Beranda / Romansa / Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing / 99. Rahasia Keluarga Dermawan 2

Share

99. Rahasia Keluarga Dermawan 2

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-29 22:01:36

"Kalian sebenarnya siapa?" Dinda menatap tajam Fahri.

Fahri tersenyum lalu tertawa kecil. "Kami ... sama seperti kalian. Tidak ada yang berbeda. Sama makan nasinya. Minumnya pun sama air putih dan terkadang kopi hitam atau teh hangat manis."

Dinda mengerucutkan bibirnya. "Tsk. Bukan itu maksudnya."

"Dahlah. Mending tanya Hunny Bee lu aja. Pasti mau jawab, nggak kek dia," sungut Mita.

Arya melambaikan tangannya ke arah Dinda, diikuti oleh Hasan dan Rudy. Keduanya terkejut ketika melihat sosok Fahri yang tengah menatap mesra Mita.

"I-itu ..." Rudy menunjuk ke arah Fahri.

"Dia kakak saya. Pengusaha."

"Ooh, dan itu bukannya .. itu ..."

Mita menganggukkan kepalanya. "Hai, Pak Rudy." Mita menyapa dengan riang.

"..." Rudy bingung.

"Itu Mita, Pak Rudy. Di sebelahnya suaminya," terang Dinda ketika dirinya duduk di sebelah Arya.

"Oooh."

"Karena keberangkatan saya diundur bulan depan, jadi resepsi pernikahan kami dimajukan."

"Hah? Beneran?" Dinda kaget. Dirinya sendiri tidak tah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   100. Identitas Arya

    Mega tidak juga beranjak dari tempat duduknya. Netranya masih terus menatap layar ponselnya yang masih terus menyala. Balasan yang ia tunggu dan nantikan tidak kunjung ia dapatkan. Emosinya mulai terpancing. Di benaknya mulai terbentuk rencana untuk menemui Si Mahasiswa Abadi yang besok lusa ikut maju sidang skripsi. Mega akhirnya tidak lagi dapat menahan kesabarannya. Ia langsung menekan nomor yang sejak tadi ia harapkan membalas pesannya. Nada panggil terdengar. Itu artinya nomor yang ia tuju aktif dan ponsel dalam keadaan hidup. Satu kali. Nihil. Mega mencoba lagi. Lagi-lagi tidak dijawab. Yang ketiga kali, panggilannya tidak juga diangkat. Mega lantas menghubungi Mona. "Berikan alamat bocah itu! Mengapa dia tidak juga menjawab pesanku??" Mega meluapkan seluruh emosinya, ketika panggilan yang ia buat untuk Mona, diangkat gadis itu. *Siapa yang Bu Mega maksud? "Mahasiswa yang tidak juga lulus itu. Siapa namanya? Jika begini, aku akan melakukan hal yang sama padanya, seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   101. Si Mahasiswa Abadi

    Dinda menatap sedih ke langit biru. Andai dirinya dapat menjelma menjadi seekor burung, ia ingin terbang tinggi mengelilingi pengunungan, turun ke lembah-lembah lalu terbang rendah saat dirinya berada di laut lepas. Hembusan angin pastilah dapat membawa pergi segala penat dan beban yang kini masih bergelayut mesra di benak dan pikirannya. Dinda sangat ingin menghapus semua kejadian buruk yang beberapa bulan ini menimpanya. Atau melenyapkan mereka-mereka yang sudah berani membuat hari-hari terakhirnya terasa begitu kelabu, hingga meninggalkan kenangan buruk dalam ingatannya. Ting. Notifikasi pesan masuk berdenting. Dinda buru-buru membuka ponsel dan mencari pesan yang baru saja masuk. Keningnya berkerut penuh keheranan karena pesan itu bukan pesan tulisan namun pesan suara dan video. Ia agak ragu untuk membuka setiap kali sebuah pesan yang berbentuk video dan suara, masuk ke dalam ponselnya. Terakhir kali video yang masuk ke ponselnya berisi video menjijikkan dari nomor tidak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   102. Siapa Dia?

