All Chapters of Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing: Chapter 91 - Chapter 100
110 Chapters
91. Obsesi Mega 1
Mega terpaku pada sosok pria dan wanita yang bergandengan tangan demikian mesra di depannya. Ia tidak mungkin salah mengenali rekan kerjanya, yang selama tiga tahun ini sudah berhasil mencuri perhatiannya "Pak Arya?" desisnya pelan. Ia tidak yakin dengan penglihatannya sendiri. Akan tetapi, apa yang ia lihat saat ini adalah sebuah kenyataan, yang tidak bisa ia tolak. Seseorang mencolek bahunya. "Banyak tamu mengantri di belakang." Mega sontak berjalan kembali ke posisinya. Ia menerima tamu dengan seribu satu pertanyaan di benaknya. Siapa wanita yang bergandengan begitu mesra dengan rekan kerjanya? Itu sangat mengganggu konsentrasinya. Sepuluh menit berlalu, Mega kembali melihat Arya, mengantri masuk dan bersalaman dengan penerima tamu pria. Keningnya berkerut. 'Itu siapa ya? Pak Arya? Apakah Pak Arya tadi keluar lagi lalu sekarang mengantri untuk masuk lagi?' Lagi-lagi, bersamaan dengan pria yang mirip Arya itu mulai bersalaman dengan para penerima tamu pria, ada seorang wanita
Read more
92. Obsesi Mega 2
Mita sibuk mengambil beberapa tusuk sate. Ia meletakkan lima tusuk sate ke piring Fahri baru kemudian ke piringnya. "Lima? Kebanyakan, tiga aja." Fahri hendak mengembalikan dua tusuk sate ke tempatnya, tapi Mita langsung merampasnya. "Nggak sopan. Makanan yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan. Nggak baik." Mita meletakkan dua tusuk sate Fahri ke piringnya. Tanpa banyak bicara, Mita langsung melahap ke lima tusuk sate itu. Fahri mengawasi semua tingkah dan sikap Mita. Ada banyak hal yang harus ia pelajari mengenai Mita, dan Mita pun harus belajar mengenal dan memahami semua tentang Fahri, mengingat pertemuan mereka begitu singkat dan pernikahan mereka yang begitu cepat. Kemampuan Mita dalam mengunyah makanan yang begitu cepat, mengundang tatapan dan decakan kagum Fahri. Ia suka gaya Mita yang apa adanya. Mita begitu berbeda dengan gadis kebanyakan yang justru menutupi keadaan dirinya, demi mendapatkan citra baik di mata orang lain. Mita meletakkan piring kotor di meja yang te
Read more
93. Obsesi Mega 3
Arya mendekat ke arah Mita dan Fahri yang saat itu sedang berbicara dengan seorang wanita yang mirip dengan Mega. Kode yang dikirim Mita untuk Dinda ternyata terbaca oleh Arya, hingga ia yakin jika wanita yang sedang membelakangi dirinya dan Dinda adalah benar adanya. "Selamat Malam, Bu Mega. Apakah Ibu mencari saya?" Langkah Arya dan Dinda semakin mendekat ke tempat Mita dan Fahri berada. Arya memasang wajah datar khas dirinya setiap kali bertemu dengan Mega. Ia tidak pernah bersikap ramah pada Mega kecuali saat dia sedang merasa kesal kepada Dinda, karena tidak kunjung memberi jawaban atas niatnya untuk mengajak Dinda menikah. Wanita yang ia sapa menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, lalu memutar tubuhnya dengan cepat hingga mereka kini saling berhadap-hadapan. Wajah Mega pucat pasi. Ia tampaknya sangat terkejut dengan kehadiran Arya di depannya. Ia menatap ke arah wanita di samping Arya, yang beberapa detik sebelumnya juga mengucap salam padanya. "Selamat Malam, Bu Mega.
