Home / Rumah Tangga / Menjerat Hati Dokter Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menjerat Hati Dokter Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

212 Chapters

21. Memikat

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun laki-laki yang sejak tadi Liora tunggu belum juga pulang. Membuat Liora semakin kesal.Sejak tadi perempuan itu terus bolak-balik di dekat pintu utama, sesekali mengintip dari balik tirai jendela untuk memastikan kedatangan sang suami. "Lama sekali." Liora berdecak kesal. Kakinya sudah mulai pegal, dia akhirnya memutuskan untuk duduk di kursi ruang tamu. Padahal malam ini dia sudah menyiapkan rencana baru untuk menjebak Arka. Dia sudah berdandan tipis dan menggerai rambutnya. Dengan balutan lingerie hitam berbentuk kimono di tubuhnya, Liora yakin ini akan membuat laki-laki itu tak tahan untuk tidak menyentuhnya. "Apa kali ini rencanaku akan gagal lagi?" Liora menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa, pandangannya menatap langit-langit rumah. Dia mulai putus asa. Jika Arka tak pulang, tentu rencananya akan gagal. "Jika terus seperti ini bagaimana caranya agar aku cepat hamil? Jika aku tidak segera hamil maka batas pernikahan yang di
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

22. Segelas Air

Setelah selesai mandi, Arka mendengar suara pintu kamarnya di ketuk. Dia menghela nafas pelan, karena sudah bisa menebak pasti yang mengetuk pintu itu adalah Liora. Arka melemparkan handuk yang baru saja dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, ke atas kasur. Lalu berjalan menghampiri pintu kamar.Setelah pintu terbuka, Arka melihat sang istri tersenyum manis di hadapannya sambil membawa segelas air putih. Dia mengernyit tidak suka saat melihat sang istri masih memakai baju yang sama seperti tadi."Aku ingin istirahat Liora.""Aku tau, tapi sebelum tidur sebaiknya kamu minum dulu. Kamu baru saja pulang bekerja, minum air putih sebelum tidur bukankah itu lebih baik?"Tanpa banyak tanya, Arka menerima segelas air yang Liora berikan. Dia nyaris melangkah memasuki kamarnya kembali, namun Liora menahannya. "Kenapa?" tanya Arka penasaran. "Minumlah di sini, biar gelas kotornya langsung aku letakkan di dapur." Liora tak akan membiarkan Arka membawa minuman itu ke dalam kamar, karena bisa
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

23. Marah

Arka diam sesaat. Dia masih bingung, kenapa Liora begitu menginginkan dirinya? Jika hanya karena tampan dan kaya, masih banyak laki-laki yang seperti itu bahkan lebih sempurna dari dirinya di luar sana. Kenapa Liora harus mempertahankan dirinya?Perempuan itu tak pernah bermain perasaan, tapi sekali jatuh cinta justru dengan Arka yang sama sekali tidak bisa menerima cintanya. "Sekali lagi ku katakan, aku tidak mencintaimu. Jadi, aku tidak bisa selamanya bertahan bersamamu. Dan ... aku tidak bisa menuruti keinginanmu untuk mendapatkan seorang anak. Aku tidak mau kamu sampai melahirkan darah dagingku, agar aku nantinya bisa menceraikanmu."Tangan Liora perlahan mengepal, tak terima mendengar semua pernyataan Arka yang begitu menyakitkan. Dia mengukir senyum perih. "Tidak ada perempuan yang kamu cintai saat ini. Apa salahnya jika kamu membuka hati untukku? Aku juga bisa menjadi perempuan seperti apa yang kamu inginkan!"Arka membuka mulutnya, nyaris menjelaskan kembali pada perempuan it
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