    "Dan soal siapa Si Mahasiswa Abadi itu, saya sepertinya tahu siapa dia?" Dinda menatap Arya dengan penuh keyakinan. Arya merasa tegang seketika. Ia merasa jika sosok yang akan disebut Dinda ini adalah seseorang yang akan menjadi rivalnya dalam memenangkan perasaan Dinda, dan itu membuat dirinya merasa terancam. "Dia seorang pria?" Dinda mengangguk mantap. "Dia pria tapi kalian belum pernah bertemu satu sama lain. Dia sudah ada di sini lima tahun sebelum suamiku ini bekerja sebagai dosen muda di kampus. Saat Pak Arya mulai mengampu mata kuliah di kampus, dia hanya mengambil mata kuliah skripsi tanpa mengambil mata kuliah yang lain. Meski begitu skripsi itu pun tidak dikerjakannya, karena ia pesimis dengan hasil sidang jika dia maju sidang untuk ke sekian kalinya." Arya mendengarkan dengan seksama. Ujung-ujungnya, masalah sidang lagi. Ada apa dengan sistem pelaksanaan sidang di kampusnya? Apakah ada yang sengaja mempermainkannya hingga beberapa mahasiswa yang bernasib sial harus men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   103. Tentang Mega 1

    *Bu Mega! Lu tahu kan Bu Mega? Kenal Bu Mega'kan? "Iya. Kenapa dengan Bu Mega? Cepetan, deh. Penasaran tahu nggak, sih?" Dinda benar-benar tidak sabar. "Buruan cerita!" *Bu Mega ... Masuk rumah sakit. "Hah???!!!!" Ponsel Dinda terlepas dari tangannya. Teriakan kaget Dinda mengejutkan Arya yang sedang memakai deodoran. Ia bergegas menghampiri Dinda yang wajahnya kini begitu pucat. "Ada apa? Kenapa?" Arya mengguncang tubuh Dinda, setengahnya untuk menyadarkan Dinda yang terlihat begitu syok. *Halooo ... Halooo... Dindaaaaa! Yuda berteriak-teriak di ujung sana ketika ia mendengar suara brak, dan ia yakin jika ponsel sahabatnya sudah sukses mendarat di lantai. "Ada apa? Kenapa Dinda teriak syok seperti itu?" Arya mengambil ponsel Dinda, dan menjawab telpon Yuda. *Anu-Itu, Pak. Bu Mega - Bu Mega ... Yuda menjadi gagap sejenak. Ia tidak menyangka jika akan berbicara dengan dosen paling fenomenal di kampusnya itu. "Memang kenapa Bu Mega? Berbuat ulah apa lagi?" Nada suara Arya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   104. Tentang Mega 2: Alasannya Adalah ...

    "Ada apa sebenarnya? Soal sidang skripsi? Nilai atau apa?" Arya menatap Rudy yang kini mengajaknya ke komplek ruang dosen. "Ada yang harus saya tunjukkan kepada Pak Arya. Kita ke ruangannya Pak Hasan lebih dulu." Arya tidak lagi bicara. Ia terus menggenggam tangan Dinda yang makin ke sini makin dingin. Arya melirik Dinda. Wajah istrinya itu belum berubah. Masih pucat dan kali ini terlihat semakin cemas. "Mengkhawatirkan sesuatu?' bisik Arya, membuyarkan lamunan Dinda yang tidak-tidak. "Apakah itu dia?" Suara Dinda terdengar sedikit bergetar. "Pak Rudy. Apakah dia di sini?" "Siapa?" Arya kini menatap tajam Dinda. Ia jadi semakin mengkhawatirkan keadaan Dinda. Rudy terkejut. Dari mana Dinda tahu jika ada seseorang yang akan ia tunjukkan kepada Arya. "Mbak Dinda tahu dari mana?" "Yuda. Dia bilang kalau ada mahasiswa yang ditahan." Arya tidak menyangka jika istrinya itu mendengar pembicaraannya dengan Yuda. "Mbak Dinda tidak usah ikut masuk. Biarkan Pak Arya saja." Dinda mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   105. Obsessive Love Disorder 1

