Semua Bab My Lovely Bodyguard : Bab 61 - Bab 70

124 Bab

MLB 61 - Awas!

61Bunyi ban mobil berdecit dari kejauhan menyebabkan Shen tegang. Putra pertama Richard Cheung menepuk pundak Kakak iparnya. Lucas memandangi beberapa mobil yang tengah mendekat, kemudian dia berteriak agar semua anak buahnya bersembunyi dan merunduk. Letusan demi letusan mengiringi puluhan butir peluru yang menghantam badan mobil-mobil di bagian luar kelab. Setelah kendaraan para penyerang berhenti, semua orang berjaket kulit hitam keluar sambil mengacungkan senjata tajam. Lucas dan Shen berdiri. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing sambil jalan maju menyambangi kelompok lawan. Demikian pula dengan seluruh anggota kelompok sembilan dan sepuluh. Yanuar, Nugraha, Fajar, Salman, Satrio, Haryono dan Galang yang bersembunyi di belakang mobil para tamu kelab, membidik lawan dan langsung menembak tempat-tempat penting. Kendatipun sebenarnya mereka ingin menembak dada ataukah kepala, sedapat mungkin ditahan agar tidak menimbulkan masalah ke depannya. Pekikan para korban beradu den
Baca selengkapnya

MLB 62 - Kalah Start

62Flint memegangi kompresan di rahangnya, sembari memikirkan cara untuk menyelamatkan kedua adiknya dan sang asisten. Namun, setelah cukup lama berpikir, tidak ada satu pun solusi yang ditemukannya. Flint menggerutu dalam hati. Tidak adanya Jacob membuatnya sulit mencari jalan keluar. Ditambah lagi Jason juga ikut ditawan seperti halnya Jacob, Seamus dan Wayne. Tatapan Flint beralih pada Benton dan beberapa kerabatnya yang tengah diobati perawat dan dokter, yang terpaksa membantu para pasien setelah ditodong senjata api. Puluhan menit terlewati, anggota kelompok Flint akhirnya keluar dari rumah sakit. Mereka bisa melenggang bebas karena pihak polisi masih berjibaku untuk menahan tim mafia lainnya, yang merupakan orang suruhan teman-teman Flint. Anak tertua Fang Xie menaiki mobil yang tidak terkena peluru ataupun penggembosan ban, karena berada di belakang gedung kelab. Flint memandangi langit malam nan pekat sambil memikirkan nasib para tawanan. Terutama Seamus, karena dialah ta
Baca selengkapnya

MLB 63 - Kacung

63Wirya merintih saat lukanya dibersihkan Xia He, di salah satu rumah sakit di di Kota Taipei. Pria berkulit kuning langsat mengeraskan rahang ketika rasa sakit kembali meningkat. Meskipun sudah disuntik anestesi lokal, tetapi dia tetap kesakitan.Zulfi mengulurkan handuk yang segera digigit Wirya. Kemudian direktur keuangan PBK turut memegangi lengan sahabatnya yang gemetaran ketika Xia He kembali menjahit lukanya. Wirya mencengkeram lengan kiri Yanuar yang ikut memeganginya dari sisi kanan. Direktur utama PB membiarkan sahabatnya melakukan itu karena tahu jika Wirya pasti sangat kesakitan. "Ini luka ketigamu yang Bibi jahit. Setelah ini, Bibi tidak mau lagi merawatmu," seloroh Xia He, sembari membersihkan darah di pinggiran luka. Wirya tidak menyahut karena tengah sibuk mengatur napas. Pria berhidung bangir melepaskan pegangan dari kedua sahabatnya, kemudian Wirya berbaring dan memejamkan mata.Xia He berpindah ke ranjang sebelah kanan di mana Galang berada. Dia memeriksa luka d
Baca selengkapnya

