All Chapters of Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Chapter 2211 - Chapter 2220

2236 Chapters

Bab 2211

Ekspresi Reina sedikit berubah, lalu dia menjawab, "Mungkin karena semalam nggak tidur nyenyak."Setelah itu, dia ingin bertanya pada Revin kenapa semalam dia datang menemuinya."Oh ya, apa semalam kamu datang?" Reina berbohong, "Semalam aku sudah ngantuk, jadi nggak sadar sudah tidur, tapi samar-samar aku dengar kamu memanggilku."Revin mengangguk. "Hmm, ya.""Ada apa?" tanya Reina.Reina menanyakannya dengan sangat berani, hingga Alana dan yang lainnya bisa mendengarnya. Mereka pun langsung menajamkan pendengaran mereka.Revin memandang para penggosip ini, menjawab sambil tersenyum, "Bukan hal penting. Kemarin Deron bawain barbekyu, jadi aku mau nawarin kalian.""Oh, ternyata begitu."Reina berpikir ada sesuatu yang penting.Mendengar itu, Alana mengerutkan kening. "Pak Revin, kenapa kamu nggak adil begitu? Deron minta kamu ngajak kami, tapi kamu cuma ngajak Reina."Revin tersenyum. "Aku juga mengetuk pintu kamar kalian, tapi mungkin karena sudah terlalu malam, jadi kalian sudah tidu
Read more

Bab 2212

Biasanya, keluarga besar banyak perkelahian. Keluarga Reidar bukan pengecualian, tetapi semuanya dilakukan secara diam-diam, bahkan Deron sendiri hampir kehilangan nyawanya."Kak, sudah, relakan saja. Cari pasangan yang bisa menjagamu," kata Deron lagi.Revin tersenyum lagi. "Aku mengerti. Jangan khawatir, aku sudah merelakannya sejak lama."Deron mengangguk mengerti.Sisil berjalan keluar. "Pak Revin."Revin menatapnya. "Semoga pernikahan kalian bahagia dan langgeng.""Terima kasih," kata Sisil."Aku harus kembali, jadi aku nggak akan tinggal lama. Sampai jumpa lagi."Revin berkata kepada mereka saat melihat sopirnya datang.Sisil dan Deron memperhatikan kepergiannya.Setelah melihatnya pergi, Sisil merasa kasihan padanya. "Pak Revin sangat baik, sayang sekali dia belum dipertemukan sama pasangannya.""Dia memang keras kepala," kata Deron.Mendengar itu, Sisil tersenyum. "Kamu bilang orang lain keras kepala, apa kamu nggak ngerasa kalau kamulah yang keras kepala?"Deron menunduk dan m
Read more

Bab 2213

"Baiklah." Gaby tidak bisa berkata apa-apa lagi.Bagaimanapun, Ekki itu bawahan Maxime.Ekki bahkan mengambil cuti kerja untuk datang dan menjemputnya, sementara Maxime tidak datang untuk menjemput Reina. Ini terkesan kurang baik.Akhirnya, sebuah mobil perlahan datang dan berhenti di depan keduanya.Gaby melihat mobil mewah di depannya dengan bingung. Dia tidak masuk ke dalam mobil, mengira itu sopir Reina.Namun, jendela mobil diturunkan, memperlihatkan wajah Maxime.Melihatnya datang, Reina tampak bingung. "Kenapa kamu di sini?""Mau jemput kamu." Maxime sudah keluar dari mobil saat mengatakan itu, mengambil koper di tangan Reina."Bukannya kamu masih mau ngurus sesuatu?"Reina bukanlah gadis muda yang baru pernah jatuh cinta, yang berharap pacarnya bisa menjemput dan mengantarnya ke mana pun dia pergi.Yang dia inginkan hanyalah agar Maxime menjalankan perusahaan dengan baik dan kehidupan mereka menjadi lebih baik."Jemput kamu juga nggak lama, kok." Maxime menjawab, kemudian menat
Read more

Bab 2214

"Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,
Read more

Bab 2215

Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un
Read more

Bab 2216

Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari
Read more

Bab 2217

Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t
Read more

Bab 2218

Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.
Read more

Bab 2219

Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da
Read more

Bab 2220

Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status