Trisula perunggu milik Surya juga menyala dengan nyala api energi spiritual.Dalam baju besi Augustus, nyala api menyeruak dan dua tekanan tak terlihat mulai melonjak, kemudian angin kencang menderu-deru di padang rumput.Tatapan Surya menjadi tegas. Dia langsung melemparkan Pedang Pengadilan ke dalam ruang penyimpanan.Augustus mengerutkan kening, tapi nyala api di baju besinya mulai menghilang."Kalau bukan karena perintah Yang Mulia Oberon, aku sangat ingin bertarung seni bela diri denganmu," sahut Augustus perlahan.Surya tersenyum dingin sambil berkata, "Aku bersedia kapan saja."Augustus mengangguk pelan, lalu berbalik dan berteriak, "Semua Kesatria Dewa dan Prajurit Suci, cepat masuk ke portal dan kembali ke Markas Organisasi Cahaya Dewa untuk menerima hukuman kalian!""Kami akan mematuhi perintah Malaikat Tertinggi!"Sepuluh Kesatria Dewa dan seribu Prajurit Suci sama sekali tidak merasa ragu dengan perintah Augustus. Mereka semua mulai berbaris memasuki portal.Surya diam-diam
Bianca memimpin Pasukan Penjaga untuk mengawal Surya. Surya seperti seorang jenderal yang kembali dengan penuh kemenangan.Begitu kembali ke Kota Lasso, Surya menyampaikan pidato singkat di markas pusat Kota Lasso, lalu kembali ke Barnes bersama Bara dan yang lainnya.Di bawah perintah Harsa, Kota Lasso mulai membangun markas kecil di mana-mana. Semua orang juga mulai bergabung dengan Organisasi Dewa Naga Api dengan antusias.Saat Surya kembali ke markas pusat Barnes, hari sudah keesokan paginya.Di ruang konferensi, Surya bertemu dengan Karl dan yang lainnya.Setelah Surya menceritakan ulang secara rinci, semua orang tidak bisa berkata apa-apa selain merasa kagum."Semuanya, aku yakin dalam waktu dekat ini, kecil kemungkinan kita akan berkonflik dengan Organisasi Cahaya Dewa. Jadi, tolong fokus untuk mengembangkan organisasi," kata Surya.Saat ini, Karl ragu-ragu untuk berbicara. Surya yang menyadari hal ini, langsung menambahkan, "Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja.""Yang
Hati Surya diliputi dengan amarah. Dia pun langsung mendorong Mailin ke bawah, bersiap untuk memberikan pelajaran yang berat kepada gadis kecil yang nakal ini.Namun, saat ini, pintu dibuka. Lilian menghambur masuk dengan cemas."Yang Mulia, kamu sudah kembali?" tanya Lilian dengan napas terengah-engah. Dadanya naik turun, seolah dia baru saja melakukan lari cepat 100 meter.Saat itu, Surya tampak canggung dan segera mendorong Mailin menjauh sambil berkata, "Aku baru saja kembali, ada masalah apa?""Aku dengar organisasi kehabisan uang, jadi aku datang ke sini untuk menyumbang," jawab Lilian dengan tatapan polos.Mailin mendengus dingin, duduk di sofa seraya mengambil sebuah apel dan mengunyahnya.Surya tertegun, lalu bertanya, "Menyumbang? Kamu mau menyumbang apa?""Aku punya uang pribadi sebanyak 200 juta. Aku berencana untuk menyumbangkannya ke organisasi," jelas Lilian sambil mengayunkan tinjunya.Surya menggelengkan kepalanya sambil menyahut, "Nggak perlu, ini bukan hal yang bisa
Surya mengangguk. Pelayan toko yang sebelumnya itu pun pergi tanpa daya dengan bibit terkerut.Sementara itu, Natalia mengajak Surya melihat-lihat perhiasan, lalu bertanya sambil tersenyum, "Pak, siapa namamu?""Aksha," jawab Surya.Natalia tersenyum, lalu menyahut, "Pak Aksha, silakan lihat-lihat perhiasan kami."Natalia menunjuk berlian berwarna merah darah di dalam konter.Berlian itu berukuran sebesar telur puyuh, berwarna merah darah, dipotong berbentuk belah ketupat bersisi delapan dan memantulkan cahaya merah. Berlian itu terlihat indah dengan perasaan sedih.Surya meliriknya. Karena merasa tertarik pada berlian itu, dia pun melihatnya dengan cermat.Kali ini, Natalia meminta orang di konter untuk mengeluarkan berlian merah dari dalam kotak, lalu menaruhnya di atas konter."Pak Aksha, ini berlian merah seberat 21 karat dengan kemurnian yang sangat tinggi. Nggak ada jejak kotoran dan merupakan kualitas yang terbaik. Berlian ini baru saja datang dan merupakan harta karun toko kami