MLB 64 - Membelai Pakai Tinjuan

64Suasana hening menyelimuti kediaman Daisy Cheung. Hampir semua orang telah menempati kamar masing-masing untuk beristirahat. Hanya segelintir pria yang masih bertahan di ruang kerja sambil berdiskusi. Flint telah mengirimkan pesan pada Chyou tadi sore. Keduanya sepakat untuk bertemu secara pribadi di suatu tempat di Kota Taipei. Chyou menyanggupi hal itu karena yakin jika Flint tidak akan berani menyerangnya, saat bertemu nanti. Dante yang diminta untuk melakukan hal lain, terlihat tegang. Meskipun tidak akan sendirian dan tetap didampingi kedua saudaranya serta beberapa tim Power Rangers, tetap saja pria berdagu lancip deg-degan. "Siap, Ko?" tanya Alvaro sambil memandangi lelaki bermata cukup besar di kursi seberang. "Ya," sahut Dante. "Walaupun sebenarnya aku khawatir nggak bisa menahan emosi saat ketemu lawan lama, tapi aku akan berusaha sabar menghadapi para Paman dari klan kedua," lanjutnya. "Aku sebetulnya pengen ikut Koko, tapi aku ragu-ragu buat ngelepas Koko Chyou ber
Baca selengkapnya

MLB 65 - Bertarung Satu Lawan Satu

65"Katakan padaku, apa tujuanmu mengajak bertemu di sini?" tanya Chyou sambil memandangi Flint Xie di kursi seberang. "Lepaskan kedua saudaraku dan para asisten," jawab Flint. "Tidak segampang itu. Apalagi Seamus dan Jason telah menjadi otak pelaku serta pelaksana penyerangan ke rumahku." Chyou mengalihkan pandangan pada Newton dan Tiernan. "Aku juga tidak bisa melepaskan Wayne, karena dia pernah menyerangku di bandara Guangdong," lanjutnya. "Jacob adalah orang yang paling tahu tentang semua sepak terjangmu, Flint. Dia juga bertindak sebagai otak pencetus ide dari berbagai kegiatan ilegalmu, yang berhubungan dengan keluarga Yang. Jadi, aku juga tidak akan melepaskannya," ungkap Chyou dengan sangat tenang. Flint mendengkus. "Kalau tidak ada satu pun yang akan dibebaskan, berarti peperangan kita akan terus berlanjut." "Silakan. Aku sama sekali tidak takut. Meskipun kamu bekerjasama dengan mafia lainnya." Chyou menjentikkan jemari dan Loko berdiri sambil mengeluarkan amplop cokelat
Baca selengkapnya

MLB 66 - Kebencian Turun-temurun

66Pagi itu, kelompok Dante kembali mendatangi penjara di pinggir Kota Taipei. Alvaro dan Yanuar turun langsung mengawal cucu tertua keluarga Adhitama dan kedua adiknya. Selain kedua komisaris PBK, semua pengawal lapis dua turut serta. Kecuali, Wirya yang masih dirawat di rumah sakit dengan pengawalan ketat para ajudan keluarga Zheung, yang menggantikan rekan-rekan mereka dari klan Cheung. Sesampainya di ruang pertemuan khusus yang telah disiapkan tim pengacara ketiga klan, Dante dan kedua saudaranya menyalami Benneth, Kenneth dan Noah Han. Akan tetapi, Dante melewatkan Willard Han yang juga tidak mengulurkan tangan kanannya. Keduanya saling melirik sekilas, sebelum Dante menyalami Eldon dan Titus yang telah terlebih dahulu berdiri untuk menyambutnya serta Samudra dan Harry. Alvaro dan teman-temannya turut menyalami ketiga tetua. Kemudian mereka berpindah duduk di kursi panjang yang berada di sekitar ruangan. Sementara Dante, Samudra dan Harry duduk berdampingan di seberang keluar
Baca selengkapnya

MLB 67 - Pembunuh Bayaran

67Sekelompok orang muncul di kediaman Daisy Cheung siang itu, sambil membawa beberapa koper, dan tas berisi buah tangan dari keluarga Adhitama. Dante berdecih menyaksikan adiknya datang. Dia menjitak kepala Calvin, lalu mendekapnya sesaat. Hal serupa juga dilakukan Dante pada Fritz dan Myron. Sedangkan pada Hendri, putra sulung Frederick meninju lengan ipar Wirya pelan, kemudian memeluk Hendri yang juga merupakan sahabatnya. Samudra, Harry, Chyou dan yang lainnya kompak menyiksa Fritz, Calvin serta Myron yang tidak bisa menghindar. Mereka baru berhenti bercanda setelah ditengahi Edward Zheung yang mengajak semua orang untuk duduk. "Kenapa kalian ke sini?" tanya Dante sambil memandangi keempat kerabatnya dan Nadhif, Kahfi serta Azri yang turut mengantarkan ketiga bos ke Taipei. "W masih harus dirawat. Sedangkan kalian harus pulang nanti malam. Jadi, kami yang menggantikan kalian buat menjaga pasien kepala batu itu," terang Hendri yang didaulat menjadi ketua kelompok terbaru. "Har
Baca selengkapnya