    Arya menatap wajah cantik istrinya yang masih terlelap. Dinda akhirnya jatuh pingsan dalam gendongan Arya. Ia tidak lagi ingat dimana ia berada. Yang ia rasakan hanyalah gelombang ketakutan yang melibas semua rasa percaya diri dan keberaniannya. Kata-kata jujur dari Denny membawa efek yang sangat menakutkan bagi dirinya.Dinda, masih tidak percaya jika Mega, yang notabene berjenis kelamin sama dengannya, telah menyuruh seseorang untuk melecehkannya, hanya demi rasa cintanya yang membabi buta pada seorang pria yang sama sekali tidak mencintainya.Arya terus mengusap punggung tangan Dinda, berharap sang istri segera sadar dari pingsannya."Din!" seru Mita langsung tertahan ketika mendapati Arya secara reflek menoleh ke arahnya sambil meletakkan telunjuk di depan bibir. Beberapa menit yang lalu, Mita segera lari kocar-kacir dari kursi tempatnya duduk, ketika Arya mengabarkan perihal pingsannya Dinda di kampus. Ia baru saja tiba di kediaman Broto, menjemput suaminya, Fahri. Ia ingin Fah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   106. Obsessive Love Disorder 2

    "Mari kita selesaikan hari ini. Bila perlu, kita selesaikan secara laki-laki." Wow! Hasan, Rudy dan Denny langsung berkidik. Meski tenang, ucapan Arya justru mendatangkan ketakutan bagi ketiganya.Secara laki-laki? Rudy dan Hasan yang mendengar itu menggelengkan kepala mereka. Kata-kata itu terdengar begitu macho, bahkan di telinga mereka sendiri."Saya tidak akan panjang lebar. Silakan cerita dari awal sampai terjadinya kejadian hari ini. To the point. Jangan berbelit-belit!"Arya duduk di kursi yang berada tepat di depan Denny. Mereka terhalang satu meja. Ia terus menatap Denny dengan sorot yang tidak bisa dibaca oleh siapa pun.Hasan dan Rudy sama-sama menahan napas mereka. Ruangan itu kini bertambah panas. Hasan buru-buru mengambil remote AC , menurunkan suhu hingga 22 derajat, namun rupanya angka itu masih terasa begitu gerah bagi mereka sekarang."Saya pikir, saya tidak perlu menceritakan bagaimana awal mulanya, Pak. Cukup Bapak tahu saja jika saya tidak mengabulkan permintaan B

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   107. Nasib Mega

    "Jadi, kamu sengaja dengan membuat jarak begitu dekat dengan dia?" Suara dingin Arya menusuk dalam telinga Denny.Denny tidak mengira jika Arya tahu soal itu. "Oh-Itu-Ehm, maafkan saya, Pak. Saya sudah lancang. Maksud saya cuma mau ambil foto close-upnya Dinda saja, tapi ternyata jaraknya terlalu dekat." Denny langsung menundukkan kepalanya. "Siapa yang mengambil foto kalian? Ada orang lain yang bersama kalian?" Suara Arya semakin tidak bersahabat."Eh? Mengambil foto? S-Siapa, Pak?" Denny mengerjapkan kedua netranya. Tidak ada orang lain di sana kecuali dirinya dan Dinda, dan dua orang mahasiswi yang berada di deret berbeda dengan dirinya dan Dinda. Punggung Denny menegak seketika. Mungkinkah salah satu atau kedua gadis itu yang telah mengambil fotonya dan Dinda?"Kalau saya tahu, untuk apa saya tanya sama kamu. Ada orang yang mengirimkan foto kalian kepada saya. Saya pikir, kamu sengaja mencari masalah dengan saya."Denny mendesah. Hatinya merasa tidak nyaman. Mengapa Mega mela