Natalia memandang Surya dengan terkejut, lalu berteriak, "Pak, apa kamu tahu siapa Pak Hildo? Beraninya kamu bicara seperti itu padanya?""Aku nggak peduli siapa dia. Aku sudah memilih barang ini terlebih dulu, aku juga sudah bilang mau membelinya. Meski presiden sendiri yang datang, barang itu juga akan tetap menjadi milikku," kata Surya tanpa kompromi.Pada saat ini, Hildo tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menatap Surya dengan ekspresi main-main, lalu mengangguk sembari berkata, "Bagus sekali, belum pernah ada orang yang berani bicara seperti ini denganku. Menarik juga, menarik.""Huh, bungkus barang itu untukku, aku buru-buru mau pergi," kata Surya dengan dingin.Hildo mendengus dingin, lalu berkata, "Setelah mengutukku, kamu mau pergi begitu saja? Apa kamu sedang meremehkanku?""Kamu pikir kamu siapa? Apa aku masih perlu menganggapmu serius?" Surya menunjukkan ekspresi mengejeknya yang khas lagi.Hildo langsung murka. Saat ini, Natalia berkata dengan lantang, "Pak Hildo adalah
Surya terkekeh, menyalakan rokok dengan santai, lalu mulai merokok.Pada saat ini, Natalia akhirnya tersadar. Dia segera menghampiri sisi Hildo, lalu bertanya dengan penuh perhatian, "Pak, apa kamu baik-baik saja?"Tiba-tiba, Hildo menampar wajah Natalia dengan keras, lalu berkata dengan nada dingin, "Pergi sana."Natalia merasa malu karena perhatiannya dibalas dengan tamparan, tapi dia tidak berani membalas. Sebaliknya, dia melampiaskan amarahnya pada Surya.Natalia menatap Surya dengan tajam sambil berteriak, "Dasar anak muda nggak tahu malu. Tunggu saja sampai Pak Feriz datang. Aku mau lihat bagaimana kamu akan mati.""Dasar wanita jalang," balas Surya.Namun, harga diri Natalia seakan terinjak-injak dengan satu kata ini. Dia berteriak dengan marah, "Siapa yang kamu sebut wanita jalang?""Kamu. Kenapa memangnya?" tanya Surya sambil menatap Natalia.Natalia merasakan hawa dingin di hatinya tanpa alasan, tapi dia tetap membalas, "Tunggu saja, kamu akan segera tahu betapa menakutkannya
Feriz melirik kerah baju Natalia yang tergantung rendah, di mana bukit kembar putih yang sangat memesona itu bisa terlihat.Feriz mengangguk puas, lalu berkata, "Bagus, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Ikutlah ke kediaman gubernur nanti, aku akan mengundangmu untuk jamuan makan.""Benarkah?" tanya Natalia tiba-tiba menjadi sangat bersemangat seolah-olah dia melihat jalan menuju surga. Dia berkata dengan sangat gembira, "Baik, Pak Feriz. Aku akan datang malam ini, aku pasti akan memuaskanmu."Setelah mengatakan itu, Natalia mulai melirik-lirik dengan centil.Feriz tersenyum penuh arti sebelum kembali menatap Surya.Setelah melihat Surya sejenak, Feriz berkata dengan nada dingin, "Bocah, kamu sudah menghajar putraku. Kamu berani sekali.""Aku hanya memiliki satu hal, keberanian," kata Surya dengan santai.Feriz tertawa dingin beberapa kali sebelum berkata, "Bagus sekali. Seseorang kemarilah, tangkap dia, lalu bawa dia kembali untuk diinterogasi. Kalau dia berani melawan, langs
"Pak Terrence, kenapa kamu kemari? Apa kamu ingin membeli sesuatu?" tanya Feriz dengan hormat.Terrence tidak menggubris Feriz. Dia hanya masuk ke dalam toko bersama Osborne, lalu melihat sekeliling.Terrence melihat sekeliling, melintasi wajah Surya, merasa sedikit bingung, lalu melirik ke tempat lain.Namun, kali ini Surya berkata dengan tenang, "Nggak perlu cari lagi, ini aku."Terrence yang terkejut pun buru-buru menghampiri Surya. Dia membungkuk memberi hormat sambil berkata, "Yang Mulia, kenapa penampilanmu jadi seperti ini? Aku bahkan nggak mengenalimu."Osborne menunjukkan ekspresi serius.Surya menjawab dengan tenang, "Aku memang ingin mengubah penampilan untuk membeli sesuatu. Tapi nggak disangka aku malah mendapat masalah. Jadi, aku hanya bisa memintamu untuk datang."Percakapan keduanya langsung membuat Feriz, Hildo dan Natalia tercengang.Mereka menyaksikan semuanya dengan ekspresi tidak percaya.Melihat Terrence yang tampak penuh hormat, semua orang tampak kaget dan bingu
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di