Share

Part 27 - Hewan Buas

Penulis: Zia Cherry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-20 02:22:42
“A ha ha. Saya cuma bercanda.”

Aku menegakkan tubuh sambil memaki diriku sendiri dalam hati. Bisa-bisanya aku mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu.

Dasar mulut sialan!

Ini pasti karena flu yang belum sembuh sepenuhnya. Aku memang harus kembali berbaring sekarang sebelum flu itu membuat isi kepalaku semakin bertambah parah.

Baru saja aku akan beranjak dari sofa, pria itu berbicara pelan dengan wajah super serius. “Boleh.”

Deg.

Hah?

“Apa?” Aku mengerjap bingung. “Apanya yang boleh?”

“Kau bilang mau menciumku.”

Kedua mataku melebar tidak percaya. “Sa… saya cuma bercanda!”

“Apa aku terlihat seperti sedang bercanda sekarang?”

Glek.

Aku menelan ludah susah payah. Mengapa rasanya seperti aku sudah mengusik singa yang sedang tertidur?

Tanpa pikir panjang, aku langsung bangkit dari sofa. Namun lagi-lagi, gerakan tiba-tiba itu membawa sengatan berputar yang membuat tubuhku terhuyung.

Sigap, ia menangkapku lagi. Saat aku berusaha mendorongnya menjauh, ia justru menduduk
Zia Cherry

Halo semuanya, terima kasih karena sudah membaca cerita ini. ^^ Tolong bantu share juga ya... supaya makin banyak yg baca dan subscribe. Salam hangat, Zia. :*

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurkholillah Al Bantani
padahl cerita nya bagus bgt.... berulang kali d buat nangis sama alur cerita nya sayang mash bersambung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 28 - Seorang Tamu

    “Ehm.”Hari baru adalah tantangan yang baru, dan masalah baru, jika boleh kutambahkan.“Ehm.”Sedikit kasar, aku menutup buku yang tengah kubaca, lalu menoleh kepada Windi. “Apa?” tanyaku tak sabar saat mendengar Windi berdeham untuk kesepuluh kalinya pagi ini. Dan mungkin ia akan terus melakukannya sampai seratus juta kali lagi jika aku tidak menanggapinya.“Mm… bu… bukan apa-apa.” Windi berjalan perlahan, membuka lebar-lebar gorden dan jendela, membiarkan embusan angin dingin menyelinap masuk di antara ekspresi anehnya.“Ada apa?”Aku bersidekap di sisi ranjang, memberi ruang pada Windi yang hendak merapikan ranjang.“Mm… anu… itu…”Tik. Tok. Tik. Tok.Rasanya aku bisa gila menunggu Windi bicara.“Katakan saja. Ada apa, Windi?”Dan berhenti menunjukkan sikap aneh yang mencurigakan itu!Windi menimbang sejenak, sebelum akhirnya berbicara. “Mm, karena Nona Minna sudah sembuh, apa… mulai malam ini… Pak Killian akan tidur di kamar Nona?”GLEK!Hampir saja aku terjatuh saat mendengar kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 29 - Lilibet

    “Apa yang kamu lakukan di sini… Lilly?”Gadis rupawan, yang berdiri di sebelah Naomi Ravimore, mengangkat wajahnya saat melihat kedatanganku bersama Arlo.“Apa itu caramu menyapa anggota keluarga yang sudah lama tidak kau temui?”Naomi, salah satu kerabat pria itu, berjalan dengan langkah anggun di atas sepasang high heels berwarna merah. Mata indahnya terbingkai eyeliner tajam, yang membuat tatapannya semakin menusuk.Ia duduk dis alah satu sofa dengan kaki terlipat seperti seorang nyonya rumah yang penuh kuasa.“Bicaralah. Aku sudah susah payah meluangkan waktu berhargaku demi adikmu yang malang.” Nada suaranya begitu angkuh dan dingin. “Kau, tidak akan membiarkannya sia-sia begitu saja, bukan?”Saat tatapan kami bertemu, aku bisa melihat kilat aneh di kedua matanya.Seakan jelas, ia sudah menantikan hal ini.“Kak Minna, kumohon, bisakah kita bicara?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 0 - Rahasia yang Tersembunyi

