Share

259). Amanda Buka Suara

***

"Pelan-pelan, Mas. Sakit."

"Ah, iya. Maaf, Sayang."

Menyelesaikan sarapan paginya, Aludra meminta Arka untuk mengantar dia ke ruang NICU dan tentu saja karena luka jahitan di perut Aludra masih terasa sakit, dia harus menggunakan kursi roda untuk pergi ke ruangan tempat kedua bayinya berada.

"Gimana nyaman enggak?" tanya Arka setelah dia mendudukkan Aludra di kursi roda.

"Nyaman, cuman nanti pelan-pelan ya. Jahitannya bikin ngilu," pinta Aludra yang dijawab anggukkan pelan Arka.

"Oke, sekarang kita ke sana ya."

"Sebentar," pinta Aludra.

"Kenapa?"

"Ambilin bunga mawar itu," pinta Aludra sambil mengarahkan jari telunjuknya pada tong sampah yang berada di samping meja nakas.

Bukan dari Arka, Aludra membuang bunga mawar putih yang dia terima pagi ini ketika Arka tiba-tiba saja mengucap kemungkinan terburuk.

Marvel. Dugaan Arka, dialah pengirim bunga tersebut karena disaat yang bersamaan, dia juga mendapat telepon misterius dari seorang pria yang tiba-tiba saja menanyakan keadaan si ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status