Home / Rumah Tangga / Pernikahan tak diinginkan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pernikahan tak diinginkan: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

Chapter 21 - Everybody always needs someone (Setiap orang membutuhkan orang lain)

Butuh waktu beberapa bulan bagi pasangan Harrington untuk membuat Gregory terbiasa dengan kehadiran anggota baru. Awalnya sulit, tapi anak itu sepertinya cukup mudah diberikan pengertian karena kemampuan kognitifnya yang baik. Dengan ketelatenan, pada akhirnya ia dapat menerima sosok kecil itu dan bahkan memanggilnya dengan 'frere' menggantikan 'Frederick' yang masih cukup sulit diucapkan lidah cadelnya.Seiring berjalannya waktu, anak itu pun mulai belajar mengungkapkan diri dan perasaan melalui kata-kata. Ia sudah bisa mengatakan dirinya marah, senang, sedih pada orangtua angkatnya. Anak itu juga tampak menganggap Frederick sebagai adik lelakinya dan sering mengajaknya bermain bersama.Sayangnya, kebahagiaan kecil itu retak saat kehadiran Georgiana kembali dalam hidupnya."Akhirnya, kau mau datang juga Georgie. Setelah sekian lama."Tidak memberikan tanggapan terhadap kata-kata dingin Rod, Georgiana menatap Shannon."Kapan kalian akan pindah?""Minggu depan. Aku tidak mengira kau aka
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Chapter 22 - The valid reason (A L A S A N)

"Jadi. Bagaimana pendapatmu, Gregory?"Tampang remaja tanggung itu hanya datar dan dirinya menoleh ke arah halaman. Matahari sore menyinari wajahnya, membuat profile remaja yang sedang duduk itu terlihat seperti siluet yang sempurna."Terserah saja."Jawaban tidak peduli itu membuat Shannon menatap suaminya. Tampak Rod menghela nafasnya dalam."Kid. Kalau kau memang tidak mau tinggal di sini, lebih baik kau bilang sekarang. Kau harus tahu, kalau kau memutuskan tinggal maka kau harus ikut aturan. ATURANKU. Kau tidak bisa seenaknya seperti waktu kau tinggal bersama ibumu. Kau mengerti?"Seperti yang diduganya, anak muda itu tidak menjawab. Ia malah menumpukan satu tangan ke pipinya dan kembali memandang halaman di depannya dengan tatapan tidak peduli.Tahu suaminya mulai naik pitam, Shannon menepuk bahu Rod dan mengangguk."Greg. Kami akan bicara dengan maman-mu sebentar. Kau masih punya waktu memikirkannya, sebelum mengambil keputusan. Ingat, kau bukan hanya akan tinggal selama 1-2 bul
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Chapter 23 - First love, first broken heart (Cinta pertama, patah hati pertama)

= Rumah sakit St. Collins. Jam 13.00 ="Bagaimana papa?"Mendongak menatap suaminya, Lily mengangguk. "Sudah lebih baik. Setelah makan siang, ia telah diberi obat yang dapat membantunya untuk tidur."Terasa tangan pria itu mengelus kepalanya dan mer*mas bahunya pelan. Seperti biasa, sentuhan dari lelaki itu selalu mampu membuat tubuh Lily merasa rileks dan terlindungi."Lily. Ada yang perlu aku bicarakan denganmu. Penting. Papa-mu bisa ditinggal sebentar?"Merapihkan selimut ayahnya, kembali Lily mengangguk. Ia pun berdiri hati-hati dari duduknya."Tentu. Mau di kantin saja sekalian makan siang? Aku cukup lapar."Mengambil tangan isterinya, tatapan Gregory terlihat melembut. Ia menarik tangan mungil itu pelan."Ayo. Aku juga sudah lapar."Beberapa menit kemudian, pasangan itu telah menghabiskan hidangan yang ada di depan mereka hingga tandas. Sangat jelas, kalau keduanya kelaparan.Melap mulutn
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Chapter 24 - I will blow you up! (Aku akan mengh*bisimu!)