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21

Bab terbaru

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 11

    "Mega Sandrina," gumam Arya pelan. "Apa yang dia lakukan di sini?"Arya terus mengamati gerakan Mega yang masih asyik berbicara dengan sekumpulan mahasiswa. Tidak lama kemudian, Mega berbalik kembali masuk ke mobil putihnya. Mobil itu berjalan pelan keluar dari area koperasi mahasiswa, lalu melesat ke arah fakultas ekonomiKening Arya kembali mengernyit. "Kenapa ke fakultas ekonomi? Jangan-jangan dugaan Dinda benar?"Sosok pria yang pernah dengan Arya sewaktu mereka di Inggris, ternyata tidak mengarah ke Arya. Pria itu masuk ke koperasi mahasiswa lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas untuk digandakan. Arya kembali menjalankan mobilnya. Pikirannya dipenuhi dengan nama Mega. Apa yang perempuan itu lakukan di kampus ini? Pertanyaan ini terus hilir mudik di kepala Arya, membuat dirinya tidak sabar untuk menghubungi Rudy."Ya. Selamat Siang, Pak Arya.""Ada Mega Sandrina di kampus. Apakah ada tujuan dirinya kembali kemari?"Rudy terkejut. "Bu Mega? Mega Sandrina maksud Pak Arya?""Betu

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 10

    Arya mengusap lembut kepala Dinda. "Bagaimana ya mengatakannya?" Arya bersikap seolah dirinya berada dalam kebingungan yang sangat. Sayangnya, itu tidak berlangsung lama. Wajah panik Dinda membuatnya urung meneruskan drama dadakannya."Bukan soal siapa atau orang, melainkan mengapa perekrutan itu dilakukan ketika saya masih berada di luar negeri."Arya mengajak Dinda untuk duduk di sofa yang memang sengaja diletakkan di samping pintu balkon kamarnya."Siapa?" Dinda menjadi penasaran."Siapa lagi kalau bukan mereka yang ada di kampus."Dinda mencebikkan bibirnya. "Kalau nggak niat cerita ya udah nggak usah cerita. Saya kan jadi sebel." Dinda melepaskan pelukan Arya."Yaaa, kenapa marah?" Arya tidak mengerti dengan perubahan ekspresi di wajah Dinda yang begitu drastis. "Nggak marah, cuma kesel. Sebel." "Merasa kesel dan sebel pasti ada alasan di belakangnya. Apa itu tidak sesuai dengan tebakan kamu?"Dengan polosnya, Dinda mengangguk. "Saya kira dia yang malas saya sebutkan namany

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 9

    Rasa was-was yang dirasakan Mita menular ke Dinda. Secara tidak sadar, perhatian Dinda kini beralih pada sosok pria tinggi yang sepertinya sengaja menutupi wajahnya dengan topi berwarna hitam. Pria itu mulai menyadari jika kehadirannya sudah diketahui Dinda. Ia memutar tubuhnya secepat mungkin, berpura-pura sibuk memilih jam yang dipajang di toko yang berada tepat di belakangnya."Buruan cabut aja deh, Din. Gua takut kenapa-kenapa." Mita mendorong kereta belanja dengan sekuat tenaga. Dalam pikirannya, mereka harus segera meninggalkan supermarket ini. Tidak ada Fahri atau Arya di samping mereka, membuat Mita bersikap sangat waspada, terlebih lagi mereka membawa dua bocah, yang sejak kedatangan mereka, sudah menarik banyak perhatian terutama Brilian.Dinda mengangguk setuju. Mereka bergegas menuju meja kasir yang kosong, untuk kemudian meninggalkan supermarket itu. Bulir keringat bermunculan di kening Mita. Ia sungguh gugup. Takut jika kejadian buruk akan menimpa mereka. Ia membawa mo