MLB 68 - I'm Still Waiting

68Ruang perawatan Wirya seketika ramai orang. Selain keluarganya, beberapa pengawal CJC dari tiap unit kerja di berbagai kota di China, turut menjenguk dengan membawa banyak parsel.Wirya terkejut ketika pasangan suami istri pemilik rumah makan halal langganannya, turut hadir sembari membawakan aneka makanan buatan sendiri, yang langsung diserbu Calvin, Myron, Fritz, Xander dan Hendri. "Heh! Yang dikasih itu aku, kenapa kalian yang heboh makannya?" tanya Wirya sambil memandangi kelima orang yang tengah sibuk mengunyah. "Bagilah, Bang," sahut Fritz. "Ini beneran enak," imbuh Hendri. "Favoritku yang ini." Myron menunjuk hekeng udang. "Aku suka ayam saus menteganya," jelas Calvin sambil memandangi kedua pemilik rumah makan yang tengah tersenyum. "Paman dan Bibi, ini sangat lezat," ungkapnya menggunakan bahasa Mandarin. "Terima kasih, Tuan muda. Kami senang jika kalian menyukainya," jawab pria tua berkumis dan berjanggut. "Yang ini, apa namanya?" tanya Alvaro sambil menunjuk ke pi
Baca selengkapnya

MLB 69 - Aku Tetap Chyou Yang Sering Mengganggu

69Earlene mendekap Anjani yang hendak pulang bersama tim Indonesia. Meskipun mereka akan berjumpa kembali beberapa minggu lagi, tetap saja Earlene sedih melepas ajudannya pergi. Setelahnya, Earlene menyalami ketiga ajudan laki-laki yang juga hendak pulang. Sebab tim Loko dan Rebecca masih bertahan di Taipei, regu Ani diizinkan libur dan akan kembali bekerja saat resepsi di Thailand. Anjani, Fadhil, Daluh dan Yarif menyalami semua anggota keluarga Cheung dan Zheung dengan takzim. Mereka bergantian berpelukan dengan tim Loko yang sudah bersama-sama membantu melindungi kedua klan tersebut, sejak awal perseteruan dengan keluarga Xie. Alvaro, Wirya dan kelompok Hendri juga turut bersalaman pada semua orang. Kemudian mereka memasuki beberapa mobil yang akan mengantarkan hingga bandara. Lionel ikut dalam rombongan Indonesia. Sementara Clement bergabung dengan tim Xander yang akan pulang ke Thailand. Daisy dan Edward serta yang lainnya, memandangi mobil-mobil bergerak menjauhi pekaranga
Baca selengkapnya

MLB 70 - Kandang Musuh

70Gretta, Xia He, Priscilla dan beberapa perempuan lainnya, kompak berseru ketika Earlene keluar dari ruang rias butik milik Ivonne. Earlene menyunggingkan senyuman sambil jalan pelan menyambangi kerabatnya. Dia sangat senang ketika menyaksikan pantulan diri di cermin besar, yang menampilkan seorang pengantin nan menawan.Gaun broken white berpotongan A-line terlihat sangat pas di tubuh Earlene. Perutnya yang masih rata membuat sang calon pengantin lega, karena tidak perlu repot mengubah desain gaun tersebut. Riasan dari make up artist menjadikan tampilan wajah Earlene kian ayu. Kulit putihnya nyaris tidak berbeda dengan warna gaun. Meskipun terlihat sederhana, tetapi baju pengantin itu sangat elegan dan berharga mahal. Pendar biru kristal swarovski terbias sempurna. Bahan halus dan jahitan tangan yang rapi, menjadikan gaun itu sangat indah. Earlene berulang kali mengusap bagian dada sambil memuji keelokan hasil karya Ivonne. "Ini sangat luar biasa, dan kamu begitu cantik," puji
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status