Beberapa jam kemudian, tampak empat pria tadi berdansa dengan liar di antara kerumunan orang-orang yang tidak mengenal satu sama lain. Suara musik membahana di sekitar mereka, disertai dengan kilasan-kilasan cahaya lampu membutakan. Hormon-hormon yang kelaparan secara otomatis mencari pasangannya, dan beberapa dari pasangan itu melipir untuk mencari pojokan gelap demi memuaskan h*sratnya.Merasakan elusan di adik kecilnya, Fred menunduk dan tampaklah di depannya sosok gadis berusia tidak lebih dari 20 tahun yang dari tadi memepetnya di lantai dansa. Gadis itu memeluk lehernya erat dan mereka pun berciuman panas. Pria itu menanggapi dengan menangkup pipi b*kong wanita itu kencang dan memberi r*masan di sana. Ia mulai ter*ngsang. Seluruh otot-ototnya terasa berkedut meminta pelepasan. Memberi tekanan pada pinggang si gadis, Fred mengamati wajahnya lebih intens. Di antara kumpulan kabut n*fsu dan minuman keras yang tadi diteguknya, pikiran pria itu masih waras dan me
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Chapter 25 - The Trio (Tiga serangkai)

= Dua hari kemudian. Di salah satu bandara internasional kota CA, jam 07.00 pagi ="Masih ada waktu untuk minum kopi. Mau mampir sebentar ke sana?"Kepala Lily mengangguk dan tangannya pun digandeng suaminya. Keduanya berjalan santai menuju sebuah kafe kecil di area bandara. Tampak beberapa orang sudah duduk di sana dan menikmati sarapan pagi.Setelah memesan, Gregory langsung duduk di depan isterinya dan menggenggam tangannya. "Kamu tidak apa aku tinggal sebentar, kan?"Mer*mas tangan suaminya, Lily tertawa lembut. "Aku tidak apa-apa, Greg. Selama kamu memberi kabar dari sana dan baik-baik saja, aku sudah merasa cukup. Jangan terlalu khawatir begitu."Senyuman sangat samar muncul di bibir pria itu yang merah muda. "Baiklah kalau kamu bilang begitu.""Aku memang bilang begitu, Rory dan ini sudah ke sekian kalinya."Kekehan pelan terdengar dari mulut Gregory dan membuat Lily tersenyum lembut. Setelah beberapa ha
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Chapter 26 - Keith Young & His secret (Keith Young & Rahasianya)

Lily baru saja menutup cover laptop-nya saat ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo?""Baby? Kamu tidak apa-apa?"Belum terbiasa dengan panggilan itu, sejenak Lily tertegun. "Red? Baby? Kamu masih di sana?""Eh. Iya, Greg. Aku masih di sini. Kamu sudah sampai?"Pria itu terdengar terdiam di seberang sana. "Rory? Kamu dengar aku?""Aku ingin kita membuat komitmen mulai sekarang. Sebagai pasangan suami-isteri.""Hah?""Dari mulai panggilan. Aku ingin kamu memanggilku 'baby' dan bukan nama. Aku juga akan memanggilmu yang sama. Kamu setuju?"Berpikir sejenak, Lily menggelengkan kepalanya sambil tertawa renyah. "Jangan konyol, Greg. Akan aneh kalau kita berdua memanggil dengan sebutan yang sama begitu. Lagipula, aku tidak terbiasa memanggilmu seperti itu terlalu sering. Aku itu sudah mengenalmu sejak aku kecil, Rory.""Tapi aku..." Suara lelaki itu mengecil dan akhirnya terdiam.Perkataan pr
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Chapter 27 - The accident (Kecelakaan)

