Semua Bab Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah: Bab 1531 - Bab 1540

1552 Bab

Bab 1531

Tentu saja Veraya yang masih dalam tahap awal kasmaran itu sontak merasa senang mendengar Liam mau satu sekolah dengannya. "Aku benar-benar nggak mengambil buku pelajaranmu, mungkin adik kelasku yang melakukannya. Besok pas di sekolah akan kuminta mereka mengembalikannya kepadamu."Sama seperti Delwyn, Veraya adalah senior yang populer di sekolahnya. Namun, berbeda dengan adik sepupunya, Veraya tidak pernah menindas teman-temannya. Para siswi mengidolakannya, sementara para siswa menganggapnya bak dewi pujaan. Setiap harinya, mereka selalu mengerubungi Veraya setiap hari. Hanya Liam yang selalu fokus belajar sampai terkadang kesal setengah mati karena diganggu oleh Veraya.Walaupun kesal setengah mati, Veraya tetap memiliki posisi tersendiri dalam hati Liam. Itulah yang menyebabkan sejak kecil Veraya jadi cenderung semena-mena dengan Liam. Liam sendiri saat ini belum dewasa dan terlambat menyadari perasaannya sendiri, itu sebabnya dia merasa agak kesal dengan tingkah Veraya.Delwyn pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 1532

"Aku sebenarnya bukan orang yang takut mati," kata Jihan sambil mengusap-usapkan kepalanya ke lekuk leher Wina. "Tapi, setelah bersamamu, entah kenapa aku jadi sangat menghargai nyawaku."Itu sebabnya Jihan sampai berkonsultasi dengan berbagai macam dokter yang ada di penjuru dunia. Sayangnya, tidak ada yang bisa memberikan Jihan jawaban yang dia harapkan. Sepertinya, makin cepat waktu berlalu, makin sedikit yang bisa Jihan lakukan ....Wina yang jadi ikut merasa takut pun memeluk Jihan dengan erat. Hatinya terasa begitu sakit karena perkataan Jihan seolah-olah seperti sedang mengucapkan selamat tinggal kepadanya."Kamu punya aku dan juga anak kita, jadi sudah seharusnya kamu menghargai nyawamu. Kalau nggak, gimana dengan kami?" tanya Wina sambil berulang kali mengelus bagian belakang kepala Jihan dengan lembut.Jihan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Wina. Setelah berhasil melewati lima tahun ini, sekarang Jihan bisa merasakan dengan lebih jelas bagaimana nyawanya perlahan meregan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 1533

Malam itu hujan turun. Delwyn berjalan keluar dari sekolah sambil menggunakan payung. Saat sedang memasuki sebuah gang, tiba-tiba dia malah bertemu dengan sekelompok orang luar negeri yang masing-masing memegang tongkat besi.Kepintaran Delwyn membuatnya sesekali harus berhadapan dengan para orang bodoh yang mengusiknya. Dia awalnya menahan diri karena selalu teringat pesan ayahnya, hingga suatu hari dia dijebak.Saat itu, ada orang yang memasukkan obat yang dia kembangkan ke dalam gelas air profesornya. Pasti akan ada korban jiwa seandainya bukan karena ada murid lain yang mengetahui hal ini. Delwyn yang tidak tahan lagi pun akhirnya melakukan kekerasan.Dalam satu hari, Delwyn menghajar puluhan orang hingga penjuru sekolah tahu mengenai perbuatannya. Seandainya dia tidak dibela oleh si profesor yang memercayainya, pihak sekolah pasti akan mengeluarkan Delwyn. Akan tetapi, kejadian ini justru membuat para siswa yang jahat itu makin membenci Delwyn. Mereka iri sekali karena sekarang si
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 1534

