Semua Bab Suami Pengganti untuk Adara: Bab 271 - Bab 280

316 Bab

271). Morning Sickness

***"Dan, masih mual?!"Adara yang saat ini berdiri di ujung kasur sambil menggendong Elara, kembali melontarkan pertanyaan tersebut pada Danendra yang saat ini masih berada di kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perutnya.Morning sickness. Selain ngidam yang dialami Danendra pada kehamilan kedua Adara, mual dan muntah yang biasanya terjadi pada perempuan hamil pun ikut dirasakan putra kedua Alexander tersebut.Usai menghabiskan sarapannya seperti biasa, Danendra tiba-tiba saja merasa mual dan di kamar mandilah dia berada sekarang.Adara ingin membantu. Namun, Elara yang pagi ini rewel membuatnya tak bisa berbuat apa-apa untuk meringankan apa yang sedang dialami Danendra."Masih, Ra!" sahut Danendra lalu di detik berikutnya yang terdengar Adalah suara Danendra sedang muntah—membuat Adara rasanya ikut mual karena suara suaminya itu tak pelan.Selain karena Danendra adalah laki-laki yang memiliki suara besar, faktor kamar mandi pun menjadi sebab kenapa suara muntah Danendra terdeng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

272). Permintaan Maaf Felicya

"Hai, Dan, Ra. Pagi."Entah takut atau apa, Danendra langsung merangkul Adara yang berdiri di sampingnya ketika sapaan tersebut diucapkan seorang pria yang saat ini duduk di sofa bersama sang istri."Hai," sapa Danendra singkat."Pagi, Raf."Rafly juga Felicya.Setelah dini hari tadi mengirim pesan pada Adara—mengabari jika dirinya akan segera datang, pagi ini Rafly menepati janjinya untuk berkunjung ke rumah Adara.Tak sendiri, Rafly datang bersama Felicya yang baru saja pulang dari rumah sakit tiga hari lalu karena memang yang punya tujuan penting datang adalah perempuan tersebut."Ada apa?" tanya Danendra. Membaca pesan yang diterima Adara, jujur saja dia masih merasa kesal pada Rafly.Isi pesan tersebut memang bukan sesuatu yang macam-macam. Namun, tetap saja rasanya tak sopan mengirim chat pada perempuan yang berstatus istri orang di waktu dini hari."Ada yang ingin aku bicarakan."Bukan dari Rafly, ucapan tersebut dilontarkan Felicya. Tak memasang wajah angkuh seperti biasanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

273). Ngidamnya Adara

***"Gimana kondisi bayinya, Dokter? Baik, kan?"Danendra yang sejak tadi duduk di samping Adara langsung memandang dokter Kiran ketika perlahan layar di depannya menampilkan kondisi perut Adara.Pemeriksaan rutin kandungan.Usai dinyatakan hamil, kegiatan tersebut kembali rutin dilakukan Adara setiap bulannya. Tak mengambil siang hari, Adara memilih untuk melakukan pemeriksaan di waktu sore setiap hari sabtu.Dan hari ini adalah pemeriksaan keempatnya karena usia kehamilan Adara sudah menginjak enam belas minggu atau empat bulan."Baik, Pak," kata dokter Kiran. "Perkembangan bayinya bagus, normal. Plasenta juga bagus, air ketubannya pas. Semuanya bagus. Jenis kelaminnya juga sudah bisa dilihat, hanya saja belum jelas.""Dirahasiain aja, Dokter," kata Adara. "Nanti kalau udah tujuh bulan, baru saya tanya lagi.""Oh baiklah kalau begitu," kata dokter Kiran. "Kesehatannya tetap dijaga ya, Bu. Makan makanan bergizi, jangan mengerjakan pekerjaan berat, istirahat yang cukup dan yang terpen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

