Tidak lama kemudian mobil Rexa yang dikendarai oleh Vino tiba di sebuah gedung tinggi berlantai dua puluh yang mewah. Tulisan Artemis terlihat menyala terang di puncaknya. Di depan pintu lobi tampak Sonya telah menunggu kedatangannya. Sambil tersenyum, Sonya melambaikan tangannya saat melihat mobil yang dikendarai Vino berhenti tepat di depannya. “Hai, Sayang. Ayo naik!” Dengan segera Sonya naik ke dalam mobil dan duduk di samping Sofie di bangku penumpang. “Sayang, kita jalan-jalan dulu, ya. Sofie dan Rexa juga sudah setuju.” “Ide bagus,” sahut Sonya bersemangat. “Kalau kubilang tidak setuju pun mobil ini akan Vino bawa sesuka hatinya,” tandas Rexa pasrah. “Tapi ... aku penasaran, sejak kapan kalian pacaran?” tanya Rexa tanpa basa basi. Pria itu menoleh menatap Vino dengan tatapan menyelidik. “Iya, benar. Kamu hutang penjelasan padaku loh, Sonya!” timpal Sofie sambil merengut menatap sahabatnya yang hanya menanggapi dengan tersenyum simpul. “Kenapa cuma senyum? Sejak kapan kalian
Read more