Share

Bab 242

Author: Gunung Api
“Iya.”

Angel mengerti dan memberitahu Kelven, “Kalau begitu, biarkan dia kembali ke kampus.”

Kelven khawatir.

Dia takut Delis akan tidak aman berada di luar jangkauannya.

Namun, jika Delismerasa lebih baik saat kembali ke kampus, Kelven juga hanya bisa mengizinkannya.

“Ayo Delis, berdiri dan siap-siaplah, aku akan mengantarmu kembali ke kampus.”

Kelven menopangnya.

Delis masih tetap diam, tetapi Kelven memperlakukannya dengan penuh perhatian seperti seorang anak kecil.

Meskipun Delis duduk di kurdi penumpang samping, dia tetap diam dan hanya menatap keluar jendela sepanjang perjalanan.

Namun, Kelven terus memperhatikannya sesekali.

Delis yang begitu diam membuat Kelven sangat tidak nyaman.

Kelven membuka pembicaraan, “Delis, jangan terlalu diam. Kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja. Aku lebih suka kamu marah padaku daripada kamu nggak berbicara apa-apa.”

Delis yang begitu tenang membuat Kelven merasa sangat cemas.

Delis merasa kepalanya kosong.

Dia tidak bisa memikirkan apapun
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 243

    Setelah mendengar pekerjaan baru dengan gaji yang naik dua kali lipat, Wendo dengan cepat mengangguk setuju dan menjawab, “Baik, saya akan mengikuti semua perintah Pak Kelven.”“Kamu pergi ke Universitas A untuk menjadi pendamping Delis. Jaga dirinya dan pola makannnya. Kalau ada masalah, segera laporkan padaku. Kamu bisa melakukannya?”Menjadi pedamping di Universitas A?Untuk orang yang tidak lulus ujian masuk universitas seperti dirinya, ini adalah kesempatan yang sangat bagus.Wendo sangat bersyukur dan dengan cepat mengangguk, “Bisa, aku bisa. Tenang saja Pak Kelven, aku pasti akan menjaga Nona Delis dengan baik. Aku akan segera melaporkannya pada Pak Kelven kalau ada masalah.”“Baik. Selain itu, dia sedang hamil, jadi pastikan untuk menjaga pola makannya, kalau ada yang kamu nggak mengerti, bisa tanya pada ibumu.”“Baik.”Tidak basa-basi, Kelven langsung berkata, “Langsung pergi saja ke Universitas A, utusan asrama dan pendaftaran akan aku atur.”Kelven berpikir dia adalah putr

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 244

    Owen langsung berkata, “Kakakmu bilang kamu hamil?”“ … iya!”“Selamat ya, Delis. Kamu sudah mau menjadi ibu.”Jelas suara Owen terdengar kecewa.Delis sama sekali tidak merasa senang. Dengan nada lesu, dia berkata, “Kamu nggak ada di sini, aku bahkan nggak ada teman untuk keluar jalan santai.”Owen bertanya, “Di mana Kelven? Kenapa nggak minta dia menemanimu?”“Aku nggak mau bicara dengannya. Aku nggak bahagia saat bersamanya.”“Apa yang terjadi? Kalian bertengkar lagi?”“Nggak ada. Owen, aku merasa tertekan, aku takut.”Delis kembali duduk dan turun dari tempat tidur, duduk di karpet samping kasur.Dengan ponselnya di genggamannya, dia menundukkan kepalanya dan hampir menangis.“Apa yang kamu takutkan, Delis?”Mendengar suaranya yang tidak baik-baik saja, Owen mulai khawatir.“Aku takut nggak bisa merawat bayiku sengan baik. Aku takut harus berpisah dengan bayiku setelah lahir. Aku takut dengan Kelven. Aku selalu mimpi buruk, aku merasa sangat lelah, aku nggak bisa merasa senang.”De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 245

    Selama beberapa hari berturut-turut, Delis tidak mau pulang ke rumah.Dia hanya tinggal di asrama, bahkan tidak pulang saat akhir pekan.Hal ini membuat Kelven sangat gelisah.Pada hari jumat, Kelven bahkan pergi sendiri ke pintu gerbang kampus dan menelepon Delis.Namun, Delis sangat keras kepala, bahkan tidak mengangkat teleponnya.Akhirnya, Kelven terpaksa menelepon Wendo.Delis sedang duduk di perpustakaan untuk belajar.Saat menerima panggilan dari Kelven, Wendo dengan hati-hati menyodorkan ponselnya ke hadapannya. “Nona Delis, telepon dari Pak Kelven.”Delis tidak meladeninya.Wendo hanya bisa mendekatkan ponselnya di telinga Delis.Di dalam telepon, terdengar “Delis, kamu bisa tinggal di asrama. Tapi kamu harus pulang saat akhir pekan. Aku di gerbang kampus sekarang, keluarkan dan kita pulang sekarang.”“Nggak mau.”Tolak Delis.Delis merasa tak bahagia saat bersamanya.Menghabiskan waktu di kampus, membaca dan berbicara bersama teman-teman, membuatnya merasa lebih baik daripad

