Dia benar-benar membuatku gila. Baru kali ini, aku merindukan seseorang yang begitu besar. Rasanya aku tak sabar memberitahu siapa diriku sebenarnya," gumam batin Darren memasukkan ponselnya ke dalam saku celana."Apa kamu baru sampai?" tanya natasha menghampiri Darren yang berdiri di samping mobil. "Iya!" jawab Darren."Ayo masuk! Mereka sudah menunggumu!" ucap Natasha menggandeng tangan Darren.Dua lensa Darren tertuju ke arah tangan putih mulus yang di miliki natasha. Terlihat begitu manis dan cantik dengan mengenakan gelang dan cincin yang telah di berikan oleh sang oma."Oma benar-benar tau apa yang terbaik buat cucu menantunya!" gumam batin Darren menorehkan senyum saat menghampiri dua calon mertuanya yang sudah berada di tempat makan."Ma, Pa, Mas Darren sudah datang!" kata natasha."Selamat sore, om, tante!" Darren menyalami
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Pangeran kecilku

"Itu tidak akan terjadi!" Jawaban Darren seketika membuat senyum natasha mengembang kembali.Di perjalanan, Natasha seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Bibirnya mengecap menahan dinginnya udara malam saat hujan mengguyur kota tersebut.Hampir dua jam lamanya, natasha dan Darren terjebak dalam kemacetan.Entah apa yang terjadi sehingga banyak kendaraan bermotor berbalik arah."Seharusnya, sekarang aku sudah tertidur pulas di kontrakan!" kata batin natasha memejamkan mata saat rasa kantuk datang menghampiri.Darren menoleh. Jemari tangannya dengan lembut membelai rambut natasha yang terurai panjang."Semoga saja pertunangan ini membuat kita semakin erat," harap Darren dalam hati. ****Bara menghela nafas berat. Jemari tangannya mengoyak dasi hitam yang terasa memekik lehernya."Huft! Menjadi jomblo lagi," kata Bara menutup pintu mobil secara perlahan.Sesaat, alis tebalnya bertaut saat melihat motor yang begitu tak asing baginya. Motor yang telah mempertemukannya dengan teman k
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Terciduk

Ada apa?" tanya Natasha berjalan menghampiri Darren yang terdiam setelah menerima telepon.Darren menoleh. Jemari tangannya dengan cepat meraih tubuh lansing natasha dan mendekapnya begitu erat."Semua baik-baik sa ...," ucap natasha terhenti saat Darren kembali menyerang bibirnya. Natasha memejamkan kedua bola matanya. Tubuhnya meremang ketika serangan itu turun ke lehernya. Memberikan tanda cinta yang membekas di leher indahnya tersebut."Auwww," kata natasha mendorong tubuh Darren sekuat tenaga."Kenapa kamu menggigit leherku? Apa kamu ingin membunuhku?" Darren tersenyum. Jemari tangannya dengan lembut memegang dagu natasha dan mengusapnya secara perlahan."Maaf, ya. Lain kali, aku akan melakukannya dengan lembut," ucap Darren mengusap rambut natasha yang terurai panjang."Apa masih sakit?""Heem." Natasha mengangguk manja.Darren mengamati bekas ciumannya itu. Sungguh, ia seakan tak percaya dengan apa yang telah ia lakukan pada natasha."Kita pergi ke rumah sakit sekarang!" ajak Da
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

dua puluh sembilan hari

Natasha tersenyum senang saat Darren memasangkan sabuk pengaman untuknya. Yah, untuk pertama kalinya calon suaminya itu memperlihatkan sisi keromantisan di balik wajah pendiam yang di miliki."Makasih, Calon suamiku!" ucap Natasha menyunggingkan senyum."Iya!" jawab Darren seraya melajukan kendaraan roda empatnya."Hanya iya saja?" tanya batin Natasha mengerutkan dahi seraya memanyunkan bibir mungilnya."Seharusnya, dia itu jawabnya pakai embel-embel, Sayangku, manisku, sweetyku atau apa kek. Kan enak dengernya?" Natasha menggerutu dalam hati. Menghela nafas panjang seraya memandang ke arah jendela mobil yang memperlihatkan pepohonan yang seakan berlari mengejarnya."Natasha, kamu itu amnesia atau apa, sih? Kamu lupa ya, kalo sifatnya emang seperti itu. Pendiam."Dua bola manik mata Natasha beralih ke arah Darren. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa mengimbangi sudut bibirnya yang mengembang. "Tapi, di balik sifatnya itu dia orangnya sangat penyanyang dan pengertian!" Darren mel
last updateLast Updated : 2024-09-15
Read more

