Semua Bab Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Bab 241 - Bab 250

905 Bab

Bab 241

Pandangan Delis jatuh pada Angel.Melihat Kak Angel, tiba-tiba matanya berkaca-kaca, suaranya terdengar serak, “Aku takut.”Angel langsung mengangkat tangannya dan memeluknya, lalu bertanya, “Apa yang kamu takutkan?”“Aku nggak tahu, aku sangat takut. Tubuhku terasa sangat ringan, seolah-olah bisa terbang kapan saja. Aku juga merasa bayiku sedang melayang bersamaku, aku nggak bisa menahannya.”Usai bicara, Delis memejamkan matanya, air mata mengalir di pipinya.Angel memeluknya dengan erat dan menghiburnya, “Delis, jangan takut, kami ada di sini, ada Kelven juga. Kami akan melindungi kamu dan bayimumu dengan baik, nggak akan ada sesuatu yang terjadi padamu dan bayimu.”“Tapi setiap kali aku tidur, aku mimpi buruk. Aku mimpi Kelven nggak menginginkanku lagi dan bayiku juga nggak menginginkanku lagi.”Delis tidak bisa menahan emosinya sendiri, air matanya terus mengalir.Anak kecil di sebelahnya bahkan juga ikut menangis melihatnya.Joel mengangkat tangan kecilnya untuk mengusap air mat
Baca selengkapnya

Bab 242

“Iya.”Angel mengerti dan memberitahu Kelven, “Kalau begitu, biarkan dia kembali ke kampus.”Kelven khawatir.Dia takut Delis akan tidak aman berada di luar jangkauannya.Namun, jika Delismerasa lebih baik saat kembali ke kampus, Kelven juga hanya bisa mengizinkannya.“Ayo Delis, berdiri dan siap-siaplah, aku akan mengantarmu kembali ke kampus.”Kelven menopangnya.Delis masih tetap diam, tetapi Kelven memperlakukannya dengan penuh perhatian seperti seorang anak kecil.Meskipun Delis duduk di kurdi penumpang samping, dia tetap diam dan hanya menatap keluar jendela sepanjang perjalanan.Namun, Kelven terus memperhatikannya sesekali.Delis yang begitu diam membuat Kelven sangat tidak nyaman.Kelven membuka pembicaraan, “Delis, jangan terlalu diam. Kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja. Aku lebih suka kamu marah padaku daripada kamu nggak berbicara apa-apa.”Delis yang begitu tenang membuat Kelven merasa sangat cemas.Delis merasa kepalanya kosong.Dia tidak bisa memikirkan apapun
Baca selengkapnya

Bab 243

Setelah mendengar pekerjaan baru dengan gaji yang naik dua kali lipat, Wendo dengan cepat mengangguk setuju dan menjawab, “Baik, saya akan mengikuti semua perintah Pak Kelven.”“Kamu pergi ke Universitas A untuk menjadi pendamping Delis. Jaga dirinya dan pola makannnya. Kalau ada masalah, segera laporkan padaku. Kamu bisa melakukannya?”Menjadi pedamping di Universitas A?Untuk orang yang tidak lulus ujian masuk universitas seperti dirinya, ini adalah kesempatan yang sangat bagus.Wendo sangat bersyukur dan dengan cepat mengangguk, “Bisa, aku bisa. Tenang saja Pak Kelven, aku pasti akan menjaga Nona Delis dengan baik. Aku akan segera melaporkannya pada Pak Kelven kalau ada masalah.”“Baik. Selain itu, dia sedang hamil, jadi pastikan untuk menjaga pola makannya, kalau ada yang kamu nggak mengerti, bisa tanya pada ibumu.”“Baik.”Tidak basa-basi, Kelven langsung berkata, “Langsung pergi saja ke Universitas A, utusan asrama dan pendaftaran akan aku atur.”Kelven berpikir dia adalah putr
Baca selengkapnya