274). Tamu Dini Hari

***"Seriusan kamu enggak marah?"Cukup takut, sekali lagi Adara melayangkan pertanyaan tersebut pada Danendra yang saat ini tengah mengancingkan jaket bomber Adara.Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari, Danendra memakaikan pakaian hangat untuk istrinya sebelum keluar.Selain jaket, Danendra meminta Adara memakai kupluk lalu untuk bagian bawah, Adara pun mengenakan kaos kaki sebelum menggunakan sandal."Enggak," kata Danendra.Tak ada angin tak ada hujan, Adara tiba-tiba saja ingin bertemu Rafly setelah mimpi bertemu pria itu. Tak hanya bertemu, Adara juga bilang pada Danendra ingin duduk sambil bertatapan dengan mantan kekasihnya itu untuk beberapa detik.Aneh memang. Namun, tentu saja Danendra mencoba untuk mengerti karena terkadang keinginan oranh hamil sedikit absurd."Kok jawabnya singkat?" tanya Adara tak enak.Selesai mengancingkan jaket, Danendra tersenyum. "Enggak, Sayang," ucapnya."Maaf ya, Dan. Ngerepotin," ucap Adara. "Habisnya enggak tau kenapa, aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

275). Agressif

***"Udah?"Adara yang sejak beberapa detik lalu saling melempar tatapan dengan Rafly, seketika menoleh pada Danendra ketika pertanyaan itu dilontarkan suaminya."Udah, Dan," kata Adara."Oke," ucap Danendra. Dia yang semula duduk di sofa single beranjak lalu menghampiri Adara lalu mengusap perut buncit istrinya itu. "Jangan ngeces ya, ngidam Mama kamu udah Papa laksanain.""Jangan salah paham, Dan," ucap Rafly."Enggak, siapa juga yang salah paham?" tanya Danendra."Feli maaf ya udah ganggu," ucap Adara. "Makasih juga karena ngizinin aku ketemu Rafly.""Iya, Ra. Santai aja," ucap Felicya.Danendra melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. "Udah jam setengah dua, Ra. Mau pulang sekarang?" tanyanya."Boleh," ucap Adara."Ya udah," kata Danendra. Dia kemudian beranjak sambil menuntun Adara. Setelah mengucapkan terima kasih lagi, keduanya bergegas keluar lalu kembali masuk ke dalam mobil."Hati-hati di jalan, Ra," kata Felicya."Iya, Fel. Sekali lagi makasih ya.""Sama-sama, Ra.""Pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

276). Pagi Sibuk

***"Dan, bangun, Dan. Kita kesiangan deh kayanya," ucap Adara sambil menepuk pipi Danendra yang masih terlelap. "Ayo bangun, ini jam berapa?"Danendra membuka matanya secara perlahan lalu mengerjap sebelum akhirnya memandang Adara. "Kenapa, Ra?" tanyanya."Udah siang," ucap Adara setelah dia melihat cahaya matahari masuk ke kamar lewat gorden. "Kamu bukannya mau ke kantor?""Ah." Danendra menguap lalu menggeliat sebelum akhirnya duduk. Menoleh ke arah jam dinding, dia bernapas lega karena ternyata jarum jam baru menunjukkan pukul tujuh."Telat enggak?" tanya Adara sambil mengikat rambutnya. Sama seperti Danendra, dia pun sudah duduk di kasur.Usai kegiatan mereka yang baru selesai pukul setengah empat, Danendra dan Adara sepakat untuk tak tidur lagi karena harus mandi sebelum menunaikan sholat subuh pukul setengah lima.Kantuk melanda, Adara dan Danendra kembali tidur dan bangun beberapa menit lalu. Padahal, rencananya hari ini Danendra akan ke kantor untuk mengambil berkas yang tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

277). Izin Menikah Lagi

***"Nikah? Kok enggak bilang-bilang?"Adara kentara sekali mengungkapkan keterkejutannya setelah mendengar pernyataan yang diberikan Ginanjar pagi ini.Tak datang sendiri, Ginanjar berkunjung ditemani seorang perempuan yang jelas tak asing di mata Adara.Mbak Lia. Perempuan yang usianya jelas lebih muda itu menemani Ginanjar menemui Adara untuk meminta restu menikah."Iya," ucap Ginanjar. "Sengaja, biar kejutan.""Dih, Papa," kata Adara. "Kaget lho aku ini."Tentang Ginanjar yang pernah bercerita ingin mendekati Mbak Lia, Adara memang sudah tahu. Namun, tentang kelanjutan hubungan sang Papa dengan Mbak Lia, Adara tak tahu lagi karena memang Ginanjar jarang bercerita."Maaf, Non. Katanya Papa Non enggak mau repotin karena Non pasti bantu siapin kalau tahu dari awal," ucap Mbak Lia ikut buka suara."Non?" tanya Adara. "Udah mau jadi istrinya Papa, manggilnya masih Non?"Mbak Lia tersenyum canggung. "Terus saya manggilnya apa dong?" tanyanya."Panggil Dara aja, Mbak," ucap Danendra. "Ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

