Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 531 - Bab 540

1206 Bab

Bab 531

Kristin terpana. Namun, melihat Kak Tobi berubah seperti ini, hatinya merasa lega. Dia pun menuruti perintahnya dengan patuh."Haha ....""Aku pernah bertemu orang bodoh, tapi belum pernah ketemu yang separah ini.""Huh! Sepertinya dia belum tahu kalau kita semua pernah berlatih seni bela diri. Sekalipun ahli bela diri Kekuatan Transformasi berhadapan dengan kami, dia juga pasti akan mati.""Lantaran dia ingin mati, kami akan mengabulkannya!"Sembari berbicara, salah satu di antara mereka meluncur ke arah Tobi dengan cepat. Belati di tangannya langsung diarahkan tepat ke leher Tobi.Hanya saja, detik berikutnya, yang dia rasakan malah nyeri hebat yang menggerogoti tenggorokannya. Dia menatap Tobi dengan ekspresi kaget. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia pun ambruk ke lantai.Bahkan, setelah ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti kapan Tobi mengambil tindakan? Dia juga tidak tahu bagaimana belatinya bisa sampai ke tangan lawan?Wajah pemimpin itu berubah drastis. Ini teknik ya
Baca selengkapnya

Bab 532

Begitu mobil sampai di kompleks, mereka berdua pun berjalan keluar. Kristin akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, "Kak Tobi, yang kamu katakan tadi benar?"Lantaran masalah telah sampai di titik ini, Tobi juga tidak ingin menghindar lagi dan menjawab dengan jujur, "Benar. Kristin, maaf sudah menyembunyikannya darimu.""Benarkah? Kamu sungguh Kak Tomi? Kamu nggak bohong, 'kan?""Gadis bodoh, mana mungkin aku bohong? Seingatku, aku masih berutang boneka barbie kepadamu.""Ini untukmu!"Seolah-olah bermain sulap, boneka Barbie tiba-tiba muncul di tangan Tobi.Mendengar Tobi menyebut boneka Barbie, keraguan di hati Kristin seketika menghilang. Dia mengambil boneka itu dan berkata dengan penuh semangat, "Ya, kamu benar-benar Kak Tomi-ku.""Syukurlah!"Saking senangnya, dia tak kuasa mengendalikan emosinya dan langsung memeluk Tobi dengan erat.Pelukannya bahkan lebih erat dari sebelumnya, seolah-olah takut Tobi akan menghilang.Tobi juga merasa terharu. Dia membalas pelukan Kr
Baca selengkapnya

Bab 533

"Buka bajumu," kata Meli.Tobi kelihatan kaget, tetapi dia tetap melepas bajunya dengan patuh.Meli berjalan mendekatinya, lalu menemukan sebuah tanda lahir merah kecil di punggung Tobi. Tanda lahir itu memang tidak terlalu kentara, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, maka itu akan terlihat jelas.Benar, tak salah lagi.Bekas luka lain mungkin bisa dibuat, tetapi bekas luka ini tidak bisa dipalsukan.Selanjutnya, Meli mengajukan rentetan pertanyaan kepada Tobi, akan tetapi pria itu bisa menjawab semuanya.Akhirnya, Meli yakin dengan identitas Tobi sepenuhnya dan berkata, "Tomi, dulu sewaktu ibumu membawamu ke panti asuhan, dia meninggalkan sebuah liontin giok untukmu.""Ibumu bilang liontin itu sangat berharga dan nggak boleh hilang, jadi dia mau kamu terus memakainya.""Awalnya, aku ingin menunggu sampai kamu dewasa dan memberikannya kepadamu, tapi siapa sangka terjadi kebakaran dan membuat kita terpisah. Sekarang, saatnya mengembalikannya ke pemilik aslinya."Usai berbicara, Meli m
Baca selengkapnya