Delwyn pun berjalan mengikuti Jihan kembali ke mobil dan sontak tertegun saat melihat Wina, lalu bertanya, "Kok Ibu ada di sini juga?"Saat melihat putranya yang sudah beranjak remaja, mata Wina pun menjadi berkaca-kaca. Sudah lama sekali dia tidak bersua dengan Delwyn. "Kami diam-diam ke sini untuk melihatmu, tapi ternyata kamu malah dirundung masalah begini ...."Wina makin merasa sedih saat melihat bekas sol sepatu di pipi putranya. Dia mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah Delwyn, tetapi gerakannya terhenti di tengah udara karena Wina takut putranya merasa jengah.Delwyn menyadari sorot tatapan ibunya yang ragu. Tidak seperti sebelumnya, Delwyn yang sekarang juga sudah tidak lagi memandang rendah orang-orang. Dia justru menggenggam tangan ibunya dan meletakkannya di wajahnya.Begitu menyentuh wajah Delwyn yang tirus, Wina tidak tahan lagi. Dia langsung memeluk tubuh putranya yang basah kuyup. "Kalau tahu kamu bakal ditindas, Ibu nggak bakalan mengizinkanmu ke luar negeri lim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 1535

Liam yang sedang berdiri di tengah terpaan hawa dingin pun menstabilkan suaranya yang gemetar seraya berkata, "Veraya, menolehlah. Lihat aku ...."Gisel menoleh sambil menahan amarahnya. Dia bisa melihat Liam sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, tubuhnya hanya mengenakan sehelai kemeja tipis di tengah udara sedingin ini.Gisel tertegun sesaat, lalu segera memalingkan pandangannya dan menjawab dengan nada datar, "Liam, sekarang aku sudah nggak menyukaimu lagi. Berhentilah mengusikku dan pacarku."Setelah itu, Gisel langsung menutup telepon dan berjalan kembali ke asrama sambil berpegangan tangan dengan pacarnya. Akan tetapi, pacarnya itu malah menanyakan hal yang membuat Gisel merasa tertohok, "Kalau kamu merasa sangat terganggu olehnya, kenapa kamu nggak blokir saja nomornya?"Jika Gisel memblokir nomor Liam, pemuda itu tidak akan pernah bisa meneleponnya lagi. Gisel menurunkan pandangannya dan berpikir sejenak, lalu akhirnya memblokir nomor Liam tepat di hadapan pacar pert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 1536

Berlin yang baru berusia 18 tahun itu refleks mengepalkan tangannya mendengar ucapan Delwyn. Akan tetapi, dia tidak tahu harus membalas apa. Dia akhirnya hanya bisa menggertakkan gigi dan menahan helaan napasnya saat Delwyn berjalan melewatinya.Berlin bersumpah tidak akan pernah menyukai Delwyn atau akan dia buat pemuda itu menyesal selamanya. Delwyn yang saat itu tidak tahu apa itu rasa cinta juga tidak ambil pusing dengan rencana balas dendam Berlin ....Delwyn menggendong Gisel ke bawah sambil terus mengeluhkan betapa beratnya tubuh Gisel. Gisel marah sekali sampai-sampai dia menjambak rambut adik sepupunya. Mereka berdua nyaris saja berkelahi sepanjang perjalanan menuju mobil pengantin ....Jihan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan tingkah kedua anak itu, lalu menggenggam tangan Wina dan mengikuti rombongan mobil pengantin menuju hotel ....Gisel tidak memiliki ayah, jadi Jihan-lah yang mengambil peran sebagai ayahnya. Dia yang akan menggandeng tangan Gisel berjalan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 1537

Delwyn mematikan lampu dan berbaring miring di atas kasur sambil meringkukkan tubuhnya menyerupai bola. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa semenjak kelahirannya, ayahnya sudah menahan rasa sakit dan menemaninya seolah-olah tidak terjadi apa-apa hingga Delwyn akhirnya perlahan tumbuh dewasa ....Delwyn jadi teringat betapa cuek dan tidak acuhnya dia terhadap ayahnya sewaktu masih kecil. Saat mengingat kembali semua hal kurang ajar yang dia lakukan semasa kecil, Delwyn menampar wajahnya sendiri dengan keras ....Setelah itu, Delwyn yang selama ini belum pernah menangis pun menutupi wajahnya dan membenamkan dirinya di tempat tidur sambil menangis hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang akan ditelantarkan ....Sebelum ini Delwyn tidak tahu arti kematian, tetapi sekarang kematian itu mendadak begitu dekat di hadapannya. Delwyn akhirnya menyadari betapa dia sebenarnya sangat menyayangi kedua orang tuanya. Setiap malam, Delwyn mengorbankan tidurnya dem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 1538

