Tuan Besar Jacob buru-buru mengacak-acak bidak caturnya, "Aduh, penglihatan Kakek sudah nggak bagus, Kakek salah lihat. Ayo main lagi."Alana refleks menghela napas, "Kakek, ini sih namanya Kakek sengaja.""Ya ampun, Kakek bilang 'kan mata Kakek sudah nggak bagus. Begini cara Kakek dan Riko main catur."Alana benar-benar tidak menyangka Tuan Besar Jacob hanyalah seorang pria tua yang nakal, bahkan Riko terpaksa menyenangkan hatinya.Masalahnya, Riko belum pulang dan sekarang permainan diulang.Jovan bergegas keluar begitu mendengar perdebatan mereka berdua."Sudahlah, Kakek, Alana 'kan lagi hamil. Biarkan saja dia."Baru pada saat itulah Tuan Besar Jacob teringat.Dia buru-buru berkata, "Oh, ya, ya. Ya ampun, ingatanku ini.""Alana, kali ini kamu yang menang," kata Tuan Besar Jacob dengan segera.Dia sebenarnya merasa takut.Sebenarnya, barusan Tuan Besar Jacob bukannya sengaja, dia memang lupa.Seiring bertambahnya usia, ingatannya sudah tidak sekuat dulu. Dia bisa mengingat banyak ha
Last Updated : 2025-01-05 Read more