Natalia memandang Surya dengan terkejut, lalu berteriak, "Pak, apa kamu tahu siapa Pak Hildo? Beraninya kamu bicara seperti itu padanya?""Aku nggak peduli siapa dia. Aku sudah memilih barang ini terlebih dulu, aku juga sudah bilang mau membelinya. Meski presiden sendiri yang datang, barang itu juga akan tetap menjadi milikku," kata Surya tanpa kompromi.Pada saat ini, Hildo tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menatap Surya dengan ekspresi main-main, lalu mengangguk sembari berkata, "Bagus sekali, belum pernah ada orang yang berani bicara seperti ini denganku. Menarik juga, menarik.""Huh, bungkus barang itu untukku, aku buru-buru mau pergi," kata Surya dengan dingin.Hildo mendengus dingin, lalu berkata, "Setelah mengutukku, kamu mau pergi begitu saja? Apa kamu sedang meremehkanku?""Kamu pikir kamu siapa? Apa aku masih perlu menganggapmu serius?" Surya menunjukkan ekspresi mengejeknya yang khas lagi.Hildo langsung murka. Saat ini, Natalia berkata dengan lantang, "Pak Hildo adalah
Baca selengkapnya