Semua Bab Karenamu Kujatuh Cinta: Bab 11 - Bab 20

41 Bab

11. Basecamp Para Pria Tampan

Satu jam kemudian, mobil Rexa berhenti tepat di garasi luas di sebuah rumah besar minimalis modern bernuansa putih cokelat. Rexa mematikan mesin mobilnya dan beranjak turun diikuti oleh Sofie yang terlihat bingung. “Ini di mana? Kamu tidak membawaku ke tempat yang aneh-aneh, kan?” Sofie menyipitkan matanya menatap Rexa curiga. “Sudah kamu ikut saja! Ini tempat paling aman dari para paparazzi dan para penggemar gila itu.” Rexa melangkah masuk ke dalam rumah dan Sofie hanya mengikutinya dari belakang. “Waaah ... ada angin apa kamu pulang ke sini, Rex?” tanya Calvin heran melihat Rexa yang tiba-tiba muncul di ruang tengah rumah markas B-Men. Sesaat kemudian dengan setengah terkejut Calvin melihat Sofie yang muncul di belakang Rexa, “Oooh ... jadi karena dia, ya?” Calvin menjawab pertanyaannya sendiri sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Hai, Sofie! Ayo sini kumpul bersama kami!” kata Vino ramah sambil menepuk sofa kosong di sebelahnya dan mengisyaratkan Sofie agar duduk. Sofie me
Baca selengkapnya

12. Pekerjaan Baru

Pagi sekali sebelum para member B-Men bangun, Sofie sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur yang mewah tersebut. Sambil bernyanyi riang, Sofie mengayunkan spatulanya mengaduk beberapa sayuran segar dengan mayonaise yang sebelumnya dia beli di minimarket dekat markas B-Men. Kemarin dia sempat lihat supermarket itu ketika datang rumah ini, walaupun lumayan melelahkan jika ditempuh dengan berjalan kaki. Zhen dan Kenzie yang pertama tiba di dapur dengan pakaian yang sudah rapi. Keduanya duduk dan meneguk air mineral yang mereka ambil dari lemari pendingin. Kemudian tersenyum memperhatikan Sofie yang sedang mengaduk saladnya sambil mendengarkan lagu melalui earphone-nya. Wanita itu tidak menyadari kedatangan keduanya. Sofie terus bernyanyi dengan riang, meskipun suaranya benar-benar memprihatinkan. Tidak lama kemudian Vino dan Calvin pun ikut bergabung. Begitu asiknya bernyanyi hingga Sofie tidak menyadari ke empat pria itu sudah berkumpul mengelilingi meja makan. Sofie benar-benar terke
Baca selengkapnya

13. Asisten Si Pria Tampan

Sofie duduk di tepi ruang studio, memperhatikan para member B-Men bergaya untuk pengambilan gambar iklan sebuah parfum keluaran terbaru dari sponsor mereka. Dengan tema maskulin, misterius dan romantis yang menjadi moto parfum tersebut. Sofie sempat tidak berkedip saat mengagumi akting para member B-Men ketika mendeskripsikan beberapa parfum sesuai karakter mereka masing-masing. Pandangan Sofie kini terpaku pada sosok Rexa yang sedang beradu akting dengan seorang artis cantik dengan lekuk tubuh indah yang terlihat memujanya. Pria itu terlihat maskulin dengan setelan jasnya yang berwarna senada dengan gaun sang artis wanita. Terlebih lagi dengan kesempurnaan bentuk wajah dengan rahang tegas, hidung mancung dan bibir tipis yang bisa membuat semua wanita jatuh hati padanya dengan mudah. Pantas saja Rexa memiliki paling banyak penggemar wanita yang fanatik, penggemar yang benar-benar tergila-gila padanya. ‘Kenapa orang sedingin dia bisa terlihat memesona begitu?’ gumam Sofie dalam hati.
Baca selengkapnya