278). Rindu

***"Sayang, udah? Yuk, berangkat. Nanti terlambat."Setelah menunggu hampir dua puluh menit bersama Elara di lantai satu, Danendra kembali ke kamar untuk mengecek Adara yang sejak tadi bersiap-siap."Sebentar," kata Adara. "Aku masih enggak pede."Danendra yang semula hanya menyembulkan kepala, lantas membuka pintu sedikit lebar lalu masuk ke dalam kamar untuk menghampiri Adara yang saat ini berdiri di depan cermin."Kenapa?""Aku gendutan ya, Dan?" tanya Adara."Enggak tuh, masih standar," ucap Danendra."Ini bajunya terlalu ngepas enggak sih?" tanya Adara. "Pake kebaya ini perutku kok kelihatan gede ya. Padahal kan enggak.""Perut kamu gede karena usia kehamilan kamu kan udah delapan belas minggu, Sayang. Wajar," ucap Danendra.Adara mengusap perutnya yang saat ini dibalut kebaya brukat berwarna coklat. "Tapi kaya gede banget, Dan," ucapnya."Enggak, Ra. Perut kamu emang segitu," ucap Danendra meyakinkan. "Udah yuk, nanti telat lho akadnya.""Kebayanya aku ganti aja gitu ya?" tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

279). Rencana Pergi

***"Lho, Ra. Kok duduk di luar?"Adara mengukir senyum pada Danendra yang baru saja pulang lalu membuka gerbang. Bukan sore, pria itu baru sampai di rumah setelah isya karena pekerjaan yang menumpuk."Nungguin kamu," kata Adara."Kenapa enggak di dalam aja Sayang, nunggunya?""Pengennya di sini," ucap Adara."El mana?""Udah tidur sejak maghrib tadi.""Oh ya udah, aku masukkin dulu mobilnya ya.""Oke."Danendra keluar lagi untuk kembali ke mobilnya lalu dalam hitungan menit, ferarri putih milik pria itu masuk dan berhenti persis di depan garasi.Keluar dari mobil untuk menutup gerbang, Danendra bergegas menghampiri Adara yang sejak tadi duduk di kursi teras."Capek ya?" tanya Adara sambil mencium tangan Danendra seperti biasa."Lumayan," ucap Danendra. Dia kemudian berjongkok untuk mengusap perut Adara yang sudah semakin besar.Minggu ini, usia kehamilan perempuan itu sudah sampai di minggu ke tiga puluh tujuh dan menurut dokter, HPL alias hari perkiraan lahir Adara dua minggu lagi d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

280). Berangkat

***"Kamu jangan nakal di sana ya, ingat di rumah ada istri sama anak yang nunggu."Sambil memasukkan pakaian Danendra ke dapam koper, ucapan itu dilontarkan Adara pada Danendra yang saat ini tengah bersiap-siap.Seperti rencana kemarin, sore ini sekitar pukul lima sore, Danendra akan berangkat menuju bandara untuk melakukan penerbangan menuju Malaysia sekitar pukul enam sore nanti.Berat rasanya meninggalkan Adara dengan kondisi perutnya yang sudah besar. Namun, mau bagaimana lagi? Ini sudah tugas Danendra. Tak ada Adam juga Alfian, hanya dia yang bisa menggantikan karena Aksa mau pun Danish sibuk dengan perusahaan cabang yang mereka pegang."Iya, Sayang," kata Danendra. "Sampai di hotel, aku langsung telepon kamu terus istirahat. Paginya ketemu rekan bisnis, siangnya aku langsung pulang.""Bagus," ucap Adara."Mau aku bawain oleh-oleh enggak?" tanya Danendra."Enggak usah," ucap Adara. "Kamu hanya perlu pulang dengan selamat.""Itu pasti," kata Danendra. Sambil menyisir, pandanganny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status