Tentu saja Jihan tidak bisa menyembunyikan perkembangan robotnya dari Jefri. Sebelum Jihan datang, Jefri sudah berdiri di depan mesin sambil berusaha memperbaiki fungsinya.Dari balik kaca, Jihan bisa melihat gerakan tangan Jefri yang mengetikkan kode dengan cepat. Lalu, Jihan melihat bagaimana robot yang berada di samping mengikuti kendali Jefri dan berbicara seperti orang sungguhan. Jihan pun tersenyum kecil."Jefri ...."Jefri langsung berhenti bekerja dan menoleh menatap Jihan. Selama beberapa tahun terakhir, Jihan terus bekerja keras siang dan malam demi mengembangkan robot ini walaupun harus melawan rasa sakit.Jefri tidak bisa tinggal diam, jadi dia berinisiatif untuk membantu Jihan. Walaupun dia tidak sehebat Jihan, berkat usahanya yang pantang menyerah, akhirnya robot itu selesai."Kak Jihan, kapan Kak Jihan berencana menunjukkan robot ini kepada Kak Wina?"Jihan mendorong tangan Daris yang memapahnya menjauh, lalu berdiri tegak dan berjalan perlahan menuju robot itu. Dia pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 1539

Di Gunung Kiron, hujan salju turun dengan lebat di hari pesta ulang tahun Delwyn, mirip seperti hujan deras di mana Wina bangun dari komanya. Wina yang masih setengah sadar hanya berdiri diam, melamun di depan jendela bahkan sampai lupa turun ke lantai bawah.Setelah Jihan ganti baju, dia keluar dari kamar ganti dan melihat Wina yang berdiri diam di depan jendela. Jihan pun ikut berdiri bersama Wina.Jihan menatap punggung Wina, sosok wanita yang sudah mendarah daging dalam jiwanya. Jihan teringat ke masa mereka masih muda, saat Wina yang disinari cahaya berlari menghampirinya, dengan rambut panjang berkibar dan mata cerah. Sosok Wina saat itu membuat gelora membara dalam hati Jihan.Dalam hidup ini, hal yang paling tak terlupakan, hal yang paling menakutkan bagi Jihan jika sampai terlupakan adalah sosok Wina. Kenapa semua orang di dunia ini bisa berumur panjang, hanya dirinya yang akan kehilangan segalanya sebelum menyentuh usia 50 tahun ....Jihan tidak menyalahkan takdir karena tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 1540

Pohon mati yang tumbang dan malang-melintang di Gunung Kiron membuat suasana sendu di daratan pegunungan. Jihan ingin terus melangkah, tetapi entah kenapa dia perlahan duduk di sepanjang pohon mati itu.Delwyn yang mengikuti di belakang pun berjalan menghampiri ayahnya sambil membawa payung.Beberapa butir salju menempel di tepi payung. Bulu mata lentik Jihan bergetar sesaat, tetapi dia tidak menoleh ke belakang."Duduklah."Delwyn takut ayahnya basah karena salju yang berjatuhan. Dia pun duduk di sebelahnya, menekuk lutut dan menyandarkan siku di pahanya, ujung payungnya dimiringkan ke sisi ayahnya.Ayahnya kini berbeda dengan dulu. Saat ini ayahnya mengenakan jas hitam, lehernya dibalut syal putih. Meski gayanya masih seperti dulu, ekspresinya terkesan menyiapkan perpisahan."Ayah."Delwyn memanggilnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Rasanya seperti ada yang harus dikatakan, tetapi entah apa yang harus dikatakan. Intinya, rasanya selalu ada rasa penyesalan yang akan datang ....
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151152153154155156
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status