Read more
94. Yang Pertama
Teriakan Mega ternyata terdengar oleh Mona. Mona bergegas menuju kerumunan orang yang tidak jauh dari panggung. Mona menyeruak masuk, mencari Mega. Ia memandangi semua orang yang ada di sana, dan ia dibuat terkejut dengan kehadiran dua pria tampan yang berwajah mirip bak pinang dibelah dua. "Pak Arya ... ? Kenapa bisa ada dua?" Mona menatap Arya dan Fahri secara bergantian. "Mona! Mereka bilang, kalau Pak Arya sudah menikah." Mega tertawa. "Mereka lucu sekali. Candaan yang garing." Mona menatap Mita lalu ke arah Dinda. Ia tidak dapat mengenali Mita maupun Dinda. "Kalian ,,," Mita mengangguk, dan bagi Mona, anggukan Mita adalah sebuah jawaban yang tidak bisa ia tolak kebenarannya. "Terima kasih sudah mengundang kami berdua di acara pertunanganmu. Biarkan kami berdua mengundangmu di acara pesta pernikahan kami besok." Mona terhenyak, mendengar perkataan Mita barusan. Menikah? Mita dan Dinda sudah menikah? Mereka berdua justru sudah menikah lebih dulu daripada dirinya? Mega ter
Read more
95. Amarah Mega
"Apakah aku yang pertama melakukan semua ini padamu?" Arya mendekatkan wajahnya ke wajah Dinda yang memerah. Dinda sengaja tidak menjawab, karena merasa malu. "Hmm. Terima kasih sudah menjaga semuanya untukku." Kembali Arya menghadiahi sebuah ciuman hangat di pucuk kepala Dinda. Ia merasa sangat beruntung hingga bibirnya tidak pernah lepas dari do'a. "Kita berangkat ke kampus bareng ya?" Arya melepaskan Dinda dari pelukannya. "Nanti kamu tunggu dulu. Aku ada empat kelas hari ini. Kita akan pulang jam satu." Dinda tidak menjawab. Hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Takut nanti kalau-kalau suaranya akan menjadi senjata makan tuan baginya. "Ya sudah. Tunggu di sini, Aku mandi dulu." Tanpa mengucap apa pun lagi, Arya bangkit dari kasur, berjalan menuju kamar mandi yang sudah tersedia di kamar itu. Dinda buru-buru bangun dari tidurnya. Jangan sampai Arya melihat dirinya masih berbaring manja di atas kasur. Bisa-bisa dirinya benar-benar berakhir menjadi sarapan pagi Arya. Dind
Read more
96. Video Mega
"Mengapa kamu tidak mengerti juga? Mengapa kamu masih saja mendekati Arya-ku? Apa belum cukup peringatanku kemarin?" Mega terus mendorong tubuh Dinda hingga tubuh gadis itu terbentur pada tembok di belakangnya. Kepala Dinda terasa sakit. Dinda mulai merasa pening. Kepalanya sempat terantuk cukup keras. Suara Mega yang cukup keras membuat beberapa mahasiswa yang berkumpul di depan ruangan Hasan terkejut dan mulai berdatangan ke ruangan Arya. Beberapa dari mereka mengenali Dinda, dan langsung masuk ke ruangan Arya, berusaha menjauhkan Mega dari Dinda. Saat itu, posisi tangan Mega hendak meraih ujung rambut Dinda, namun segera ditepis oleh mahasiswa bimbingan Hasan yang bernama Riski. "Bu! Hentikan!!" Riski terpaksa membentak Mega. "Kamu mau apa?! Tidak usah ikut campur! Jangan sok-sok an menjadi pahlawan kesiangan!" Mega menatap tajam ke arah Riski. Dinda memegangi bagian kepalanya yang terasa sakit. "Pak Arya sudah datang?" tanya Riski pada Dinda. "Kamu sudah bertemu dengan Pak A
Read more
97. Kesalahan Mega
Dinda menunggu kedatangan Arya yang masih mengisi kelas terakhirnya. Ia duduk termenung di ruangan Arya. Obsesi Mega terhadap Arya sungguh mengerikan. Ia tidak mengira jika Mega mencintai Arya hingga melakukan hal di luar logika. Bertengkar hanya karena pria yang tidak mencintainya.Berulang kali Dinda menggelengkan kepalanya. Apakah ini adalah salah satu alasan dirinya gagal dalam sidang skripsi yang lalu?Pintu ruangan Arya terbuka. Dinda langsung berdiri dari tempatnya, takut kalau-kalau orang itu adalah Mega yang datang kembali mencari masalah dengannya."Din!" Wajah Mita yang menyembul dari balik daun pintu. Wajahnya terlihat khawatir. "Lu nggak kenapa-kenapa kan?""Mita? Kenapa bisa ada di sini?" Dinda mengabaikan pertanyaan Mita. Dia sibuk dengan memikirkan kehadiran Mita di sini."Lah gua kan memang ke kampus juga hari ini. Bayar wisuda. Gua tadi ngomong ke elu deh Din waktu sarapan tadi, tapi keliatannya lu lagi konsen sama Pak Arya.""Ooh.... Jadi maksud elu ke rumah gua ta
