Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 251 - Bab 260
339 Bab
251). Rendah Diri
***"Mana ya, kok belum datang juga?""Enggak tau. Kecebur di rawa-rawa dulu kali."Arka yang sejak tadi duduk menemani Aludra di pinggir kolam menjawab dengan malas-malasan pertanyaan yang dilontarkan Aludra padanya.Hari ini—sesuai rencana, Arka datang ke rumah Aludra untuk mengajak perempuan itu ke mall—mencari perlengkapan bayi yang harus mulai disiapkan untuk si kembar.Namun, rencana tersebut tiba-tiba saja batal ketika ternyata Dewa sudah menyiapkan semuanya.Punya koneksi dengan beberapa pengusaha, Dewa sengaja memesan semua perlengkapan bayi dari salah satu teman dekatnya yang kebetulan punya usaha perlengkapan bayi yang cukup ternama.Selain kualitas sudah terjamin, Dewa bilang dia akan lebih tenang karena Aludra tak harus keluar rumah. Dan siang ini dia sengaja meminta langsung manajer di perusahaan temannya itu untuk membawa katalog berisi perlengkapan bayi mulai dari baju, dan pernak-pernik lainnya untuk dipilih langsung oleh Aludra dan Arka.Sebenarnya Arka cukup merasa
Baca selengkapnya
252). Tak Ada Kabar
***Arka berbohong.Janjinya, dia akan selalu on ketika Aludra menghubungi dan membutuhkannya, tapi ternyata bohong. Setelah pulang begitu saja siang tadi, sampai sekarang Arka tak bisa dihubungi.Bahkan nomornya pun tak aktif. Beberapa kali Aludra menelepon, tetap saja tak aktif."Mas Arka ih, nyebelin," rengek Aludra sambil mengeratkan pegangannya pada ponsel. "Enggak biasanya juga ambekkan gini, kenapa sih dia?""Ra."Aludra menoleh ketika suara berat seorang pria terdengar dari luar kamar. Bukan suara Arka, suara tersebut adalah suara Dewa."Masuk aja, Pa. Enggak dikunci kok.""Oke."Dalam hitungan detik, pintu kamar Aludra terbuka dan Dewa yang masih memakai pakaian kantornya berdirk dengan wajah yang lelah.Mendapatkan kabar dari Aurora tentang Arka yang tiba-tiba saja pulang tanpa sebab, dan Aludra tak bercerita, pulang kantor Dewa langsung menghampiri putrinya untuk bertanya."Papa baru pulang?" tanya Aludra."Iya," kata Dewa. "Kamu lagi apa?""Lagi telepon Mas Arka," kata Alu
Baca selengkapnya
253). Tiba-tiba?
***"Pokoknya besok kembali ke Jakarta."Arka yang duduk bersandar pada sofa menghela napas mendengar perintah yang diberikan Dirga padanya sore ini.Niat hati ingin menenangkan pikiran yang tiba-tiba saja kacau dengan pulang ke Bandung, yang didapatkan Arka justru omelan dari kedua orang tuanya.Sampai di Bandung pukul setengah lima sore, terhitung sudah setengah jam lebih dia mendapat nasehat dari Dirga maupun Amanda yang tentu saja marah dengan tindakan yang dia ambil.Kekanak-kanakkan. Begitulah pendapat Dirga dan Amanda atas apa yang dilakukan Arka. Seharusnya di usia kehamilan Aludra yang sudah tua, Arka selalu ada di dekat perempuan itu.Bukan malah pergi ke Bandung tanpa pamitan hanya karena tiba-tiba saja merasa rendah diri dan tak pantas."Besok weekend, Pa," kata Arka. "Arka mau di sini dulu sampai minggu. Nanti minggu sore, Arka ke Jakarta.""Besok," kata Amanda. "Kalau enggak mau, kamu jangan tidur di rumah Mama. Sana tidur di hotel.""Arka bisa pulang ke Dago," kata Arka
Baca selengkapnya
254). Meluruskan Kesalahpahaman