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 8

    Suasana tegang melingkupi ruangan Arya. Yusna mengusap keringat yang mulai memenuhi keningnya, sedangkan Burhan menatap nanar pemuda tampan di hadapannya, yang memiliki aura tak kalah menyeramkan dengan pemilik yayasan."Bagaimana?" Arya masih setia menunggu penjelasan kedua pria paruh baya di depannya. Batin Burhan masih terjadi pergulatan batin. Ia tidak ingin mengaku salah karena dalam kacamatanya, mengaku salah berarti salah. Ia tidak sudi mengakui kesalahannya di depan pemuda belum matang di depannya."Saya mengadakan perekrutan ini bukan tanpa pertimbangan, Pak Arya. Semua berdasarkan permintaan masing-masing fakultas. Ada banyak dosen yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Jika kita tidak cepat mencari calon pengganti mereka, saya khawatir ini berpengaruh pada jumlah serapan mahasiswa baru tahun depan."Yusna mengangguk setuju. Apa yang dikatakan Burhan tidak jauh berbeda dengan pemikirannya. Mereka harus mempersiapkan calon pengganti lebih awal beberapa bulan sebelum

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 7

    Rudy mengikuti Arya dari belakang. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada sang rektor muda. Tentang kabar Dinda dan putra mereka, termasuk kehidupan yang keluarga kecil itu jalani selama pendidikan di Inggris. Namun, aura Arya mencegahnya untuk bertanya apapun. Bibirnya seperti dikunci paksa.Keduanya kembali ke ruangan rektor. Sekretaris memberi beberapa dokumen kepada Rudy, untuk selanjutnya disampaikan kepada Arya.Rudy berhenti sejenak untuk mengecek dokumen apa saja yang diterimanya, sebelum diserahkan kepada Arya. "Yusna dan Burhan." Arya menggumam dan gumamannya berhasil mengalihkan perhatian Rudy."Ada yang harus saya lakukan, Pak Arya?" Rudy mendekat dan meletakkan dokumen yang sudah ia periksa."Apa yang mereka lakukan selama aku berada di luar negeri?" Tatapan lurus Arya membuat Rudy sontak mendekat."Saya sudah berusaha menjelaskan beberapa hal kepada beliau berdua, Pak, Akan tetapi, mereka justru menilai saya sebagai perusuh dan tidak mengerti kebutuhan kampus saat i

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 6

    Dinda baru saja selesai membantu Anggun menyiapkan sarapan pagi bersama Mita, saat dilihatnya Arya sudah berpakaian rapi dengan tas kerjanya. 'Bukannya ke kampus besok? Kenapa berubah? Pagi banget lagi?' Netra Dinda mengikuti kemana pun Arya bergerak. "Pergi kemana? Ke kantor?" Akhirnya Dinda tidak tahan juga untuk bertanya. Wajah Arya yang sangat serius cukup mengganggunya."Ke kampus dulu." Arya mendekat ke arah Dinda, lalu mengecup kening istrinya. "Ada sesuatu yang harus diselesaikan.""Mendadak sekali."Arya mengangguk. "Nanti malam saja ceritanya," bisiknya di telinga Dinda sembari memberi kecupan lembut di sana."Penting banget?" Dinda sepertinya tidak rela jika suaminya itu kembali ke rutinitasnya sebagai dosen."Sangat penting."Dinda mulai menerka-nerka urusan apa yang dimaksud suaminya. Jangan-jangan sosok yang disebut Mita kemarin?"Jangan pergi sebelum sarapan. Hari ini sangat spesial karena dimasak oleh tiga wanita cantik di rumah ini. Kalau kamu tolak, bakal rugi dan k