24. Datang Kepada Mama

Setelah mendengar bel rumah berbunyi, seorang wanita paruh baya berambut sebahu berjalan menghampiri pintu utama. "Ibu Ana. Biarkan saya saja yang membukakan pintunya," ijin dengan sopan seorang pembantu rumah tangga, menghentikan langkah sang majikan. Ana tersenyum manis, lalu mengangguk menurut. "Baiklah."Pembantu rumah tangga itu bergegas berjalan menuju pintu utama, sedangkan Ana memutuskan untuk menunggu tamunya di ruang tengah. Tak lama, pembantu rumah tangga itu kembali dengan diikuti seorang perempuan cantik yang sangat Ana kenal. Senyum di wajah Ana seketika pudar, berganti raut khawatir. Dia lalu menghampiri."Liora."Tentu Ana cukup terkejut dengan kedatangan menantunya itu. Dia lalu menatap ke belakang Liora, dan tak mendapati siapapun lagi di sana selain mereka dan pembantunya yang masih berdiri di dekat Liora. "Apa kamu datang ke sini sendiri? Kemana Arka? Kenapa malam-malam seperti ini kamu datang ke rumah mama sendiri?"Liora tak langsung menjawab. Dia memasang rau
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

25. Momongan

Ana terdiam, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja Liora katakan. "Liora, mama."Liora dan Ana serempak menoleh, menatap ke arah suara yang baru saja memanggilnya. Seorang laki-laki baru saja memasuki rumah itu, dan langsung menghampiri mereka. Dia tidak tau apa yang telah Liora katakan pada Ana, namun dia harap Liora tak mengatakan hal macam-macam. "Arka!" Ana berdiri, menatap putranya dengan sorot marah. "Kemana saja kamu? Kenapa kamu membiarkan Liora datang sendiri ke sini malam-malam? Bagaimana jika hal buruk sampai terjadi padanya saat di perjalanan tadi?"Arka menghela nafas berat. Dia sudah menduga jika akan terkena amarah sang mama. "Maaf ma, itu sebabnya Arka menyusul Liora ke sini." Pandangan Arka mengarah pada sang istri yang masih duduk di sofa, sedikitpun tak mau menatapnya. Arka tidak bisa menebak, Liora marah sungguhan atau hanya berpura-pura. Dia kembali melanjutkan kalimatnya, "Arka ingin memastikan jika tidak ada hal buruk yang terjadi pada Liora. Dan syuku
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

26. Berdebat Untuk Masa Depan

Raditiya dan Ana menghentikan langkahnya tidak terlalu jauh dari tempat Arka dan Liora berada. Keduanya tidak menyadari jika Raditiya dan Ana memperhatikan mereka dari kejauhan.Arka kini yang sudah duduk di samping Liora menghela nahas pelan. Sang istri masih meluruskan pandangannya, tak mau menatap Arka."Liora, tolong pikirkan ini baik-baik dengan kepala dingin. Aku tau apa alasanmu ingin memiliki anak, dan menurutku itu bukan alasan yang baik. Jika alasannya karena aku, lalu apa kamu yakin sudah siap menjadi seorang ibu untuk anak kita nanti?""Aku bisa menjadi seorang ibu. Aku bisa menjaganya dengan baik," jawab Liora penuh percaya diri tanpa berpikir panjang.Mendengar hal itu, Arka kembali menghela nafas berat. "Liora, bukankah kamu akan menjabat sebagai CEO di perusahaan ayahmu? Lalu bagaimana jika anak kita nanti memasuki usia sekolah? Kamu juga tau aku adalah dokter. Jika kita berdua bekerja, siapa yang akan menjaganya dan mengantarkannya ke sekolah?"Liora terdiam sesaat. D
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

27. Minuman Untuk Arka

"Arka, Liora," panggil Ana membuat pasangan suami istri muda yang tadinya berdebat itu kini menoleh ke arahnya. Ana menghampiri, lalu menatap ke arah sang menantunya lebih dulu."Kamu terlihat lelah Liora. Bagaimana jika kamu ke kamar lebih dulu, sepertinya mbak tadi sudah selesai membersihkan kamar untuk kalian berdua."Liora menghela nafas pelan. Sebenarnya walau sudah lelah, tapi Liora masih tetap ingin berdebat dengan Arka. Dia tak mau menyudahi semua ini sebelum Arka menyetujui permintaanya.Namun sepertinya Ana sudah bisa menebak apa yang saat ini ada di pikiran Liora. Wanita itu lalu berbisik pada menantunya, "mama tau apa yang kamu inginkan. Tunggu saja di kamar, mama dan papa akan berbicara pada Arka."Liora berkedip takjub, nyaris tak percaya dengan apa yang Ana bisikan padanya barusan. Kedua sudut bibir Liora nyaris terangkat, dia menahan senyum senang. Ternyata mertuanya itu berpihak padanya juga. Liora kemudian mengangguk menurut, lal
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

