Share

264). Amanda dan Aurora

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 23:02:12

***

"Ih!"

Aludra melempar buket bunga mawar berukuran besar yang baru saja dia temukan itu asal ke lantai. Tak kecil, buket bunga yang dia lempar kali ini berukuran cukup besar.

Hampir dua minggu Aludra menjalani pemulihan di rumah sakit, ini bisa dibilang kali kelima dia mendapatkan bunga mawar dan tentu saja pengirimnya masih sama.

Marvel. Entah siapa orang yang menjadi suruhan Marvel, tapi yang jelas dari kata-kata yang ditulisnya, pria itu seperti tahu apa yang dilakukan Aludra setiap harinya di rumah sakit.

Marvel memang tak pernah menyakiti Aludra, bahkan mungkin orang suruhannya pun tak pernah menampakkan diri untuk melakukan sesuatu pada Aludra.

Namun, tetap saja dengan bunga mawar yang selalu dikirim disertai kata-kata romantis menjijikan, Aludra tertekan.

Terlebih lagi, hormon seorang ibu setelah melahirkan biasanya memang tak stabil.

"Ra, kenapa?"

Aludra menoleh ke arah Aurora yang baru saja kembali setelah memberi camilan dari luar. Tak bisa setiap waktu dengan Arka, Auror
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Srie Rahayu
lah, malah berantem... ...‍♀️...‍♀️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   265). Saling Menyalahkan

    ***"Jadi kamu mau diemin Mama terus, sampe kapan?"Aludra yang sejak tadi menonton televisi menoleh sekilas pada Aurora yang duduk di sofa lalu kembali fokus dengan Film.Saat ini pukul lima sore. Terhitung, sudah setengah jam berlalu semenjak kejadian tak mengenakkan yang terjadi pada Amanda dan Aurora.Tak suka karena Aurora yang mengusir Amanda, Aludra memilih untuk mendiamkan sang Mama. Bukan apa-apa, Aludra hanya ingin Aurora merenungi perbuatannya yang cukup keterlaluan."Sampe Mama minta maaf ke Mama Amanda," ucap Aludra. "Mama enggak salah. Mertua kamu yang salah."Tak lagi sekilas, Aludra kini memandang Aurora. "Iya, tapi enggak seharusnya Mama sampai usir Mama Manda, Ma," ucapnya. "Mama Manda datang jauh dari Bandung, diusir. Apa kata Mas Arka sama Papa Dirga, nanti?""Jadi intinya kamu belain Mama Manda?" tanya Aurora sensitif. "Kamu lebih peduli sama orang lain dibanding Mama kamu sendiri?""Bukan gitu, Ma.""Mama Manda juga ngomong enggak enak ke Mama lho, Ra. Kamu engg

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   266). Aludra Hilang?

    ***"Mama seriusan enggak mau ikut ke rumah sakit?"Sekali lagi, Arka melontarkan pertanyaan pada sang mama yang kini duduk sambil menonton televisi di ruang tengah."Serius," kata Amanda. "Kamu kalau mau pergi, pergi aja sana. Jagain Rara. Nanti digangguin Marvel lagi.""Enggak kangen sama Regan dan Raiden?" tanya Arka. "Dulu Mama pengen banget lho punya cucu dari Arka, sekarang udah ada. Kenapa malah didiemin?"Amanda menoleh. "Kamu ke rumah sakit aja dulu," ucapnya. "Kalau cuman ada kamu di sana, telepon Mama. Nanti Mama ke sana. Kalau ada Mamanya Rara, Mama enggak akan ke sana. Malas.""Kamu itu udah kaya remaja aja," celetuk Dirga. "Sadar umur, kamu udah punya lima cucu.""Enggak usah bawa-bawa umur, sakit hati enggak mengenal umur," kata Amanda pada sang suami. "Coba kamu yang ada di posisi aku, niat baik mau jenguk malah diusir? Sakit hati enggak?""Kalau kamu enggak ngomong macam-macam, Bu Rora enggak akan sampe ngusir," kata Dirga lagi.Sebagai seorang suami, tentunya dia ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   267). Ketakutan