Bab 244

Owen langsung berkata, “Kakakmu bilang kamu hamil?”“ … iya!”“Selamat ya, Delis. Kamu sudah mau menjadi ibu.”Jelas suara Owen terdengar kecewa.Delis sama sekali tidak merasa senang. Dengan nada lesu, dia berkata, “Kamu nggak ada di sini, aku bahkan nggak ada teman untuk keluar jalan santai.”Owen bertanya, “Di mana Kelven? Kenapa nggak minta dia menemanimu?”“Aku nggak mau bicara dengannya. Aku nggak bahagia saat bersamanya.”“Apa yang terjadi? Kalian bertengkar lagi?”“Nggak ada. Owen, aku merasa tertekan, aku takut.”Delis kembali duduk dan turun dari tempat tidur, duduk di karpet samping kasur.Dengan ponselnya di genggamannya, dia menundukkan kepalanya dan hampir menangis.“Apa yang kamu takutkan, Delis?”Mendengar suaranya yang tidak baik-baik saja, Owen mulai khawatir.“Aku takut nggak bisa merawat bayiku sengan baik. Aku takut harus berpisah dengan bayiku setelah lahir. Aku takut dengan Kelven. Aku selalu mimpi buruk, aku merasa sangat lelah, aku nggak bisa merasa senang.”De
Baca selengkapnya

Bab 245

Selama beberapa hari berturut-turut, Delis tidak mau pulang ke rumah.Dia hanya tinggal di asrama, bahkan tidak pulang saat akhir pekan.Hal ini membuat Kelven sangat gelisah.Pada hari jumat, Kelven bahkan pergi sendiri ke pintu gerbang kampus dan menelepon Delis.Namun, Delis sangat keras kepala, bahkan tidak mengangkat teleponnya.Akhirnya, Kelven terpaksa menelepon Wendo.Delis sedang duduk di perpustakaan untuk belajar.Saat menerima panggilan dari Kelven, Wendo dengan hati-hati menyodorkan ponselnya ke hadapannya. “Nona Delis, telepon dari Pak Kelven.”Delis tidak meladeninya.Wendo hanya bisa mendekatkan ponselnya di telinga Delis.Di dalam telepon, terdengar “Delis, kamu bisa tinggal di asrama. Tapi kamu harus pulang saat akhir pekan. Aku di gerbang kampus sekarang, keluarkan dan kita pulang sekarang.”“Nggak mau.”Tolak Delis.Delis merasa tak bahagia saat bersamanya.Menghabiskan waktu di kampus, membaca dan berbicara bersama teman-teman, membuatnya merasa lebih baik daripad
Baca selengkapnya

Bab 246

“Delis … ”Kelven berdiri dan mendekatinya.Delis mengabaikannya dan duduk di meja belajar, mengulang materi dengan buku pelajarannya.Kelven mengikutinya dan membungkuk, mendekatinya dengan lembut. “Sudah beberapa hari nggak bertemu, kamu nggak merindukanku?”Suaranya lembut dan sedikit memikat.Delis berbalik, tidak membiarkan Kelven menyentuhnya. “Kamu pergi saja, teman-temanku akan datang ke sini nanti.”Sikapnya tetap dingin.Kelven menghela napas, “Masih marah?”Delis tidak menjawab, hanya terbengong melihat bukunya.Kelven membungkuk lagi dan mencoba memeluknya dari belakang, menempelkan dagunya di pundaknya. “Delis sayang~ Ayo pulang bersamaku, aku siapkan makanan untukmu di rumah.”Delis tetap tidak acuh, tetapi tidak menolak sentuhannya.Kelven merayunya lagi, menggigit telinga kecilnya, terdengar suara menawan dan memikatnya, “Kamu mau aku menggendongmu pulang? Aku nggak keberatan kalau dilihat semua orang.”Delis merasa tidak nyaman dengan rayuanya.Delis mendorong tanganny
Baca selengkapnya

Bab 247

Kelven baru saja kembali ke vila dan bertemu dengan Albert yang berdiri di depan pintu rumah yang tidak berani masuk.Kelven keluar dari mobil dan mendekati Albert. “Kanapa kamu berdiri di depan dengan wajah mencurigakan seperti itu?”Albert berbalik dan menghela napas. “Tepat sekali kamu pulang, malam ini aku tidur di rumahmu.”“Kamu ada rumah, kenapa harus ke rumahku?”“Aku takut dia akan mengungkit masalah cerai lagi kalau bertemu denganku, ayola.”Albert merangkul bahu Kelven dan mereka berdua berjalan ke vila Kelven.Kelven merasa terganggu dengan kontak fisik itu dan menghindari sentuhan Albert dengan ekspresi jijik. “Masalah kalian berdua masih belum selesai?”“Bagaimana aku bisa menyelesaikannya? Setiap kali bertemu dia langsung mengungkit cerai. Anakku juga sama, dia sangat menolakku. Aku mau bertemu mereka juga harus sembunyi-sembunyi.”“Mampus.”Ujar Kelven tanpa sedikitpun simpati terhadap penderitaan sahabatnya.Albert merasa sangat tidak nyaman, dengan tatapan dingin melo
Baca selengkapnya