Read more
98. Rahasia Keluarga Dermawan
"Pak Arya adalah cucu pemilik yayasan yang menaungi Universitas Panca Satrya, dan Bu Mega yang hanya memiliki hubungan keponakan dengan pembantu dekan fakultas ekonomi, telah berani mengusik cucu sekaligus menyakiti cucu menantu pemilik yayasan." Hasan menggelengkan kepalanya berulang kali. Ia sendiri tidak sanggup membayangkan hukuman yang akan diterima Mega. Rudy benar-benar syok. Ia tidak pernah menyangka jika Arya yang ia kenal begitu rendah hati, dingin dan sedikit bicara itu ternyata cucu orang penting tempatnya bekerja. "Saya jadi khawatir. Selama ini saya sangat sering menggoda beliau, memperlakukan beliau seperti orang biasa," "Jangan begitu. Saya pun sama. Percayalah, setelah mengetahui kenyataan itu, lutut ini langsung lemas. Tulang ini serasa lepas dari tempatnya." Riski yang semula hendak berkonsultasi, memilih menyerahkan skripsi yang sudah direvisi lalu pamit undur diri. Kejadian hari ini memberi banyak informasi bagi dirinya. "Saya harus bertemu dengan Pak Ary
Read more
99. Rahasia Keluarga Dermawan 2
"Kalian sebenarnya siapa?" Dinda menatap tajam Fahri. Fahri tersenyum lalu tertawa kecil. "Kami ... sama seperti kalian. Tidak ada yang berbeda. Sama makan nasinya. Minumnya pun sama air putih dan terkadang kopi hitam atau teh hangat manis." Dinda mengerucutkan bibirnya. "Tsk. Bukan itu maksudnya." "Dahlah. Mending tanya Hunny Bee lu aja. Pasti mau jawab, nggak kek dia," sungut Mita. Arya melambaikan tangannya ke arah Dinda, diikuti oleh Hasan dan Rudy. Keduanya terkejut ketika melihat sosok Fahri yang tengah menatap mesra Mita. "I-itu ..." Rudy menunjuk ke arah Fahri. "Dia kakak saya. Pengusaha." "Ooh, dan itu bukannya .. itu ..." Mita menganggukkan kepalanya. "Hai, Pak Rudy." Mita menyapa dengan riang. "..." Rudy bingung. "Itu Mita, Pak Rudy. Di sebelahnya suaminya," terang Dinda ketika dirinya duduk di sebelah Arya. "Oooh." "Karena keberangkatan saya diundur bulan depan, jadi resepsi pernikahan kami dimajukan." "Hah? Beneran?" Dinda kaget. Dirinya sendiri tidak tah
Read more
100. Identitas Arya
Mega tidak juga beranjak dari tempat duduknya. Netranya masih terus menatap layar ponselnya yang masih terus menyala. Balasan yang ia tunggu dan nantikan tidak kunjung ia dapatkan. Emosinya mulai terpancing. Di benaknya mulai terbentuk rencana untuk menemui Si Mahasiswa Abadi yang besok lusa ikut maju sidang skripsi. Mega akhirnya tidak lagi dapat menahan kesabarannya. Ia langsung menekan nomor yang sejak tadi ia harapkan membalas pesannya. Nada panggil terdengar. Itu artinya nomor yang ia tuju aktif dan ponsel dalam keadaan hidup. Satu kali. Nihil. Mega mencoba lagi. Lagi-lagi tidak dijawab. Yang ketiga kali, panggilannya tidak juga diangkat. Mega lantas menghubungi Mona. "Berikan alamat bocah itu! Mengapa dia tidak juga menjawab pesanku??" Mega meluapkan seluruh emosinya, ketika panggilan yang ia buat untuk Mona, diangkat gadis itu. *Siapa yang Bu Mega maksud? "Mahasiswa yang tidak juga lulus itu. Siapa namanya? Jika begini, aku akan melakukan hal yang sama padanya, seperti
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status