Bab 534

"Kamu bahkan memaksaku datang ke kantor pagi-pagi begini, apa itu termasuk sopan?""Pagi-pagi begini? Apa yang kamu lakukan setiap malam? Kamu bahkan masih tidur saat aku meneleponmu jam sembilan tadi. Jangan-jangan kamu bermain-main di luar setiap malam?"Widia curiga pria jahat ini pasti menghabiskan malam dengan bermain-main di luar. Sebenarnya, dia ingin sekali menyeret Tobi kembali tinggal di rumahnya, tetapi Keluarga Lianto pasti tidak akan setuju."Nggak, kok!"Tobi tak berdaya, "Sudah kubilang sebelumnya, aku nggak tertarik dengan bisnis perusahaan. Lagi pula, aku sudah mencari orang untuk mengurus semuanya.""Tahukah kamu mengapa aku ingin mempromosikanmu menjadi direktur penjualan?" tanya Widia dengan emosi."Kenapa?""Kamu!"Widia langsung mengomelinya, "Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu pikirkan sepanjang hari. Apa kamu nggak mau dirimu menjadi lebih baik?""Aku sudah sangat baik," kata Tobi tak berdaya."Kamu?""Baik. Meski kamu punya sedikit kemampuan, kamu nggak
Baca selengkapnya

Bab 535

Tobi sama sekali tidak mengetahui hal ini. Setelah kembali ke ruangannya, dia mulai merasa bosan. Lantaran tidak bisa berlatih di sini, dia terpaksa mengeluarkan ponsel untuk bermain gim.Saat ini, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Tak lama kemudian, sosok Susan muncul di balik pintu."Kak Tobi!""Ya, ada apa?"Tobi tidak mengangkat kepalanya sama sekali. Dia masih terus menundukkan kepalanya sambil bermain gim.Susan sedikit tertekan, tetapi begitu teringat dengan kata-kata Yuli, dia berpikir ini termasuk kesempatan bagus, "Hmm, Kak Tobi, apa kamu ada waktu luang malam ini?""Ada, eh, aku sibuk.""Kak Tobi benci kepadaku?" tanya Susan dengan raut wajah sedih, seakan-akan hampir menangis. Mendengar suaranya saja sudah membuat orang merasa kasihan padanya."Nggak, kok. Semua pria pasti akan tertarik dengan gadis cantik sepertimu, jadi mana mungkin aku membencimu."Yang dikatakan Tobi memang benar.Susan memiliki penampilan cantik, bola mata besar, kulit yang seputih susu, pinggan
Baca selengkapnya

Bab 536

Dengan begitu, putrinya bisa bersama Gavin dan menjadi menantu dari keluarga terpandang.Apalagi pagi ini, Tuan Gavin mendatangi mereka dan mengatakan bahwa selama Tobi bercerai dengan Widia, dia akan langsung menikahi wanita itu.Tuan Gavin tidak ingin Tobi terlibat dengan putrinya lagi dan menuntut agar mereka bercerai dalam waktu tiga hari.Karena alasan inilah, Kakek Muhar memutuskan untuk turun tangan menanganinya langsung.Setelah duduk selama beberapa saat, Kakek Muhar pun berkata, "Tobi, sejak kamu tinggal di kediaman Keluarga Lianto, perlakuanku kepadamu cukup baik, 'kan?""Ya, Kakek sangat baik kepadaku," ucap Tobi dengan jujur. Selama ini Kakek Muhar memperlakukannya dengan baik, walau terjadi masalah, beliau tetap melindungi dirinya."Baguslah kalau kamu mengerti. Sekarang Kakek ingin memintamu melakukan satu hal. Aku harap kamu menyetujuinya."Mendengar itu, Tobi telah menebak masalah apa itu, tetapi dia masih berpegang pada secercah harapan dan bertanya, "Ada apa?""Berce
Baca selengkapnya

Bab 537

"Tobi, kamu dengar itu? Seharusnya kamu ngerti maksud Ayah, 'kan?"Ibunya Widia berkata sambil memasang tatapan mengejek, "Pria yang nggak punya apa-apa sepertimu seharusnya sudah keluar dari Keluarga Lianto dari dulu. Kenapa kamu masih berani menempel pada putriku?""Benar, kami bisa menyuruhmu datang ke sini dan berbicara baik-baik, itu semua karena Ayah berbaik hati.""Kalau nggak, kami nggak mungkin membiarkanmu masuk ke kediaman Keluarga Lianto lagi. Selain itu, aku punya banyak cara menghadapi orang sepertimu, juga bisa membuatmu mati tragis," ancam ayahnya Widia."Benar. Tobi, jangan tak tahu diuntung. Kamu tahu kekuatan Keluarga Lianto kami, 'kan? Seandainya kami ingin menyentuhmu, kamu juga nggak akan bisa hidup sampai hari ini."Ayah dan ibunya Widia terus-terusan menyerangnya, apalagi kata-kata mereka penuh dengan ancaman.Seolah-olah, jika Tobi tidak menuruti mereka, dia akan langsung mati.Apalagi, Tuan Gavin sudah mengungkapkan niat untuk menikahi Widia, jadi masalah ini
Baca selengkapnya