Sahabat kecil Darren

"Tidak-tidak! Dia tak mungkin selingkuh. Mungkin saja, dia sedang ke toilet. Trus, handphonenya tergeletak begitu saja. Lalu, salah satu staff karyawannya mencoba mengangkatnya. Yah, mungkin seperti itu. Secara, meskipun sifatnya cuek dan pendiam seperti itu, banyak wanita di kantor yang mengejarnya," gumam natasha mencoba berpikir positif."Tapi, masa' iya seperti itu? Kayaknya tak mungkin, deh!"Natasha diam sejenak. Bibirnya merapat seraya memandang benda layar pipih yang ada di tangannya. "Ahhh, bodo amatlah! Tak ada untungnya jika aku menuduhnya tanpa bukti. Toh, sekarang dia juga sudah menjadi tunanganku!" Natasha meletakkan kembali ponselnya dan melanjutkan kembali pekerjaannya.Di restoran, Darren menghampiri Ratu yang duduk manis seraya menyunggingkan senyum padanya. "Sudah selesai makannya?" tanya Darren duduk tepat di depan Ratu."Heem. Sekali lagi, makasih banyak, ya! Kamu sudah membawa mobilku ke bengkel dan mengajakku makan pula! Entah apa yang terjadi, jika aku tak be
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Bebe

Apa ini?" tanya Natasha seraya memegang gelang hitam yang bertuliskan nama Ratu dan Darren. Natasha mendongak. Memicing seraya berpikir dengan benda couple yang tersimpan dalam laci meja. "Mungkin saja, Ratu ini pacarnya dulu?" Natasha meletakkan benda couple tersebut kembali.Seketika, lamunan natasha buyar saat oma menepuk bahunya."Natasha, kamu saja yang ke kantornya Darren, ya! Oma dan Ratu tunggu di restoran!""Iya, Oma!" jawab natasha tersenyum melihat sang oma melangkah pergi bersama Ratu.Natasha tersenyum tipis. Helaan nafas panjang keluar dari mulut dan hidung mancungnya. Entah kenapa, ada rasa yang aneh saat bertatap muka dengan sahabat kecil tunangannya itu."Kayaknya ada sesuatu di balik persahabatan mereka berdua!" gumam natasha berpikir sejenak. Menyipitkan kedua mata ke arah wanita sexy yang tertawa lepas di samping sang oma."Argh! Ngapain juga aku berpikir macam-macam tentangnya. Ada sesuatu atau tidak di antara mereka. Itu masa lalu mereka dan sudah menjadi kenang
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Tanda cinta di kantor

Ya sudah kalo begitu! Oma akan menunggu Bara di sini!" kata oma mematikan ponselnya."Dasar anak muda sekarang, bisa-bisanya beralasan masih menumpuk pekerjaannya. Hehh, emangnya oma tak pernah apa melewati masa muda sepertinya," gerutu oma meletakkan ponsel miliknya tepat di atas meja."Kenapa oma?" tanya Ratu mengejutkan sang oma.Oma tersenyum. Menatap wanita cantik yang dulu pernah ia jodohkan dengan cucu kesayangannya itu. Tapi, karena beda keyakinan diantara mereka berdua, oma mengurungkan niatnya tersebut."Orang yang lagi kasmaran ya gitu, selalu mencari alasan untuk berdua-duaan," ucap oma yang membuat senyum ratu memudar secara perlahan. "Andai saja, aku menepati janjiku pada Darren, Oma. Sudah pasti, posisi wanita itu adalah aku!" gumam Ratu dalam hati. Seakan menyesali dengan apa yang ia telah perbuat pada Darren Andaraksa."Kamu sendiri bagaimana , Tu? Apa kamu sudah mempunyai tambatan hati?" tanya oma membuat wanita cantik yang berumur dua puluh lima tahun itu tercekat
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status