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 5

    Mega? Kembali? Wanita itu berada di tempat yang sama dengan mantan dosen pembimibingnya untuk kedua kali? Dinda mengerjapkan kedua netranya. Ia hanya menatap Mita kosong."Tsk. Bener kan tebakan gua. Lu bakal kaget.""Ngapain dia balik lagi ke kampus? Apa belum dipecat?" Dinda mendadak merasa kesal. Mungkinkah Arya sudah membohonginya? Mita tertawa kecil melihat kening Dinda berkerut-kerut. "Pak Arya nggak akan pernah bohong sama elu. Beliau tipikal setia sampai akhirat."Dinda tersipu malu. "Gua sebenernya nggak pa-pa juga kalau dia balik lagi ke kampus.""Serius?" Mita sontak memutar badannya. "Asal doi bukan jadi dosen aja. Balik ke kampus kan tidak selamanya dia balik jadi dosen lagi. Kali aja pas ketemu sama elu, dia numpang lewat atau nganterin temen atau sodaranya yang mau daftar di sana jadi maba.""Bisa jadi juga. Gua begini karena gua masih kesel aja sama dia. Kenapa orang seperti dia malah awet di muka bumi ini, sih?""Hush! Nggak boleh ngomong begitu. Kali aja Tuhan mau

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 4

    "Mama!!"Teriakan Brilian membuat Dinda langsung memutar tubuhnya dan dengan gerakan super cepat kaki-kakinya yang panjang dan jenjang sudah mengantarkannya ke depan pintu teras. Ia melihat Brilian menangis dalam gendongan Arya.Dinda mendekat ke arah dua pria penting dalam hidupnya. Dinda menyentuh lembut pundak suaminya. Tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun, Arya menceritakan sebab musabah Brilian menangis histeris. "Saking besarnya dia melompati ini hingga jatuh terjerembab di situ." Arya menunjuk ke dinding pemisah antara teras rumah dan pekarangan rumah setinggi enam puluh senti, dan lokasi tempat Brilian jatuh."Mana anak tampan Mama?" Dinda mencoba melihat wajah putranya. Brilian, demi mendengar suara lembut sang mama, langsung mengangkat wajahnya. Ia berusaha keras menahan tangisannya yanga berujung pada cegukan.Dinda tersenyum geli. "Nggak apa-apa kalau masih ingin menangis. Tuh, lihat. Om Fahri sudah berhasil menangkap tikusnya."Dari kejauhan tampak Fahri memegang ta

  • Dibimbing Jadi Istri Dosen Pembimbing   Extra Part 3

    Fahriza masih tertegun di jok belakang. Ia masih tetap menatap ke arah bocah laki-laki yang ditunjukkan mamanya. "Sayang... Kamu tidak ikut turun?" Panggilan Mita membuyarkan lamunan Fahriza. Bocah kecil itu keluar dengan terburu-buru, lalu lari menghambur mencari sang nenek"Nenek!"panggil Fahriza heboh. Ia tidak mempedulikan beberapa tamu yang tengah duduk berbincang dengan Dermawan. Fahriza tiba-tiba berhenti di tengah ruang tamu. Netranya menabrak sosok asing yang tidak pernah ia temui sebelumnya.'Mengapa Papa ada dua?' gumam Fahriza keheranan. Perhatian Fahriza terpusat pada sosok yang sedang menuruni tangga. Pria tinggi, putih dan sangat tampan. Sekilas memang mirip papanya, tapi jika dilihat lebih dalam, pria dewasa itu lebih tampan dari papanya. Mita yang berjalan di belakang Fahriza menatap penuh heran melihat tingkah putrinya. "Ada apa, Za? Ada hantu? Mana? Biar Mama pukul pakai tas Mama ini." Mita megusap lembut pucuk kepala Fahriza."Mama!""Ya, Sayang.""Mengapa Papa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status