= Restoran Andromeda. Beberapa waktu kemudian ="Frederick."Sapaan itu membuat kepala Fred terdongak dan ia tersenyum. Pria itu sedikit berdiri dan menyalami orang yang baru saja datang menghampiri mejanya."Halo, Edward. Terima kasih sudah datang. Duduklah.""Tumben kau mau makan siang denganku, buddy. Biasanya kau selalu beralasan sibuk tiap aku mengajakmu bertemu di luar."Kekehan pelan terdengar dari mulut Fred. "Waktunya selalu tidak tepat, dude. Apalagi dulu aku masih harus membuktikan diri kalau aku pantas menggantikan ayahku. Baru-baru ini saja waktuku jadi agak senggang dan aku dengar, restoran baru ini masakannya sangat luar biasa."Cengiran lebar mampir di bibir pria berambut keriting itu."Kau harus mencoba steak-nya, bud. Luar biasa. Dan omong-omong, aku sama sekali tidak menyangka kalau paman Roderick masih galak. Untungnya, aku tidak jadi bergabung dengan Harrington."Kembali kekehan terdengar da
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Chapter 28 - I miss her (Aku merindukannya)

= Perusahaan security B2B Universal, kota B. Jerman. Jam 3 sore =Ketukan di pintunya membuat kepala berambut gelap itu mendongak."Masuk."Dari arah pintu yang terbuka, masuklah seorang pria tinggi berambut pirang gelap. Tampak kedua matanya yang biru bersinar cerah saat memandang orang yang masih terlihat duduk di kursi kerjanya."Reiss. Kau sibuk?""Ashley. Masuklah."Duduk di depannya, Gregory meletakkan laptop yang tadi ditentengnya dan langsung membukanya."Aku ingin melaporkan progress hari ini. Ada sedikit masalah di spek material yang kita pesan sebelumnya. Sepertinya akan ada perubahan spek untuk fasad di bangunan utara, tapi secara keseluruhan tidak akan mempengaruhi kualitas dan juga budget yang dikeluarkan. Hanya saja, waktunya akan sedikit mundur dari schedule karena menunggu pengirimannya sekitar 2 hari lagi. Jadi untuk mengisi kekosongan itu, rencananya akan dipadatkan untuk mengerjakan sisi lain dari ged
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Chapter 29 - Trauma

Sampai di hotelnya, Gregory langsung mandi dan bekerja di laptop-nya. Selama beberapa jam, ia tenggelam dalam pekerjaannya dan baru menyadari kalau jam telah menunjukkan tengah malam. Setelah mengecek kembali layarnya, pria itu menutup alat kerjanya dan menyimpannya di meja. Ia masuk ke dalam selimut dan menyangga kepalanya dengan kedua tangannya di bantal. Pandangannya mengarah ke atas.Mencoba untuk memejamkan matanya, pria itu menyerah untuk tidur dan akhirnya mengambil ponselnya. Tampak ia menggeser-geser layarnya sampai berhenti. Tatapan matanya meredup dan rahangnya mengeras. Tanpa diduga, mata yang biasanya memancar dingin itu memerah dan berair. Menutup matanya, Gregory baru saja akan meletakkannya kembali saat benda itu berbunyi.Nama yang tertera di layarnya, membuat pria itu berdehem pelan. Tanpa membuka isi pesan itu, Gregory langsung menelepon si pengirim pesan yang langsung menjawabnya."Rory? Kamu belum tidur?""Belum, babe. Sebenta
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Chapter 30 - Young's brothers (Dua bersaudara Young)

= Kediaman keluarga Walton. Kota CA, Amerika. Jam 7.30 malam =Pipi Lily tampak bersemu merah saat ia menutup sambungan teleponnya. Hatinya berbunga-bunga tiap kali ia mendengar suara suaminya tapi kali ini, letupan itu terasa lebih menguat. Ia merasa hubungannya dengan Gregory semakin membaik meski saat ini mereka tinggal berjauhan. Ternyata bercakap-cakap dengan pria itu tidak sesulit bayangannya selama ini, terutama saat ia masih kecil dulu.Menyimpan ponselnya di saku jaket, Lily baru saja akan melangkah pergi sambil menyeret kopernya saat ia menoleh ke atas. Wanita itu terdiam sejenak dalam berdirinya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk naik ke lantai dua. Menelusuri lorong yang familiar itu, ia berhenti di depan sebuah pintu dan membukanya pelan. Tangannya menelusuri tembok dan menekan sakelar lampu, menerangi kamar yang tadinya gelap itu.Suasana di dalam belum berubah. Masih sama seperti yang diingatnya belasan tahun lalu. Tampaknya kedua orangtua
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status