14. Azalea

“Sebenarnya kita mau ke mana, sih?” tanya Sofie yang sedari tadi merengut selama berada di dalam mobil Rexa. Jalan yang ditempuh Rexa sama sekali tidak familiar bagi Sofie. Wanita itu bahkan tidak tahu sekarang sedang berada di daerah mana. Jalanan kota yang semula ramai dengan berbagai kendaraan yang padat merayap kini berganti jalanan lengang. Gedung-gedung tinggi yang berjajar menjulang pun kini berganti dengan bangunan-bangunan sederhana. “Kamu tidak ingat jadwalku malam ini apa?” “Bukannya malam ini tidak ada jad-wal. Ooooh ... aku baru ingat! Artis judes tadi itu kan mengajakmu makan malam,” jawab Sofie sambil menepuk keningnya pelan. “Lalu kenapa aku harus ikut?” “Aku tidak ingin dia berkhayal macam-macam kalau hanya berdua denganku!” “Aiish ... pikiranmu itu sungguh buruk. Belum tentu juga kan dia berpikir macam-macam. Siapa tahu hanya karena ingin berteman denganmu atau sekadar lebih dekat denganmu mungkin.” “Kamu ini polos atau bodoh?” tanya Rexa sambil menyentil kenin
Baca selengkapnya

15. Seperti Kucing Dan Anjing

Ponsel Sofie berdering dengan nama Rexa tertera jelas di layarnya begitu wanita itu keluar dari toilet. Jelas saja Sofie langsung menggeser tombol hijau dan menjawab teleponnya sebelum mendengar omelan panjang bosnya itu. “Apa yang kamu lakukan?! Cepat kemari!” bentak Rexa dan langsung menutup teleponnya sebelum Sofie sempat menjawab. “Apa-apaan orang itu? Seenaknya saja!” gerutu Sofie sambil bergegas kembali ke meja mereka tadi. Belum juga Sofie sampai ke meja tersebut, Rexa yang tengah berjalan meninggalkan meja langsung menarik Sofie keluar dari restoran. Dengan wajah bingung, Sofie yang nyaris terseret hanya bisa mengikuti Rexa dalam diam sambil melirik ke arah Azalea yang terlihat kesal. ‘Haduuuh ... punya musuh baru nih kayaknya!’ gumam Sofie dalam hati. “Hei! Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan sampai dia terlihat sangat kesal begitu?” tanya Sofie hati-hati saat mereka dalam perjalanan menuju rumah Sofie. “Wanita itu bilang mau jadi pacarku.” “Wuah! Lalu apa jawabanmu
Baca selengkapnya

16. Partner Drama

Pagi sekali Sofie sudah tiba di basecamp B-Men. Tangannya penuh belanjaan bahan makanan yang dibelinya di pasar pagi dekat rumahnya. Sedikit kewalahan, Sofie menekan password pintu basecamp yang Nick berikan padanya kemarin. Berjalan sedikit mengendap langsung menuju dapur yang masih bersih mengkilap.Dengan hati-hati diletakkannya barang belanjaan yang baru dibeli di atas meja. Sebagian lagi dia masukkan ke dalam lemari pendingin untuk stok.Kini segala kebutuhan di basecamp menjadi tanggung jawab Sofie. Terlebih kemarin Nick juga sudah memberinya kartu debit khusus untuk membeli keperluan rumah tangga di basecamp. Jadi, sudah menjadi tanggung jawabnya juga untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi para member.Seperti saat ini, Sofie terlihat mulai bergerak lincah menyiapkan semua peralatan masaknya, membersihkan sayuran dan segera mengolahnya. Sesekali wanita itu berdendang sambil memutar spatulanya. Pukul delapan tepat, semua menu sarapan sehat yang Sofie buat telah rapi terhida
Baca selengkapnya

17. Kalimat Yang Menusuk

Acara jumpa penggemar kali ini benar-benar disambut antusias oleh para pengagum B-Men. Sofie bahkan melongo melihat bagaimana ballroom hotel tersebut penuh sesak oleh para wanita pemuja kelima pria tampan ini. Para penggemar itu saling berebut menarik perhatian idola mereka masing-masing. Sofie sampai harus menutup telinga setiap mendengar teriakan beberapa gadis remaja yang berada di dekatnya.Namun ternyata kehadiran Sofie di tengah kru B-Men menjadi sorotan beberapa gadis muda penggemar B-Men. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang berkomentar sinis tentang kehadirannya yang tiba-tiba berubah status dari pegawai hotel yang digosipkan menjadi asisten idola mereka.“Loh kok, dia ada di sini sih? Dasar tidak tahu malu!”“Lihat itu! Di lehernya ada kalung nametag kru. Jangan cari masalah sama dia, bisa kena tuntut kita nanti!”“Sengaja pansos kali dia!”“Asal jangan ganggu Rexa kita saja! Kalau sampai Rexa kena gosip yang aneh-aneh lagi gara-gara dia, aku tidak akan tinggal diam.” B
Baca selengkapnya