28. Satu Kamar

Sesampainya di depan kamar, Ana menghentikan langkahnya. Pintu kamar itu sejak tadi dibiarkan terbuka, membuat Liora di dalam sana menyadari kedatangan Ana dan Arka. Dia lalu menghampiri."Mama.""Liora, kamu dan Arka sebaiknya segera istirahat. Jangan bertengkar lagi ya setelah ini."Arka maupun Liora diam, tak mengiyakan permintaan sang mama. Membuat Ana menghela nafas pelan.Pandangan Liora kini menatap ke arah sang suami. Dia sejak tadi sudah penasaran, memangnya apa yang telah dibicarakan Ana dan Raditiya kepada Arka tadi?"Arka, masuklah!" pinta Ana yang langsung dituruti oleh sang anak. Arka mulai melangkah memasuki kamar, sedangkan Liora masih berdiri di hadapan Ana tak segera menyusul sang suami masuk ke dalam."Liora," panggil Ana menyadarkan Liora yang tengah berpikir keras. Menantunya itu kini menatanya bertanya. Ana hanya tersenyum sambil berbisik pelan, "papa baru saja memberi minuman khusus untuk Arka. Mi
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

29. Dikalahkan Nafsu

Mendengar bisikan manja dari istrinya, membuat Arka seketika meneguk ludahnya dengan susah payah. "Ah iya, ada yang ingin aku tunjukan padamu."Kali ini Arka mengernyit tak paham setelah mendengar kalimat selanjutnya dari Liora. Perempuan itu mulai beringsut duduk, dan melepas hoodie yang sejak tadi dia pakai.Betapa tercengangnya Arka setelah Liora melepas hoodie dan menyisakan lingerie berwarna hitam, yang sama persis dipakai Liora saat masih di rumah tadi.Ternyata Liora tidak berganti baju, hoodie yang dipakai perempuan itu hanya sekedar untuk menutupi lingerie yang Liora pakai.Setelah menunjukan baju seksinya pada sang suami, Liora kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk Arka dengan manja. Dia tersenyum menggoda. "Aku yakin, pasti kamu sangat menyukai jika aku memakai baju ini. Apa aku semakin cantik sayang?"Arka hanya menghela nafas berat. Dia tak bisa berkutik, ataupun berpikir jernih. Ditambah pandangannya ti
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

30. Tidak Ada Kata Penyesalan

Perlahan kelopak matanya mulai terbuka, Liora berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada pandangannya. Dia lalu menggeliat, dan merasakan sebuah tangan masih melingkar di pinggangnya. Liora kemudian menoleh, dan mendapati sang suami masih terlelap di sampingnya dengan tenang.Kedua sudut bibir Liora terangkat, mengukir senyum senang. Dia begitu sangat puas setelah menyelesaikan aktivitasnya tadi malam bersama Arka. "Akhirnya aku bisa membuatmu menyentuh tubuhku lagi sayang," ucap Liora pelan tak berniat untuk mengusik tidur sang suami. Liora berusaha memiringkan tubuhnya, dan mencium singkat bibir laki-laki itu. Setelah melalukan hal itu, Liora kembali ke posisinya semula. Namun dia justru terkejut saat Arka tiba-tiba membuka matanya. "Sa-sayang, maaf aku jadi membangunkanmu," ucap Liora merasa bersalah. Arka tak menjawab. Laki-laki itu hanya menatapnya dengan sorot datar. Bahkan dia juga sama
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status