Semua Bab Terjebak Bersama Kriminal Tampan: Bab 21 - Bab 30

95 Bab

Bab. 21

Alice seketika terdiam. Ia menatap Azura dan Rodriguez dengan gelisah.“Aku tahu ini bukan urusanku,tapi kuharap kalian mau menginap beberapa hari di sini bersamaku, sebelum pindah ke sana.”Rodriguez menatap Azura yang diam saja. Oh, wanita ini sangat berani. Kalau terpaksa, ia bisa keras seperti batu. Sejak awal Rodriguez mengagumi karakternya.Namun ia melihat garis­garis kelelahan di bawah mata Azura dan bahunya yang tampak terkulai.“baiklah, semalam saja,” ia mengalah, dan terkejut dengan keputusannya sendiri.“Oh, aku senang sekali,” kata Alice.“Ini bayimu, Azura. Aku menyimpan sedikit makanan hangat, sebagai persediaan kalauLucas muncul malam ini.”“Akan kubantu,” Azura menawarkan.“Tidak usah.”“Tapi aku ingin.” Gene dan Rodriguez mengikuti mereka keluar.Di pintu, Rodriguez menarik lengan Gene.“Kami tidak mengganggu tidur kalian, kan?” tanyanya pelan.“Sayangnya tidak,” sahut Gene kesal.“Masih menolak?” Sang dokter menggeleng sedih.“Masih. Ibumu wanita langka, Rodrigue
Baca selengkapnya

Bab. 22

Hanya ada satu kamar mandi di rumah itu, letaknya di lorong antara dua kamar. Azura ke kamar mandi setelah menidurkan Tony. Ketika ia kembali ke kamar, tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali berganti pakaian.Sebenarnya hari ini malam pengantinnya, namun baju tidur yang diambilnya dari kopernya tidaklah istimewa. Gaun itu sudah berumur dua tahun, dan meskibahannya lembut serta mengilap kena cahaya lampu, namun garis lehernya yang tertutup dan sopan membuat baju itu tidak tampak menggoda. Malah kesannya agak jelek dan sederhana.Ia sedang mengoleskan losion di lengannya ketika Rodriguez masuk dan menutup pintu. Azura menjadi kikuk. Ia menghibur diri dengan menganggap kekikukannya adalah akibat tangannya yang licin, bukan karena ia akan menghadapi malam ini seranjang bersama Rodriguez.Kalau ia menatap bayangan dirinya di cermin, pasti ia melihat bahwa matanya tampak lebar ketakutan. Itu membuatnya tampak sangat muda dan polos. Tapi rambutnya tergerai mengundang di bahunya. bibirn
Baca selengkapnya

Bab. 23

Tangan Rodriguez yang bertengger di bahunya kini turun ke balik leher berenda gaun tidurnya. Sepasang mata Azura yang tadi setengah terpejam kini membuka dan menatap mata lelaki itu di cermin.“Aku ingin melihat tanganku di tubuhmu,” kataRodriguez.bagai terhipnotis Azura memandangi jemari yang kuat dan terentang itu bergerak turun ke dadanya. Ia tidak memprotes sedikit pun ketika jemari itu turun semakin rendah, menurunkan gaunnya. Napasnya semakin cepat ketika tangan lelaki itu menekan, memijat, membelainya.Dan Azura merasa tubuhnya bereaksi.Rodriguez menangkup Azura, sambil menyapu puncaknya perlahan dengan ibu jari.Azura mengerang, menggesekkan belakang kepalanya ke perut lelaki itu, yang turun­-naik dengan setiap tarikannya napasnya yang cepat.Mata mereka tak pernah beralih dari kaca. Keduanya terpukau oleh kekontrasan yang tampak di sana. Sepasang tangan Rodriguez yang besar dan maskulin bergerak di kulit yang lembut itu. Ia tahu betul bagaimana mesti menekankan jemarinya u
Baca selengkapnya