    “Pak Killian, saya sudah mengirimkan data yang Anda minta. Ternyata, dugaan Anda benar. Copy blueprintnya sudah ditemukan. Tapi saya tidak menemukan kejanggalan dari laporan keuangannya. Semua aset yang terdaftar sesuai dengan kepimilikan yang tertera.” Penjelasan Joachim sesuai dengan data yang baru saja ia kirimkan melalui surel. “Saya juga sudah memeriksa latar belakang yayasan yang dikelola keluarganya. Meski ada beberapa masalah, tapi mereka bersih. Apa saya perlu mempercepat audit?” “Tidak perlu. Untuk sementara, jalankan sesuai rencana.” “Baik, Pak,” jawabnya, dari sambungan telepon. “Tapi Pak, kapan saya bisa kembali? Sejujurnya, ini sedikit tidak nyaman. Ada banyak jadwal yang harus saya perbaiki, dan beberapa berkas yang harus Anda tandatangani secara langsung.” Sudah pukul 1 siang, harusnya pesawat yang membawa Laura sudah lepas landas sekarang. “Kau bisa kembali sekarang.” “Benarkah? Baik, Pak, saya akan segera berangkat ke kantor pusat sekarang juga. Oya Pak, Pak Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 30 - Malaikat yang Jatuh

    “Minna Rossa, putriku yang cantik.” Di tengah alunan musik yang indah, aku ingat bagaimana Ayah masuk ke ruangan tempatku bermain. Ia mengangkat tubuhku, menggendongku di dalam pelukannya, lalu mulai menari bersama. Helaian gorden yang tertiup semilir angin, gemersik dedaunan yang saling bergesek, bahkan ujung-ujung gaun putihku ikut menari bersama langkah ayah yang terayun lembut. Kebahagiaan ayah membuatku ingin ikut tersenyum. Setelah kematian Ibu satu tahun yang lalu, ini adalah kali pertama ayah terlihat sebahagia itu. “Mawarku yang paling indah…” senandung ayah penuh suka cita. “Sebentar lagi kita akan memiliki keluarga yang utuh lagi, Sayang.” Aku mengerjap dalam dekapan ayah bersama tariannya. “Apa aku akan punya ibu baru?” Usiaku baru 7 tahun saat itu, masih terlalu kecil untuk mengerti celah di antara hitam dan putih. Duniaku hanya berisi ayah dan ibu. Dan kini, saat ibu pergi, duniaku sekosong kertas yang baru. “Ya, dan tidak hanya ibu. Kamu juga akan memiliki seora

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 31 - Surga yang Kelam

    Sejak dulu, aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatku. Suka atau tidak, mau atau tidak, aku harus menerima apapun yang mereka katakan.Jika aku menolak, tubuhku akan dipukuli, terkunci di dalam kamar, dibiarkan kelaparan selama beberapa waktu hingga aku menangis memohon maaf demi sepotong roti berjamur.Jika aku mengatakan aku menyukai sesuatu, maka hal itu takkan pernah kudapatkan. Bagaimana pun caranya, mereka akan membuat keinginanku menjadi hal terakhir yang terwujud di muka bumi.Jadi, untuk apa aku bersusah payah sekarang?Bukankah semuanya akan mengalir seperti sebelumnya?“Aku dengar kau melewatkan waktu makanmu.”Setelah mengurus kedatangan Lilly dan semua pekerjaannya yang tak kumengerti, ia mendatangiku. Tanpa ketukan, tanpa sapaan. Hanya menerobos masuk begitu saja.Sebuah buku terbuka lebar di atas pangkuanku, hal yang kupikir bisa mengalihkan perhatianku dari apapun yang terjadi di dalam mansion.“Apa ini bentuk protesmu?” hardiknya, marah.Atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 32 - Nyonya Rumah