    ***"Ar, gimana ada?"Sampai di rumah sakit setelah mengemudi gila-gilaan, pertanyaan tersebut langsung dilontarkan Dewa pada Arka yang datang menjemputnya di lobi."Belum ketemu," kata Arka. "Arka udah kelilingin rumah sakit, tapi Aludra enggak ada.""Seriously?" tanya Dewa. Panik, wajahnya yang putih terlihat memerah. "Serius, Pa.""Kamu yakin Aludra enggak ada di ruangannya?" tanya Aurora. "Di kamar mandi? Kali aja dia ketiduran di sana.""Mana mungkin," ketus Dewa pada Aurora. Masih kecewa dengan tindakan sang istri, dia bahkan mendiamkan Aurora di perjalanan menuju rumah sakit.Demi apapun, bagi Dewa. Aludra adalah segalanya. Seperti yang pernah dia katakan, Dewa menyayangi Alula dan Aludra, tapi si bungsu punya tempat istimewa di hatinya.Dan tentu saja jika terjadi sesuatu pada Aludra, Dewa tak akan memaafkan dirinya sendiri."Arka udah obrak-abrik ruangan dan Aludra enggak ada, Ma," kata Arka."Ruangan NICU?" tanya Dewa. "Barangkali Rara ada di sana.""Tadi Arka lihat dari lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Sebatas Pengantin Pengganti   268). Belum Usai

    ***"Tidur yang nyenyak, Ra. Semoga besok pas bangun, suasana hati kamu udah membaik."Duduk di samping ranjang Aludra, tangan kiri Arka tak henti mengusap pucuk kepala perempuan yang dia cintai itu dengan lembut.Sempat meronta bahkan mengamuk karena ingin kembali ke ruangan NICU untuk menjaga Regan dan Raiden, Aludra akhirnya bisa tenang setelah Arka terus memeluk lalu mencoba menenangkannya.Dan kini, setelah diberi pengertian Aludra yang memang bisa dibilang cukup lelah mulai tertidur setelah meminum obat juga vitamin yang diberikan dokter.Baby blues syndrome. Dokter yang memeriksa Aludra berkata jika perempuan itu kemungkinan besar mengalami syndrome yang biasa dialami para ibu setelah melahirkan, dan penyebabnya tentu saja hormon yang menurun juga tekanan yang dialami Aludra beberapa hari terakhir."Tidur, Ar?" tanya Dewa yang sejak tadi duduk di sofa bersama Aurora.Arka menoleh lalu mengangguk sebagai jawaban.Suasana ruangan hening, perhatian ketiga orang di sana tiba-tiba b

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Sebatas Pengantin Pengganti   269). Saling Memaafkan

    ***"Jadi berapa semuanya.""Empat ratus lima puluh ribu, Pak.""Oke."Baik Dewa maupun Dirga sama-sama merogoh dompet yang mereka simpan di saku celana lalu di detik berikutnya kedua pria itu juga mengulurkan lima lembar uang seratus ribuan."Saya aja, Pak Dewa," kata Dirga."No, biar dari saya aja, Pak Dirga.""Saya aja," kata Dirga."Pak Dirga, saya aj-""Lama," celetuk Aurora yang langsung merampas uang di tangan Dewa dan memberikannya pada pelayan di restoran. "Kembaliannya buat kamu aja.""Terima kasih, Bu.""Sama-sama."Pergi dari rumah sakit untuk makan malam, Dewa maupun Dirga sepakat untuk makan di restoran yang sama bahkan duduk di meja yang sama.Tujuannya? Sudah jelas kedua bapak-bapak itu ingin mendamaikan kedua istri mereka yang terus bersitegang dan beradu argumen.Tak etis rasanya di saat seperti ini—mental Aludra sedang terganggu, Aurora dan Amanda justru tak berdamai."Ke rumah sakit lagi, Mas," kata Aurora yang langsung beranjak dari kursi."Jangan dulu," kata Dewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Sebatas Pengantin Pengganti   270). Sayang Amanda untuk Aludra