18. Nyaris Hilang Akal

Hingga tiba di basecamp pun Sofie hanya diam membisu, tidak seceria biasanya. Wanita itu bahkan hampir terjatuh saat turun dari mobil van mereka karena tidak fokus dan hal ini tertangkap mata Rexa. Pria itu segera menyusul langkah Sofie.“Lupakan saja semua perkataan buruknya! Tidak perlu kamu ingat lagi pria seperti itu!” kata Rexa sambil menepuk puncak kepala Sofie pelan. Sofie hanya menatap Rexa sambil tersenyum tipis. Seperti enggan membahas masalah itu, Sofie memilih diam.Jelas saja hal ini membuat Rexa aneh. Rasanya seperti ada yang hilang. Sofie yang biasanya selalu membalas kata-katanya dengan kalimat ketus kini hanya menjawabnya dengan senyuman tipis. Rexa tidak suka itu!“Apa kakimu baik-baik saja? Benar kamu bisa jalan sendiri?” tanya Rexa lagi.“Ya. Aku baik-baik saja,” sahut Sofie singkat kemudian segera masuk ke dalam rumah mendahului Rexa.Rexa melongo. Sofie seperti berubah menjadi orang lain dan dia benar-benar tidak suka itu. Rexa mengejar Sofie ke dalam rumah.“Das
Baca selengkapnya

19. Si Judes Yang Menggemaskan

Rexa memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Entah mengapa dia menyesali tindakannya terhadap Sofie semalam. Terlebih lagi ketika wanita itu menatapnya marah dengan tatapan terluka, lalu meninggalkan apartemennya begitu saja tanpa pamit bahkan sebelum matahari muncul sepenuhnya. Semalam Rexa tidak sadar saat menatap wajah Sofie. Yang muncul justru ilusi wajah Kaisha yang tersenyum manis padanya. Ilusi yang seakan menarik keluar rindu yang terkurung dalam relung jiwanya yang terbelenggu kelam. Ataukah ada suatu magnet yang membuatnya tidak bisa melepaskan pandangannya dari wajah Sofie? Wajah mungil Sofie, dengan hidung mancung dan garis bibir tipis yang penuh itu mengingatkannya pada Kaisha-nya yang dulu. Wanita manis yang dulu dia cintai sepenuh hati. Ada perasaan nyaman berada dekat dengan Sofie sama seperti yang dulu pernah dia rasakan saat bersama Kaisha. Belum lagi tatapan Sofie yang seakan menariknya masuk. Membuat dirinya semakin kehilangan kontrol semalam dan Rexa sangat ta
Baca selengkapnya

20. Pesona Sang Playboy

Sofie memandang sekeliling ruang makan. Lagi, Rexa yang belum ada di sana. Hanya ada empat member B-Men yang tengah asik menghabiskan sarapan mereka di ruangan itu. Jam tujuh pagi dan Rexa masih juga belum menampakkan dirinya. Sofie mendesah pelan. Jengkel juga dengan kelakuan bosnya itu. Jadwal hari ini cukup padat dan pria itu masih juga belum keluar kamar. Sudah pasti Sofie harus segera membangunkannya. “Rex ... Rexa! Ayo bangun!” Sofie mengetuk pintu kamar Rexa. Sunyi senyap tidak ada yang menyahut. Dengan perlahan Sofie membuka pintu kamar yang tidak pernah terkunci itu. Wanita itu melangkah pelan menghampiri Rexa yang terlihat masih terlelap di tempat tidurnya yang nyaman. “Rexa ... ayo bangun! Sudah siang nih! Hari ini kan ada pemotretan,” panggil Sofie sambil menepuk kaki Rexa yang berbalut selimut. Namun pria itu masih bergeming. “Rexa ... cepat bangun!” panggil Sofie lagi setengah berteriak sambil menepuk pipi pria itu. Tiba-tiba saja Rexa menarik tangan Sofie hingga tub
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status