    “Apa?!”Aku menahan tangan Windi, sebelum ia melakukan apapun yang akan memperburuk keadaan.“Ahaha… aku hanya bercanda, Kakak,” ujar Lilly dengan senyuman kecilnya yang menggemaskan. “Tolong jangan menatapku seperti itu… aku jadi sedikit takut…” Ia menunduk, menatap perban yang menutupi lengannya.Aku menelan ludah susah payah.Untung saja, guru matematika yang dijadwalkan pagi itu sudah datang.Kupikir, semuanya membaik.“Lilly?”Tapi ternyata, keberuntunganku tidak sampai sejauh itu.“Kak Rihanna?”Aku bahkan tidak menyangka jika mereka berdua saling mengenal.“Astaga, kamu benar-benar si cantik Lilly?” Rihanna, guru matematika yang terkenal begitu cerdas itu, mendekat dengan tatapan tidak percaya tanpa sekalipun menyapaku.“Kak Rihan… iya ini aku.”“Lilly, sudah lama sekali. Tapi apa yang terjadi? Kenapa kamu terluka seperti ini? Apa kamu mengalami kecelakaan?”Lilly melirikku sekilas. “Iya, aku mengalami sedikit kecelakaan kecil,” jawabnya, dengan suara selirih angin berembus.“I

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 33 - Jatuh

    Muak.Aku sangat muak.Aku muak pada keadaan, aku muak pada sikap Lilly, aku muak pada diriku sendiri.Mereka bisa menyakitiku, mereka bisa melukaiku, aku akan diam. Tapi jika mereka menyakiti orang-orang yang kusayangi, aku tidak akan pernah membiarkannya.Aku tidak ingin ada Ralla kedua, yang terluka karena sikap lemahku.“Tapi Kakak tidak bisa seenaknya memecat Martha!” teriak Lilly panik.Itu adalah ekspresi yang paling tulus yang pernah ia tunjukkan di rumah ini.“Kalau begitu, suruh dia melakukan tugasnya dengan baik, Lilly,” desisku, menatap tajam Martha yang membeku dalam amarah. “… atau kalau tidak… aku akan menyingkirkannya.”“Kakak! Apa Kakak tega melakukan itu? Di rumah ini aku hanya memiliki Martha!”Kekeh sinis melompat begitu saja dari mulutku. Aku berlutut di hadapan kursi roda Lilly. “Ada aku, Lilly, kamu lupa? Aku akan selalu ada untukmu.”Kedua netra gadis itu sedikit bergetar. Ia memalingkan wajah, menolak bersitatap denganku. “Tapi Kakak tetap tidak boleh memecat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 34 - Waktu yang Membeku

    “Dasar anak sialan! Apa yang sudah kamu lakukan kepada adikmu, hah?!” “I… itu… itu bukan salahku, Ibu. Aku tidak mendorong Lilly.” “Kamu masih berbohong?! Dasar sialan!” Ibu menarik rambutku, sampai kupikir kulit kepalaku akan terlepas paksa. Ia membawaku ke ruangan di mana Ayah tengah membaca koran paginya dengan tenang seperti biasa. Kupikir, saat Ayah melihat, dia akan menyelamatkanku dari murka Ibu. “Dia masih terus berbohong!” teriak Ibu marah. “A… Ayah, aku tidak mendorong Lilly,” gumamku sambil menahan rasa sakit dari kulit kepala yang ditarik ibu. Kumohon… tolong aku. “Lihat! Dia masih berani berbohong! Apa harus kujahit saja mulutnya supaya dia berhenti berbohong?!” Untuk anak kecil, ancaman itu sangat mengerikan. “Ayah!” teriakku panik. “Lakukanlah apa pun yang kamu inginkan, Amy,” katanya, sambil membalikan koran dengan santai, seakan sama sekali tidak mendengar teriakkan kesakitanku. Senyum bengis Ibu tersungging puas. Ia menarik rambutku semakin keras, meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 0 - The Eternal Lies (END SEASON 1)