"Mas, kamu ngapain?"Tak langsung menjawab pertanyaan yang diucapkan untuknya, Arka justru terus melangkah dengan pelan tanpa mengalihkan perhatiannya pada perempuan yang kini duduk di ranjang rumah sakit.Tak memakai dress, Aludra sudah memakai baju pasien yang disediakan pihak rumah sakit dan tentunya sebuah infus kini menempel di punggung tangan Aludra yang putih."Ar, kamu ngapain?"Tak hanya Aludra, Aurora yang duduk di samping kanan Aludra pun ikut menanyalan hal sama ketika Arka semakin mendekat dan berdiri di unjung ranjang.Merasa bersalah? Tentu saja. Arka merasa sangat merasa bersalah karena tak ada di samping Aludra ketika perempuan itu dibawa ke rumah sakit. Padahal, dia sudah berjanji menjadi ayah siaga."Ra, aku minta maaf," kata Arka yang akhirnya buka suara."Buat apa?" tanya Aludra."Ra, Papa udah baya-"Dewa yang baru saja kembali ke ruangan rawat menghentikan ucapannya—bersamaan dengan alisnya yang langsung bertaut."Arka," panggil Dewa. "Kamu ngapain?"Arka menole
Baca selengkapnya
255). Bahagia
***"Udah siap kan, yuk."Aludra yang duduk di kursi roda, mengambil napas panjang ketika perlahan Arka mendorong kursi roda yang dia duduki menuju ruangan operasi.Tak hanya Arka, ada Dewa dan Aurora juga yang ikut mengantar sang putri lalu di belakang, Damar berjalan bersama Arsya yang sudah menyelesaiman shift kerjanya."Janji ya, Mas. Jangan kabur," pinta Aludra ketika semakin lama, jarak ruang operasi semakin dekat."Sesuai janji, aku akan ada di samping kamu sampai dua baby boy kita lahir," kata Arka."Awas aja kalau kabur.""Enggak, Ra."Dua menit berlalu, Aludra dan yang lainnya sampai di depan ruang operasi dan tentu saja di sana, dia sudah disambut para petugas medis yang siap bertugas—termasuk dokter Hima, dokter kandungan yang akan melakukan operasi bersama dokter lain yang bertugas memberikan anestesi."Siap Mbak Aludra?" tanya dokter Hima ramah."Siap, dok."Sebelum Aludra masuk ke ruang operasi, tentu yang dilakukan Aurora kini adalah menghampiri sang putri. Mengecup ke
Baca selengkapnya
256). Terima Kasih dari Arka
***"Alhamdulillah."Ucapan syukur itu diucapkan Arka ketika dirinya kembali berdiri tegap setelah sebelumnya mencondongkan badan agar lebih dekat dengan dua inkubator berisi bayi mungil—putranya dengan Aludra.Tak bisa mengumandanhkan adzan di ruang operasi, Arka baru bisa melakukannya ketika dua bayi kembar dia dan Aludra sudah dipindahkan ke ruang NICU untuk mendapatkan perawatan intensif sampai berat badan kedua bayi tersebut berada pada batas normal."Jagoan-jagoan, Papa. Kalian baik-baik ya, di sini. Papa mau lihat Mama kalian dulu," ucap Arka.Memandang kedua putranya untuk beberapa detik, Arka memutar tubuh lalu melangkahkan kakinya kembali menuju ruang operasi untuk melihat keadaan Aludra.Pendarahan saat persalinan cessar sering terjadi, dan sekarang semua itu menimpa Aludra. Kehilangan banyak darah, Aludra sampai membutuhkan transfusi.Beruntung, meskipun stok darah di bank darah rumah sakit habis, ada Dewa yang tentunya bisa mendonorkan darah untuk Aludra karena dari segi
Baca selengkapnya
257). Panen Omelan
***"Aish, sialan."Arka mengumpat untuk yang kesekian kalinya setelah hampir sepuluh menit dia berjongkok di depan kloset untuk memuntahkan semua isi perut.Penderitaan Aludra ketika hamil kini telah usai, mual muntah langsung berpindah pada Arka. Tak ada hubungannya dengan bayi atau apapun itu, Arka mual dan muntah karena masuk angin.Ya, tentu saja. Menempuh perjalanan dua jam penuh dari Bandung ke Jakarta dengan memakai kaos singlet dan kolor saja, tubuh Arka kacau—ditambah, setelah itu dia langsung masuk ke ruangan operasi yang memiliki suhu cukup dingin.Meskipun ketika di ruang operasi Arka memakai jaket bomber milik Dewa, tetap saja masuk angin melandanya.Perut kembung, pusing, mual dan muntah dirasakan Arka pasca pulang ke apartemen untuk mengganti baju pagi ini.Jangankan mandi, melepas pakaian kemarin pun belum sempat dilakukan Arka karena tubuhnya yang langsung tumbang."Bisa-bisanya aku masuk angin," desis Arka sambil mengelap mulutnya yang basah menggunakan lengan.Bera
Baca selengkapnya