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 246

    “Delis … ”Kelven berdiri dan mendekatinya.Delis mengabaikannya dan duduk di meja belajar, mengulang materi dengan buku pelajarannya.Kelven mengikutinya dan membungkuk, mendekatinya dengan lembut. “Sudah beberapa hari nggak bertemu, kamu nggak merindukanku?”Suaranya lembut dan sedikit memikat.Delis berbalik, tidak membiarkan Kelven menyentuhnya. “Kamu pergi saja, teman-temanku akan datang ke sini nanti.”Sikapnya tetap dingin.Kelven menghela napas, “Masih marah?”Delis tidak menjawab, hanya terbengong melihat bukunya.Kelven membungkuk lagi dan mencoba memeluknya dari belakang, menempelkan dagunya di pundaknya. “Delis sayang~ Ayo pulang bersamaku, aku siapkan makanan untukmu di rumah.”Delis tetap tidak acuh, tetapi tidak menolak sentuhannya.Kelven merayunya lagi, menggigit telinga kecilnya, terdengar suara menawan dan memikatnya, “Kamu mau aku menggendongmu pulang? Aku nggak keberatan kalau dilihat semua orang.”Delis merasa tidak nyaman dengan rayuanya.Delis mendorong tanganny

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 247

    Kelven baru saja kembali ke vila dan bertemu dengan Albert yang berdiri di depan pintu rumah yang tidak berani masuk.Kelven keluar dari mobil dan mendekati Albert. “Kanapa kamu berdiri di depan dengan wajah mencurigakan seperti itu?”Albert berbalik dan menghela napas. “Tepat sekali kamu pulang, malam ini aku tidur di rumahmu.”“Kamu ada rumah, kenapa harus ke rumahku?”“Aku takut dia akan mengungkit masalah cerai lagi kalau bertemu denganku, ayola.”Albert merangkul bahu Kelven dan mereka berdua berjalan ke vila Kelven.Kelven merasa terganggu dengan kontak fisik itu dan menghindari sentuhan Albert dengan ekspresi jijik. “Masalah kalian berdua masih belum selesai?”“Bagaimana aku bisa menyelesaikannya? Setiap kali bertemu dia langsung mengungkit cerai. Anakku juga sama, dia sangat menolakku. Aku mau bertemu mereka juga harus sembunyi-sembunyi.”“Mampus.”Ujar Kelven tanpa sedikitpun simpati terhadap penderitaan sahabatnya.Albert merasa sangat tidak nyaman, dengan tatapan dingin melo

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 248

    “Dia nggak mau melahirkan. Sudahlah, untuk apa aku membahas ini denganmu. Ayo, lanjut.”Kelven menuangkan alkohol lagi dan langsung meneguknya.Albert masih belum terlalu mabuk.Namun, dia sudah tidak ingin minum lagi.Albert berdiri dan memerintah Kelven, “Ayo, antar aku pulang.”“Kamu nggak tahu jalan sendiri? Harus aku yang antar?”Kelven tidak meladeninya.Albert menjelaskan, “Aku pura-pura mabuk dan kamu mengantarku pulang, itu akan terlihat lebih berharga diri. Aku masih nggak ada wajah untuk bertemu dengan Angel dan Joel.”Kelven mendengus dingin, “Dengan penampilanmu seperti ini, kamu masih memikirkan harga diri?”“Ayola, jangan basa-basi lagi.”Albert menariknya dan menyeretnya keluar.Kelven sangat enggan.Jika bukan karena mereka tumbuh besar bersama-sama, Kelven benar-benar tidak ingin terlibat dalam keadaan seperti ini.Saat mereka berdua sampai di depan pintu rumah Angel, sudah pukul delapan malam.Kelven menekan bel dan Albert berpura-pura sangat mabuk dan bersandar di t

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 249

    Melihat Kelven pergi, Angel sama sekali tidak peduli dengan pria yang berbaring di lantai. Dia menggendong anaknya dan naik ke atas untuk istirahat.Dia juga memerintah pembantu untuk jangan memedulikannya.Tidak lama kemudian, di seluruh ruang tamu yang luas, hanya tersisa Albert yang tergeletak di karpet dengan pakaian basah oleh air teh ulah anaknya.Albert membuka matanya dan melihat sekeliling, tidak ada siapapun.Dia terpaksa berbaring di sana, begitu menyedihkan dan menjilat luka di hatinya sendiri.Hati wanita itu sungguh kejam.Dirinya bahkan sudah mabuk dan tergeletak di lantai, tetapi dia tidak peduli sama sekali.Pada akhirnya, setelah berbaring sebentar, melihat bahwa tidak ada yang memedulikannya. Albert merasa tidak punya muka lagi untuk berpura-pura. Dia bangun dan naik ke kamar tamu untuk tidur.Di sebelah.Kelven kembali dan melihat Bibi Siti sedang membersihkan meja makan. Kelven berkata, “Jangan bersihkan dulu, aku masih mau minum.”Kelven duduk sendiri, mengambil a

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 250

    Kelven menunduk mendekati wanita itu, ingin menciumnya.Namun, dia tahu bahwa Delis sedang hamil, dia tidak boleh menyentuhnya, itu akan menyakiti bayinya.Jadi, dia menahan perasaan tidak nyaman itu, tiba-tiba berguling ke samping.Wendo yang berbaring di kasur sudah siap, tetapi dia tidak menyangka bahwa pria ini akan menghindar lagi.Wendo kembali duduk tegak dan melihatnya.Meihat pria di sampingnya jelas-jelas sangat menginginkannya.Namun, pada akhirnya tetap menahan diri dan tidak menyentuhnya sama sekali.Wendo tidak berpengalaman dalma hal itu, dia juga tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi dia tidak bisa menyerah begitu saja.Dia harus membuat pria ini tidur dengannya.Wendo mendekat dan mencoba menciumnya.Kelven merasakan ada orang yang mendekat, dia mengangkat tangannya untuk menolak dan berbisik dalam keadaan tidak sadar, “Jangan, jangan mendekati Delis. Aku bisa menyakiti bayi kita nanti … ”Kelven benar-benar merasa tidak nyaman.Dia ingin berdiri dan pergi ke kamar

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status