    1 bulan sebelumnya.“Stockholm syndrome.”Kata-kata Laura kembali terngiang.“Apa?”“Itu adalah gangguan psikologis pada korban penculikan. Di mana korban justru mengembangkan perasaan simpati, bahkan kasih sayang terhadap pelakunya.”“Saya tau! Tapi itu tidak mungkin! Mana mungkin ada orang yang memiliki perasaan seperti itu kepada orang yang sudah menyakitinya?” Joachim, dengan seluruh upayanya menyangkal keras.Aku sedikit khawatir menempatkan mereka di satu ruang yang sama. Namun, wanita itu menepati janjinya. Ia mengabaikan Joachim seakan obsesinya tidak pernah ada sama sekali. “Kamu pikir apa alasan gadis berusia 22 tahun tetap berada di tempat yang menyakitkan seperti itu?!”“Karena dia dikurung!”“Jangan membuatku tertawa, Joachim. Dia tidak dipasung. Dia bebas. Dia memiliki akses luas. Terlepas dari seluruh perlakuan keluarga tirinya, dia dibiarkan bebas di dalam rumah. Dia bukan lagi gadis kecil berusia 6 tahun! Dia gadis dewasa berusia 22 tahun. Dia bisa meminta bantuan ke

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 52 - Drift Away

    Apa arti luka?Apakah itu ketika kau pecah, tergores, bersimbah darah, hingga kau berpikir itu akan menjadi sambutan kematianmu?Aku sudah berkali-kali berada di ambang rasa sakit itu.Kupikir aku sudah merasakan semuanya, tapi ternyata, itu hanyalah sebagian kecil dari potongan rasa sakit yang diciptakan segores luka.Klik.Pintu terbuka perlahan. Mengusik keheningan yang memenuhi jiwaku.“Kak Minna? Ke-kenapa Kakak bisa ada di sini?!”Aku selalu bertanya-tanya, mengapa dulu aku tidak memepertahankan apa yang Ibu tinggalkan? Mengapa aku membiarkan mereka membakar seluruh potret Ibu? Mengapa aku tidak menyembunyikan salah satunya di antara celah yang hanya aku sendiri yang mengetahuinya?Mengapa aku membiarkan mereka menghilangkan seluruh jejak Ibu?Mengapa aku membiarkan mereka membuatku melupakan Ibu?“Kak Minna! Apa yang Kakak lakukan di sini?! Pergi!”Aku bergeming. Menatap hampa ruang kelas yang kosong. Kesempatan yang tak pernah kudapatkan. Kesempatan yang mereka rebut dengan kej

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 51 - Matahari yang Meredup (2)

    Laskala.Nama itu terasa asing dan familiar secara bersamaan.Aku melewati malam tanpa terpejam hanya untuk mencari jejak di mana aku pernah mendengar nama Laskala sebelumnya.Dua malam yang lalu, setelah mendengar nama itu, aku bisa merasakan perubahan drastis pada sorot matanya.Ia menurunkanku dengan hati-hati dari dekapan, mengambil ponsel yang tersimpan di atas meja, lalu pergi setelah mengecup singkat keningku.Dalam hitungan detik, semua orang yang kupikir menghilang, tiba-tiba saja kembali memenuhi apartment, meskipun pada akhirnya mereka kembali pergi mengikuti langkah pria itu.“Jaga tempat ini sampai aku kembali.”Hanya pesan itu yang tinggalkan. Lalu ia pergi begitu saja, tanpa penjelasan, tanpa kabar. “Nona?” Windi muncul dengan senyuman cerah seperti biasa. Ia meletakkan sepiring stroberi segar yang sudah dipotong rapi ke atas meja. “Nona, Pak Gerad akan berbelanja bahan makanan. Apa ada makanan tertentu yang Nona inginkan untuk makan malam nanti?”Aku menurunkan cangk

