Semua Bab KUBELI KESOMBONGAN TETANGGAKU : Bab 11 - Bab 20

30 Bab

Rencana

🏵️🏵️🏵️ Aku tidak bermaksud untuk tidak percaya kepada Mas Fandy, tetapi cara yang dia lakukan menurutku salah. Walaupun dia mengaku kalau dirinya lebih baik langsung bertemu dengan Mbak Sandra, tetapi hal itu tetap membuatku menaruh curiga. Bagaimana caranya agar aku menemukan jawaban yang lebih masuk akal dari Mas Fandy? Sepertinya, dia tetap tidak ingin memberikan alasan lain. Saat aku kembali bertanya, dia justru menunjukkan perubahan di wajahnya. Dia tampak gugup dan bersikap tidak seperti biasanya. Kenapa dia harus menunjukkan reaksi seperti itu jika memang tidak ada sesuatu hal yang disembunyikan dariku? Apa sebaiknya aku mencari tahu sendiri kenapa Mas Fandy bertemu Mbak Sandra? “Tadi Papa udah jelasin semuanya. Harusnya Mama ngerti.” Mas Fandy seolah-olah menghindar. Baiklah, aku tidak perlu bertanya lagi. “Ya udah, kita istirahat sekarang.” Aku tidak ingin berdebat dengannya. Aku pun memilih memunggunginya untuk menunjukkan kalau aku sedang tidak baik-baik saja setelah
Baca selengkapnya

Masih Curiga

🏵️🏵️🏵️ “Yah, supaya kamu tahu.” Mbak Dewi dengan santainya memberikan alasan. Aku tetap heran dan tidak habis pikir, kenapa Mbak Sandra masih percaya kepada Mbak Dewi. Apa mungkin dia tidak tahu kalau Mbak Dewi selalu menceritakan info apa pun yang dia dapatkan dari dirinya? Sebenarnya, sedih jika berada di posisinya. Dia memercayai orang yang tidak mampu menjaga rahasia. “Kenapa sampai nunggak?” tanyaku penasaran. “Kan, gaji Rama nggak seimbang dengan pengeluaran. Lebih besar pasak daripada tiang.” “Apa? Bukannya jabatan Mas Rama enak di kantor tempatnya bekerja?” “Itu dulu sebelum ketahuan korupsi.” “Korupsi?” “Iya. Itu semua karena Sandra. Kemauannya terlalu banyak.” Aku tidak dapat membayangkan seperti apa kesabaran Mas Rama untuk menghadapi Mbak Sandra. Selama ini, aku berpikir kalau keuangan mereka sangat lancar karena melihat penampilan Mbak Sandra yang tidak kalah dari wanita sosialita. Ternyata apa yang terlihat di depan mata, tidak selamanya sesuai dengan kenyata
Baca selengkapnya

Fakta Mengejutkan

🏵️🏵️🏵️ Beberapa bulan berlalu, dua orang laki-laki berpakaian sangat rapi menghampiriku yang sedang duduk bersantai di teras depan rumahku. Hari ini, aku sengaja meminta izin untuk tidak masuk kantor karena sebelumnya telah lembur hingga pulang larut malam. Awalnya, dua orang tersebut mengaku akan berkunjung ke rumah Mbak Sandra, tetapi setelah beberapa kali menekan bel, tidak ada sahutan sama sekali. Aku pun mempersilakan mereka duduk lalu menyuguhkan minuman. “Maaf, jadi merepotkan Ibu.” Salah satu dari mereka membuka suara. “Sama sekali tidak merasa direpotkan, Pak.” Aku memberikan balasan lalu tersenyum. “Perkenalkan, saya Arga dan ini Reno.” Laki-laki yang bernama Arga memperkenalkan dirinya dan temannya kepadaku. “Saya Bella.” Aku pun menyebutkan namaku. Arga mulai menceritakan tujuan kedatangan mereka ke rumah Mbak Sandra. Ternyata dugaanku benar, mereka dari pihak bank untuk memberikan peringatan terakhir kepada Mbak Sandra karena belum menyetorkan angsuran rumahnya s
Baca selengkapnya