Bab 538

"Kalau kamu nggak mau, begitu keluar dari pintu ini, jangan salahkan aku karena bertindak kejam."Ancaman Kakek Muhar begitu dingin, bahkan aura yang terpancar keluar dari tubuhnya tampak menakutkan sekali.Ini jelas-jelas berbeda dari sikap merendahnya saat berada di depan Tuan Bowo sebelumnya.Lagi pula, di matanya, Tobi hanyalah seorang bocah yang memiliki sedikit ilmu seni bela diri.Berbeda halnya jika kekuatannya mencapai tingkat Guru Besar. Jika demikian, mungkin tak ada seorang pun di seluruh Kota Tawuna ini yang berani tidak menghormatinya.Masalahnya sekarang, apa hal seperti itu bisa terjadi?Tidak mungkin!Apalagi, Tuan Bowo termasuk kepercayaannya Pak Damar.Saat itu, Kakek Muhar pasti tidak berani berbicara kasar seperti ini. Dia juga harus merendah dan membungkuk dengan hormat.Menghadapi ancaman Kakek Muhar, Tobi hanya menanggapinya dengan senyuman, "Lakukan saja!"Begitu mengucapkan kata-kata ini, dia langsung pergi.Setiap langkahnya sangat ringan, santai dan penuh pe
Baca selengkapnya

Bab 539

"Kamu!""Gila!""Kenapa tiba-tiba membual lagi?""Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Cepat kembali ke perusahaan."Usai mengatakan itu, Widia pun menutup telepon.Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan Tobi barusan.Tobi tak berdaya. Padahal, dia berencana membeberkan sedikit kemampuannya, tetapi Widia tidak memercayainya sama sekali.Apalagi, nada suara Widia di telepon tadi begitu marah. Dia pun terpaksa kembali ke perusahaan dengan patuh.Baru saja Widia mengakhiri pembicaraannya, tetapi ponselnya kembali berdering. Kali ini, kakeknya yang menelepon."Kakek!" sapa Widia dengan cepat. Kakeknya selalu menyayangi dan mendukungnya sejak masih kecil. Hanya saja, kali ini, kakeknya tidak sependapat dengannya. Dia tidak ingin dirinya bersama dengan Tobi.Padahal sebelumnya kakeknya-lah yang bersikeras menjodohkan dirinya dengan Tobi, tetapi sekarang tidak lagi demikian. Dia ingin mereka segera bercerai."Kakek, aku nggak mau bercerai dengan Tobi.""Untuk saat ini, aku
Baca selengkapnya

Bab 540

"Apa yang kamu bicarakan!"Widia segera membalas, "Tobi sama sekali nggak mengeluh kepadaku. Bahkan, saat aku meneleponnya dan memarahinya karena berada di luar, dia juga nggak bilang apa-apa.""Lantas, dari mana kamu tahu masalah ini?" tanya Kakek Muhar."Kalian nggak perlu tahu begitu banyak. Pokoknya, bukan Tobi yang bilang. Apa kalian mengancamnya dan menyuruhnya meninggalkanku? Apa jawabannya?" tanya Widia."Huh! Memangnya dia bisa jawab apa? Dia mana rela meninggalkan keluarga kita yang kaya ini. Yang dia inginkan hanyalah uang.""Kami mau memberinya 20 miliar, tapi dia malah merasa itu terlalu sedikit," seru ibunya Widia."Dengan kata lain, dia nggak setuju?" ujar Widia sambil menghela napas lega. Terkadang dia benar-benar takut Tobi akan setuju."Ya, dia nggak setuju, tapi bukan karena dia menyukaimu, lantaran kamu itu direktur Grup Lianto dan kamu punya banyak saham di perusahaan.""Sebaliknya, Tuan Gavin lebih baik. Dengan latar belakang keluarganya, dia sama sekali nggak mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5253545556
...
121
DMCA.com Protection Status