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Part 50 - Matahari yang Meredup

    “Kemana semua orang?”Dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka, aku mengintip diam-diam.“Sedang apa kau?” tanya pria itu, berdiri di belakang punggungku.“Di luar… tidak ada siapa pun.”Tangan panjangnya mendorong pintu hingga terbuka, lalu ia melangkah keluar kamar begitu saja, tanpa memperdulikan keberatanku.Ia berjalan santai ke dapur yang kosong. Bahkan meja makan yang tadi amat ramai, kini hanya menyisakan makanan-makanan lezat tanpa sisa piring yang tertinggal.Aku menatap ke sekeliling apartment. Di mana semua orang? Mengapa mereka bisa lenyap seperti ini?“Makanlah yang banyak.” Pria itu mengelilingi meja dapur, mengambil sebuah apel, menggigitnya sambil menarik kursi meja makan. “Minna? Kau bilang kau lapar.”Mataku mengerjap cepat. Aku memang lapar, tapi ini sangat aneh.“Kemana semua orang?”Aku hampir tidak pernah melewati waktu tanpa Windi dan Arlo. Mereka tidak pernah meninggalkanku sendiri.“Apa terjadi sesuatu?” tanyaku cemas.“Tidak terjadi apapun. Sekarang duduk

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 49 - Gadis Ceroboh dan Pria Aneh (2)

    Tidak seperti saat menggendong, setidaknya saat ia mendudukanku di sisi ranjang, gerakannya jauh lebih manusiawi, walaupun tidak bisa dikatakan lembut sama sekali.“Aww.” Aku meringis pelan saat ia membuka serbet yang sekarang sudah dipenuhi darah dari tanganku.Sebenarnya lukanya tidak terlalu dalam, darahnya juga sudah berhenti menetes, tapi karena cukup panjang, darahnya hampir memenuhi salah satu sisi serbet, bahkan sampai merembes ke kemeja hitam pria itu.Ketukan di pintu mengiringi kedatangan Dokter Fabian yang membawa kotak P3K.“Maaf, ternyata tidak ada first aid kit di apartment.”Itu menjelaskan keringat yang memenuhi keningnya. Ia pasti harus mengambil kotak itu di mobil.Pria itu menudingku dengan tatapan sengitnya, seakan ketidakberadaan kotak P3K di apartment adalah sebuah kejahatan yang fatal dan sengaja kulakukan. Dokter Fabian menarik kursi di depan meja rias, lalu duduk di hadapanku, memeriksa lukaku dengan seksama.“Apa perlu dijahit?”Pria itu bersidekap, menatap

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 48 - Gadis Ceroboh dan Pria Aneh

    “Pak Kenan sudah mengirimkan email, Pak. Saya juga sudah meminta tim finance untuk melengkapi data sales periode pertama. Haruskah saya menghubungi bagian operator?”“Tidak perlu. Persiapkan saja datanya, kita akan meeting 15 menit lagi.”“15 menit? Tapi itu…”Ia menoleh, membuat sekretarisnya menelan keberatan apa pun yang tadi sempat tergantung di lidahnya.“Ya, 15 menit lagi. Saya akan siapkan link meetingnya, dan mengirim undangan.”“Bagus. Dan minta juga bagian marketing mengirimkan bahan marketing yang sudah direvisi. Pastikan manager pengembang hadir. Poin yang perlu direvisi dari MoU sudah kusertakan, bereskan itu sekarang, dan segera email kembali.”Dari balik counter dapur, aku tidak bisa berhenti menatap ruang keluarga yang kini sudah diubah menjadi ruang kerja sementara pria itu. Sebenarnya, apartment ini memiliki ruang khusus yang bisa digunakan sebagai ruang kerja, tapi pria itu memilih ruang keluarga.Sekarang, melihat berkas-berkas yang tersebar, aku jadi mengerti.Tap