Bab. 24

Keras. Hidungnya panjang dan lurus, tidak pesek dan lebar seperti kebanyakan hidung orang Apache. Lagi-lagi Azura mensyukuri darah kulit putih lelaki itu. Ia terkesiap pelan ketika matanya beralih ke mata Rodriguez dan mendapati lelaki itu ternyata sedang mengawasinya. Rambutnya tampak sangat hitam di sarung bantal yang putih bersih.“Kenapa kau diam saja?” bisik Azura.“Kebiasaan.” Hanya dengan susah payah Azura bisa tetap diam ketika lelaki itu mengangkat satu tangan dan mengambil sehelai rambut pirang berombak dari pipi Azura.Sambil menatapnya dengan saksama, ia menggosok­-gosokkan rambut itu di antara jemari. Akhirnya ia menaruh helaian rambut dengan hati-­hati di batal Azura.“Tapi selama beberapa tahun belakangan iniaku belum terbiasa terbangun dengan seorang wanita di sampingku. Aromamu enak.”“Terima kasih.”Laki­-laki lain mungkin akan bertanya,“Kau pakai parfum apa?”atau“Aku suka wangi­wangianmu.” Tapilelaki yang satu ini tidak banyak bicara, tidak banyak memuji, namun
Baca selengkapnya

Bab. 25

Rodriguez menoleh tajam dan bertanya ketus,“Apa yang kau pandangi?”“Kau.”“Jangan begitu.”“Karena kau jadi gugup?”“Karena aku tidak suka dipandangi.”“Tidak ada lagi yang bisa dilihat.”“Lihat saja pemandangan di sekitarmu.”“Kapan kau menindik telingamu?”“Sudah lama.”“Kenapa?”“Kepingin saja.”“Aku suka melihat anting-­anting itu di telingamu.” Ia kembali menoleh sekilas pada Azura." Di telingaku?” tanyanya sinis.“Maksudmu, aku pantas pakai anting-­anting karena aku orang Indian?”Azura menahan diri untuk tidak memberi jawaban marah.Ia berkata pelan, “Tidak. Maksudku, di telingamu anting-­anting itu jadi sangat menarik.”Ekspresi keras Rodriguez tersibak sejenak sebelum ia kembali memusatkan perhatian pada jalan raya dua jalur yang membawa mereka ke ketinggian White Mountains.“Aku juga pakai anting­-anting. Mungkin kita bisa saling tukar.”Gurauan Azura tidak mendapat tanggapan.Azura mengira akan diabaikan sepenuhnya, tapi tak lama kemudian Rodriguez berkata, “Aku cuma mema
Baca selengkapnya

Bab. 26

" apa ini?” gerutunya saat truknya mendaki bukit terakhir.Azura mengoleh ke sana­-sini, berusaha melihat se-muanya sekaligus. Merasa sikapnya seperti anak kecil, ia melihat­lihat dengan lebih tenang dan berusaha men-cerna apa­apa yang dilihatnya.Tanah itu terletak di antara dua bukit rendah yangmembentuk ladam. Di salah satu tempat terbuka itu ada sebuah lapangan luas berpagar. Dua lelaki berkuda menggiring sekumpulan kecil kuda melalui gerbangnya.Sebuah lumbung yang sudah tua menempel di sisi gunung.Di sisi lainnya berdiri sebuah trailer yang catnya sudah lusuh dan terkelupas. Trailer itu sendiri seperti Sudah siap ambruk setiap saat.Persis di tengah tanah itu berdiri sebuah rumah stucco. Warna rumah itu menyatu dengan tembok ka rang yang menjulang hampir tegak lurus di belakangnya. Ru m ah itu sangat sesuai dengan pemandangan sekitar nya.Di rumah itu tampak banyak orang sedang bekerja, saling berteriak, dan memukulkan palu. Dari suatu tempat Azura mendengar bunyi nyaring gerga
Baca selengkapnya

