“Pagi-pagi sudah kecut saja muka pengantin baru kita,” ledek Rea—rekan se divisi sekaligus sahabat Meira. “Kena serangan datang bulan, ya?, makanya enggak bisa malam pertama. Jadi kamu uring-uringan kayak gini.”Geregetan dengan temannya yang bisa-bisanya membicarakan masalah ranjang di kantor, tangan Meira langsung saja mendaratkan tangannya untuk menjitak kepala Rea. “Ish, filter dong ucapmu, Re. Kita lagi di kantor tahu,” tegur Meira. “Sudah, balik kerja sana. Nanti kalau Pak Rama lihat kita terlibat obrolan waktu jam kerja, bisa-bisa kita kena SP.”“Pak Rama mana pernah marah sama kamu, Ra. Dia kalau sama kamu kayak kucing, tapi kalau sama karyawan yang lain kayak singa,” kata Rea tak ada nada iri di sana hanya ada nada mengejek saja.“Mungkin karena Pak Rama kenal sama aku dari waktu SMA, jadi dia merasa enggak enak untuk menegurku, Re,” sanggah Meira tak ingin ada kesalahpahaman yang bukan-bukan.Pak Rama merupakan kepala manajer di divisinya. Kebetulan sewaktu SMA dulu Meira
Baca selengkapnya