Kecewa

🏵️🏵️🏵️ “Itu hanya masa lalu, Mah.” “Hanya Papa bilang? Menghancurkan kehidupan orang lain menurut Papa hal sepele?” Aku tidak terima dengan jawaban Mas Fandy. “Itu udah lama berlalu, untuk apa kita bahas lagi sekarang? Lebih baik kita fokus dengan masa depan.” “Apa yang Papa sembunyikan dari Mama? Jawab, Pah!” Aku menaikkan suara. Akhirnya, Mas Fandy pun menceritakan kisahnya dengan wanita yang bernama Lia yang juga merupakan adik kandung Mbak Sandra. Mas Fandy mengakhiri hubungannya dengan Lia karena dirinya dijodohkan denganku. Terus terang, aku tidak tahu kalau Mas Fandy telah menjalin hubungan dengan wanita lain sebelum kami dijodohkan. Kala itu, dia tidak menolak perjodohan kami sama sekali. Dia bahkan tampak bahagia saat awal kami bertemu. “Kenapa Papa nggak nolak saat kita dijodohkan?” Aku ingin tahu jawabannya. “Karena Papa tertarik dengan kecantikan Mama. Seiring berjalannya waktu, Papa benar-benar jatuh cinta sama Mama.” Aku terdiam setelah mendengar jawabannya.
Baca selengkapnya

Kesal dan Kecewa

🏵️🏵️🏵️ “Mami selalu menganggap Tante sebagai orang ketiga dalam hubungan Om Fandy dan Tante Lia.” “Tapi Om Fandy dulu nggak pernah cerita kalau dirinya memiliki hubungan dengan wanita lain sebelum kami bertemu.” “Harusnya Mami tahu kebenaran ini supaya beliau tidak menyalahkan Tante.” “Sekarang udah nggak penting bagi Tante. Tante hanya ingin agar Mami kamu bersedia menjual rumah kalian ke Tante. Kamu nggak mau, ‘kan, lihat orang tua kamu dililit utang?” Aku masih tetap pada tujuan awal, menunjukkan apa yang kumiliki kepada Mbak Sandra. Selama ini, dia telah membuatku menjadi orang paling mengalah. Namun sekarang, dia yang harus berada di posisi itu. Dia harus mengalah hingga bersedia menyerahkan rumahnya kepadaku. Dia yang telah memaksaku menjadi lebih kuat dalam ambisi. Selama ini, dia telah menganggapku merebut Mas Fandy dari adiknya. Saat ini, aku akan membuktikan kalau aku juga mampu merebut harta yang dia miliki. Aku membenci Mbak Sandra, juga Mas Fandy. Pantas saja s
Baca selengkapnya

Kesepakatan

🏵️🏵️🏵️ Aku segera melangkah menuju depan rumah untuk menemui Mbak Sandra. Entah apa tujuan wanita itu berkunjung sepagi ini. Walaupun aku tetap kesal atas sikapnya selama ini, aku tidak perlu menunjukkan hal itu di depannya. “Ada apa, Mbak?” tanyaku kepada tetanggaku itu. “Aku mau ngomong penting, Bel.” Mbak Sandra menjawabku dengan nada lembut. “Mau ngomong apa? Kita masuk aja.” Aku pun memasuki rumah lalu diikuti Mbak Sandra, kemudian kami duduk di sofa ruang tamu. “Aku bersedia menjual rumahku padamu.” Sungguh, ini benar-benar kejutan luar biasa. Apa mungkin Revan yang telah membujuk maminya untuk menjual rumah mereka kepadaku? Ternyata anak itu sangat bisa diandalkan. Aku terharu dengan usahanya. “Mbak serius?” Aku ingin memastikan apakah Mbak Sandra serius dengan ucapannya. “Iya. Di samping aku butuh uang untuk melunasi utang ke bank, aku juga udah mendengar kebenaran dari Revan.” “Kebenaran apa, Mbak?” tanyaku ingin tahu. “Kebenaran kalau kamu tidak merebut Fandy dar
Baca selengkapnya

Kenyataan Tak Terduga

🏵️🏵️🏵️ “Ratu nggak bermaksud bohongin Mama, tapi Ratu terpaksa.” “Jadi, kamu beneran bohongin Mama?” Aku sedikit terkejut. Ratu pun menceritakan sesuatu yang mengejutkan. Dia mengaku kalau dirinya masih menjalin hubungan dengan Revan. Dia juga mengatakan sesuatu yang tidak aku pikirkan selama ini. Dia dengan jujur menyampaikan rasa cintanya terhadap Revan. “Jadi, kalian nggak pernah putus?” tanyaku untuk memastikan. “Iya, Mah.” Jawabannya membuatku terkejut. “Sejauh mana hubungan kalian hingga kamu tega bohongin Mama?” Aku menaikkan suara. “Kami tidak pernah melakukan sesuatu di luar batas, Mah. Revan sangat menjaga Ratu.” Walaupun Ratu berkata seperti itu, tetapi aku tetap khawatir jika mereka tetap menjalin hubungan, apalagi sering bertemu. Sedalam itu perasaan cinta Ratu dan Revan hingga mereka seolah-olah tidak terpisahkan? Apakah Mbak Sandra mengetahui hubungan mereka? “Tante Sandra juga tahu kalau Ratu dan Revan pacaran.” Ratu kembali membuka suara. Apa? Ternyata tet
Baca selengkapnya