Bab 248

“Dia nggak mau melahirkan. Sudahlah, untuk apa aku membahas ini denganmu. Ayo, lanjut.”Kelven menuangkan alkohol lagi dan langsung meneguknya.Albert masih belum terlalu mabuk.Namun, dia sudah tidak ingin minum lagi.Albert berdiri dan memerintah Kelven, “Ayo, antar aku pulang.”“Kamu nggak tahu jalan sendiri? Harus aku yang antar?”Kelven tidak meladeninya.Albert menjelaskan, “Aku pura-pura mabuk dan kamu mengantarku pulang, itu akan terlihat lebih berharga diri. Aku masih nggak ada wajah untuk bertemu dengan Angel dan Joel.”Kelven mendengus dingin, “Dengan penampilanmu seperti ini, kamu masih memikirkan harga diri?”“Ayola, jangan basa-basi lagi.”Albert menariknya dan menyeretnya keluar.Kelven sangat enggan.Jika bukan karena mereka tumbuh besar bersama-sama, Kelven benar-benar tidak ingin terlibat dalam keadaan seperti ini.Saat mereka berdua sampai di depan pintu rumah Angel, sudah pukul delapan malam.Kelven menekan bel dan Albert berpura-pura sangat mabuk dan bersandar di t
Baca selengkapnya

Bab 249

Melihat Kelven pergi, Angel sama sekali tidak peduli dengan pria yang berbaring di lantai. Dia menggendong anaknya dan naik ke atas untuk istirahat.Dia juga memerintah pembantu untuk jangan memedulikannya.Tidak lama kemudian, di seluruh ruang tamu yang luas, hanya tersisa Albert yang tergeletak di karpet dengan pakaian basah oleh air teh ulah anaknya.Albert membuka matanya dan melihat sekeliling, tidak ada siapapun.Dia terpaksa berbaring di sana, begitu menyedihkan dan menjilat luka di hatinya sendiri.Hati wanita itu sungguh kejam.Dirinya bahkan sudah mabuk dan tergeletak di lantai, tetapi dia tidak peduli sama sekali.Pada akhirnya, setelah berbaring sebentar, melihat bahwa tidak ada yang memedulikannya. Albert merasa tidak punya muka lagi untuk berpura-pura. Dia bangun dan naik ke kamar tamu untuk tidur.Di sebelah.Kelven kembali dan melihat Bibi Siti sedang membersihkan meja makan. Kelven berkata, “Jangan bersihkan dulu, aku masih mau minum.”Kelven duduk sendiri, mengambil a
Baca selengkapnya

Bab 250

Kelven menunduk mendekati wanita itu, ingin menciumnya.Namun, dia tahu bahwa Delis sedang hamil, dia tidak boleh menyentuhnya, itu akan menyakiti bayinya.Jadi, dia menahan perasaan tidak nyaman itu, tiba-tiba berguling ke samping.Wendo yang berbaring di kasur sudah siap, tetapi dia tidak menyangka bahwa pria ini akan menghindar lagi.Wendo kembali duduk tegak dan melihatnya.Meihat pria di sampingnya jelas-jelas sangat menginginkannya.Namun, pada akhirnya tetap menahan diri dan tidak menyentuhnya sama sekali.Wendo tidak berpengalaman dalma hal itu, dia juga tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi dia tidak bisa menyerah begitu saja.Dia harus membuat pria ini tidur dengannya.Wendo mendekat dan mencoba menciumnya.Kelven merasakan ada orang yang mendekat, dia mengangkat tangannya untuk menolak dan berbisik dalam keadaan tidak sadar, “Jangan, jangan mendekati Delis. Aku bisa menyakiti bayi kita nanti … ”Kelven benar-benar merasa tidak nyaman.Dia ingin berdiri dan pergi ke kamar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
91
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status