Tidak ada yang berubah dari mansion itu. Ia tetap berdiri megah, dengan pilar-pilar yang lebih kokoh dari pada keyakinanku pada hidup. Dengan taman-taman yang lebih indah dari pada potret di dalam buku dongeng yang pernah kubaca. Dengan seluruh pesona misterius di balik setiap dinding tingginya. Namun, aku tau, itu tak lagi tempat yang sama seperti yang kudatangi pertama kali beberapa bulan yang lalu. Helga, Windi, Arlo, dan para pelayan, pengawal, yang tersenyum ramah kepadaku, adalah perubahan paling besar, paling hangat. Dan saat pintu mansion perlahan terbuka, pria itu berdiri di sana, seakan menunggu kedatanganku dengan tangan terbuka. Seakan mengatakan, ‘selamat datang kembali’ di tempat yang bisa kukatakan sebagai ‘rumah’. Langkahku terayun ringan, tak pernah sekalipun aku memiliki hasrat untuk berlari kearah seseorang sejak kepergian Ibu dan Ayahku. Namun, melihat sosok tampan itu berdiri di sana, dengan kedua tangan yang bahkan hanya tersemat di dalam saku celana, aku ti
Last Updated : 2024-03-18 Read more