    ***"Aw.""Kenapa, Ra? Sakit?"Aludra yang saat ini tengah menyusui Regan, lantas mengangguk ketika pertanyaan itu diucapkan Amanda yang duduk di depannya sambil menggendong Raiden.Pagi ini—dua hari setelah kejadian Regan yang hampir diculik, kondisi Aludra membaik. Tak lagi histeris, dia sudah bisa memberikan asi seperti biasa untuk si kembar karena memang asip yang disediakan sudah habis.Tak bersama Aurora, Aludra duduk berdua di ruang NICU ditemani Amanda yang menginap. Di samping mereka juga berdiri seorang perawat yang sigap membantu jika terjadi sesuatu pada Aludra.Arka? Pria itu sudah berangkat ke kantor, sementara Aurora juga Dewa berkata akan datang siang karena ada sesuatu hal yang harus diurus dan tentu saja sesuatu hal yang dimaksud adalah Marvel.Sebelum ke rumah sakit, Aurora dan Dewa akan pergi ke kantor polisi untuk memberikan semua bukti tentang Regan dan Raiden yang sudah jelas anak Aludra juga Arka. Selain itu, Dewa juga berniat untuk memberikan peringatan yang l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Sebatas Pengantin Pengganti   271). Kembali Bertemu

    ***"Pagi, Ibu Aludra. Apa kabar?"Aludra maupun Amanda tak merespon sapaan ramah yang diucapkan perempuan di depan mereka itu. Dari setelan yang dipakainya—jas putih juga name tag yang dikalungkan di leher, sudah jelas perempuan tersebut adalah dokter di rumah sakit ini.Namun, tentunya Aludra tak menyangka jika perempuan di depannya ini adalah dokter di rumah sakit tempat dia dirawat.Dari semua rumah sakit besar di Jakarta, kenapa harus di rumah sakit Sentosa?"Lho, kok enggak dijawab sapaan saya?" tanya perempuan itu. "Pagi Ibu Aludra, apa kabar? Ayo silakan masuk, kita periksa rutin.""Raina," gumam Aludra pelan. "Kamu ngapain di sini?"Raina tersenyum. Tak menghampiri, dia masih di posisinya. "Kok ngapain? Aku dokter, Ra. Di sini," ucapnya."Kamu jangan macam-macam," ucap Amanda waspada."Kok macam-macam sih, Ibu. Saya mau periksa Aludra, bukan mau macam-macam," kata Raina. "Sini, Ra. Aku enggak akan apa-apain kamu kok. Takut banget kayanya.""Perlu Mama panggil security?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Sebatas Pengantin Pengganti   272). Ayah dan Anak

    ***"Jadi gimana, Pa. Marvel percaya, kan?"Dewa dan Aurora datang ke rumah sakit untuk menjenguk, pertanyaan tersebut langsung diucapkan Aludra pada sang Papa yang kini duduk di sofa dengan wajah yang terlihat cukup lelah."Hm." Dewa bergumam sambil memandang Aludra lalu Aurora yang duduk di sampingnya.Hanya bertiga, Amanda sudah berpamitan untuk kembali ke apartemen karena memang mereka menerapkan sistem bergantian untuk menjaga Aludra.Amanda dari pagi hingga siang, Aurora siang hingga malam, lalu Arka dari sore hingga besok pagi—menginap di rumah sakit. Tak punya catatan buruk juga memiliki attitude baik, Dewa cukup percaya pada Arka menjaga Aludra semalaman.Dan terbukti, selama di rumah sakit—selain mencium Aludra, Arka tak pernah melakukan sesuatu yang macam-macam."Kok malah hm sih, Pa? Rara tanya lho ini?" tanya Aludra merajuk.Dewa tersenyum tipis. Mengabaikan rasa lelah, dia beranjak dari sofa lalu berpindah tempat—duduk di pinggir ranjang Aludra."Papa harus jawab apa?" t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status