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 47 - Pertengkaran Sepasang Suami Istri

    Part 47“Nona Minna?” Windi berbisik gelisah di sampingku. Sesekali ia melirik ke lantai dua, sebelum kembali menundukkan wajah sambil menelan ludah susah payah.Aku melirik pintu The Oak Tree yang tertutup. Di kejauhan, aku bisa melihat beberapa mobil terparkir di depan toko. Salah satu mobil itu berisi Dokter Fabian, Hugo, dan Jeremy yang diusir oleh pria itu.“Nona yakin ini tidak apa-apa?”Apanya yang tidak apa-apa, semuanya benar-benar kacau sekarang.Meksi aku sudah menempatkan pria itu di meja yang paling jauh dari pengunjung lain karena kondisi gynophobianya, tapi entah bagaimana hanya dengan keberadaannya sendiri saja, perhatian semua orang sangat mudah tertuju kepadanya.Entah karena kemeja hitam yang lebih cocok digunakan ke pemakaman itu, atau karena ekspresi wajahnya ayng menyebalkan, atau entah apa pun itu, tapi rasanya semua wanita di tempat itu terus melirik ke meja mereka.Beberapa gadis muda bahkan secara terang-terangan memotret dengan ponsel.Ah. Aku bisa gila rasan

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 46 - Pertemuan Dua Harimau

    “Cara menaburkan bubuk cabai diam-diam ke mulut atasan.”Deg.Aku langsung memasukkan ponsel Windi yang tertinggal di ruang staf. Setelah memastikan tidak ada siapa pun di sana, buru-buru aku menghapus riwayat pencarian yang baru saja kubaca dari ponselnya.Atasan siapa yang dia maksud? Apakah itu Kak Ronan? Atau…Astaga, membayangkannya saja sudah membuatku merinding.“Minna, bisa bantu serve table 3?”“Ya!” jawabku dari ruang staf sebelum berlari menuju area kasir. Salah satu rekan seniorku sudah menanti dengan baki berisi dua burger, tiga gelas kopi, dan sepiring kentang goreng.“Table 3,” katanya, sekali lagi. Padahal aku juga bisa melihatnya dari nota pesanan yang tersemat di bawah salah satu gelas kopi. “Trims, Minna.”Aku tersenyum dan mengangguk sebelum membawa pesanan itu ke lantai dua.Di kejauhan, aku bisa melihat Windi yang tengah berbicara dengan seorang gadis kecil di depan rak buku anak-anak, sedangkan Arlo sibuk meracik kopi untuk sepasang kekasih yang mengenakan pakai

  • Menjadi Istri Kelima Penguasa Kejam   Bab 45 - Trouble Couple

    “Ehm.” Dokter Fabian berdeham beberapa kali di hadapanku. “Mohon maaf, Nona Minna, tapi… yang tadi itu… cukup… mm… berbahaya…” katanya, sambil mengusap tengkuk dengan kikuk.Tanganku terlipat di dada, wajahku berpaling ke sembarang arah, tapi aku bisa merasakan semburat panas menjalar di kedua pipiku.“Sa… saya mengerti kalau Nona marah, tapi tolong… jangan pukul bagian… i…itu.”Argh, gila!Apa tidak bisa dia berhenti bicara saja?! Kepalaku benar-benar terasa akan meledak karena malu!“Itu pasti sangat menyakitkan.” Jeremy bergumam serius.“Pukulannya keras.” Arlo menjawab, dengan wajah yang jauh lebih serius lagi.Entah sadar atau tidak, ia merapatkan kakinya, meletakkan tangan di depan celana, seakan melindungi sesuatu yang berharga.Aku ternganga tak percaya. Aku benar-benar ingin melemparkan mereka keluar apartment sekarang juga!Dan lagi pula, andai ia tidak mengejutkanku, aku tidak mungkin refleks memukul pria itu di sana! Harusnya ia ikut bertanggung jawab menanggung malu!“Ka…

DMCA.com Protection Status