Berpisah

🏵️🏵️🏵️ Aku dan Mas Fandy sepakat mengirim Ratu kuliah ke luar kota. Dia akan tinggal bersama Mas Haris—kakakku satu-satunya. Aku bertindak seperti itu supaya dia menjaga jarak dengan Revan. Semoga usahaku ini berhasil untuk memisahkan mereka. Setelah Ratu tidak tinggal bersama kami lagi, Revan lebih sering tampak murung. Namun, aku berusaha untuk tidak kasihan kepadanya. Mungkin lebih baik dia tidak bertemu dengan Ratu supaya dia membuka hati untuk gadis lain. “Sedendam itu kamu padaku, Bel, hingga kamu tega memisahkan Revan dan Ratu. Kamu pasti tahu kalau anakku sangat mencintai anakmu.” Aku dikagetkan suara Mbak Sandra. Sore ini, aku sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah. Aku pun menghentikan kegiatanku sejenak lalu berbalik arah melihat Mbak Sandra. “Aku hanya ingin Ratu fokus kuliah, Mbak.” Aku memberikan alasan. “Itu hanya alasan kamu aja. Walaupun mereka pacaran sejak SMP, Ratu tetap berprestasi. Itu artinya, dia selalu fokus belajar.” “Kuliah, kan, harus lebih
Baca selengkapnya

Dilema

🏵️🏵️🏵️ “Apa kamu sedendam itu sama Sandra?” “Aku nggak ngerti maksud Mbak.” Mbak Dewi akhirnya menceritakan sesuatu yang membuatku terkejut. Dia mengaku sedih mendengar keluh kesah Mbak Sandra yang telah menyebabkan Revan dijauhkan dari wanita yang dicintai. Mbak Sandra merasa bersalah atas perpisahan anaknya dengan Ratu. Mbak Sandra bahkan mengaku tidak akan berbuat jahat dan kasar kepadaku jika mengetahui kejadian yang sebenarnya di masa lalu. Selama ini, dia hanya berpikir kalau aku yang telah menyebabkan perpisahan antara Mas Fandy dan Lia. Mbak Sandra berpikir keras untuk mencari cara agar aku percaya dengan niatnya yang ingin melamar Ratu untuk Revan. Dia yakin dan percaya kalau kebahagiaan Revan hanyak bersama Ratu. Dia ingin melihat kedua anak itu bersatu dalam ikatan pernikahan. “Serius, Mbak?” tanyaku kepada Mbak Dewi. “Iya, Bel. Aku kasihan lihat dia. Aku yakin kalau dia benar-benar berubah setelah melihat anaknya bahagia berhubungan dengan anak kamu.” Mbak Dewi me
Baca selengkapnya

Belum Terbiasa

🏵️🏵️🏵️ Setelah berbincang beberapa jam, aku dan Mbak Dewi pun berpamitan pulang kepada Mbak Sandra. Hatiku merasa tenang karena Revan kembali bersemangat. Dia berjanji tidak akan melakukan hal-hal yang akan menyakiti dirinya. “Pah, Mama udah setuju kalau Ratu berhubungan lagi dengan Revan.” Aku memberitahukan kenyataan itu kepada Mas Fandy saat kami sedang bersantai di ruang TV setelah menunaikan salat Isya. “Terima kasih, Mah.” Aku tidak mengerti kenapa Mas Fandy mengucapkan terima kasih. “Kenapa Papa berterima kasih?” tanyaku penasaran. “Ratu sering curhat ke Papa tentang hubungannya yang tidak bisa bersatu dengan Revan.” “Apa?” Aku terkejut mendengar pengakuan Mas Fandy. “Iya, Mah. Biasanya dia nelepon Papa pas di kantor.” “Kenapa Papa nggak ngomong? Mama kirain, dia udah bisa lupain Revan.” Aku berkata seperti itu karena setiap Ratu menghubungiku, dia tidak pernah bicara tentang Revan. “Papa takut mau ngomong sama Mama. Tapi Papa juga takut dengan keadaan Ratu. Papa han
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status