258). Mawar Putih
***"Bosen."Bersandar pada ranjang, Aludra menghela napas sementara tangannya sibuk mengotak-atik remote televisi—mencari acara yang mungkin bisa dia tonton, tapi yang ditemukan hanya film dan untuk saat ini, Aludra sedang tak ingin menonton film."Papa ke kantor, Mas Arka belum ke sini, Mama enggak ada, Damar juga enggak ke sini," gumam Aludra—mengabsen satu-persatu orang yang harusnya ada, tapi tak ada karena sekarang, dia sendirian di ruang rawat.Bangun pukul setengah tujuh, Aludra sempat dibuat kaget karena tidak adanya Arka juga Dewa. Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari Aurora, dia tak kaget lagi."Mas Arka lama banget ya, katanya mau ke sini jam tujuh, ini udah jam setengah delapan. Belum juga ke sini," keluh Aludra lagi. "Padahal kan aku pengen ketemu si kembar. Aku yang hamil, aku yang lahirin, tapi aku belum lihat lagi anak aku sampe sekarang.""Ish.""Ra, maaf lama."Aludra langsung menoleh ke arah pintu ketika suara sang Mama terdengar dari sana. Tak hanya membawa
Baca selengkapnya
259). Amanda Buka Suara
***"Pelan-pelan, Mas. Sakit.""Ah, iya. Maaf, Sayang."Menyelesaikan sarapan paginya, Aludra meminta Arka untuk mengantar dia ke ruang NICU dan tentu saja karena luka jahitan di perut Aludra masih terasa sakit, dia harus menggunakan kursi roda untuk pergi ke ruangan tempat kedua bayinya berada."Gimana nyaman enggak?" tanya Arka setelah dia mendudukkan Aludra di kursi roda."Nyaman, cuman nanti pelan-pelan ya. Jahitannya bikin ngilu," pinta Aludra yang dijawab anggukkan pelan Arka."Oke, sekarang kita ke sana ya.""Sebentar," pinta Aludra."Kenapa?""Ambilin bunga mawar itu," pinta Aludra sambil mengarahkan jari telunjuknya pada tong sampah yang berada di samping meja nakas.Bukan dari Arka, Aludra membuang bunga mawar putih yang dia terima pagi ini ketika Arka tiba-tiba saja mengucap kemungkinan terburuk.Marvel. Dugaan Arka, dialah pengirim bunga tersebut karena disaat yang bersamaan, dia juga mendapat telepon misterius dari seorang pria yang tiba-tiba saja menanyakan keadaan si ke
Baca selengkapnya
260). Berkumpul
***"Namanya bagus-bagus, kalian yang rangkai."Aludra yang sejak tadi berdiri di depan inkubator mengangguk pelan mendengar pertanyaan dari Amanda.Usai mengisi data-data kedua bayinya dan Arka, Aludra langsung melanjutkan niatnya untuk menengok si kembar dan kini—dibantu Arka, Aludra masih setia memandangi kedua putra mungilnya yang nampak nyaman."Iya, Ma. Kita yang rangkai," ucap Aludra."Hebat," puji Amanda. "Tapi Aludra, Papa kamu tahu kan, kalau nama belakang anak kalian pake nama belakang Papa Dirga sama Arka.""Tahu, Ma. Dan Papa Dewa paham kok," ucap Arka."Syukurlah."Regan Farrash Mahendra juga Raiden Farrash Mahendra, dua nama itu disematkan Aludra juga Arka untuk kedua putra tampannya.Bukan kembar indentik, kedua putra Arka dan Aludra memiliki wajah yang berbeda. Baik Arka maupun Aludra sepakat memberikan nama Regan untuk si sulung dan Raiden untuk si bungsu.Kedua nama yang mereka pilih memiliki arti yang bagus, baik Arka maupun Aludra sama-sama memiliki harapan baik u
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
34
DMCA.com Protection Status