Bab, 27

“begini, suatu hari, Alice dan aku berbincang-­bincang sambil minum kopi,” kata Johnny sambil mengusap keringat di dahinya dengan bandana.“Kami memutuskan untuk menagih piutangmu pada beberapa orang yang masih berutang atas pelayanan hukum yang kauberikan. Tapi kami tidak meminta uang, melainkan barang. Misalnya, Walter Kincaid yang menangani lantai rumah itu. Pete Deleon yang memasang ledeng.”Ia menyebutkan sederetan nama lagi dan sumbangan yang mereka berikan untuk pembangunan rumah itu.“beberapa barang yang kami peroleh untuk rumah ini tidak baru lagi, Mrs. Rodriguez,” kata Johnny dengan nada minta maaf,“tapi semuanya sudah dibersihkandan tampak seperti baru.”“Semuanya bagus sekali,” kata Azura sambil mengagumi keset Navaho tenunan tangan yang cantik sekali, yang dibuatkan nenek seseorang untuk Rodriguez.“Terima kasih untuk semuanya, dan panggil saja aku Azura.”Johnny mengangguk dengan tersenyum.“Satu-­satunya perabot yang bisa kami dapatkan adalah perangkat kursi makan un
Baca selengkapnya

Bab. 28

Beberapa minggu berikutnya membawa perubahan yang sungguh mengherankan dalam kehidupan mereka. Teman­teman Rodriguez, di bawah pengawasan Johnny Derin water, berhasil menyelesaikan bagian dalam rumah itu. Rumah itu memang tidak mewah, tapi nyaman. Dengan seleranya yang bagus dan keterampilannya mendekor, Azura menata rumah itu hingga tampak seperti rumah model di majalah.begitu telepon dipasang, Azura menghubungiScottsdale dan mengatur pengiriman perabotan miliknya ke rumahnya yang baru. Ia menyebutkan barang­barang yang diinginkannya, termasuk mesin cuci dan penge ringnya, lalu mengecek ulang daftar tersebut dengan perusahaan pengangkut.Van pengangkut tiba beberapa hari kemudian. Ketika perabotan tersebut sedang diturunkan, Rodriguez datang berkuda dan dengan gesit meluncur turun dari pelana. Pertama kali melihatnya berkuda, napas Azura tersekat. Ia begitu gagah. Azura senang melihatnya mengenakan celana jeans lusuhnya, kemeja koboi, sepatu bot, topi, dan sarung tangan kerja dari
Baca selengkapnya

Bab. 29

“Aku jadi tidak perlu takut dia terguling daritempatnya berbaring. Kaulihat tidak, sekarang dia semakin aktif?”Azura mengelap mulut dengan serbetdan menundukkan kepala.“Dan dia jadi tidak perlu tidur di antara kita lagi.”Ia melihat Rodriguez ragu­ragu saat mengangkat garpunya ke mulut. Lelaki itu mengunyah dan menelan makanannya, lalu mendorong piringnya.“Aku mesti kerja.”Ia cepat­cepat meninggalkan meja.“Tapi aku membuat pai untuk penutup.”“Mungkin nanti saja.”Dengan kecewa Azura memandangi bahu suaminya yang lebar menghilang di balik pintu. Mungkin seharusnya ia gembira karena mereka tidak bertengkar lagi tentang perabotan itu, tapi ia kecewa karena lelaki itu begitu tergesa­gesa meninggalkan meja, apalagi pada saat ia baru saja membuka pembicaraan tentang pengaturan tidur di antara mereka.Sejak mereka pindah ke rumah itu, Tony terpaksa diletakkan di antara mereka kalau tidur. Tapi Azura merasa bukan kehadiran bayi itu yang membuat Rodriguez tidak lagi menyentuhnya sejak
Baca selengkapnya

Bab. 30

Dan rasa permusuhan itu masih terus bersarang di antara keduanya. Pada hari pernikahan Dokter Gene Dexter dengan Alice Rodriguez, Azura berusaha sedapat mungkin untuk tampil cerah, pura­pura bahwa hubungannya dengan Rodriguez sangat membahagiakan.Dekorasi untuk perkawinan itu tidak mewah, namun rumah itu tetap memancarkan suasana pesta. Semua tamu merasa senang. Azura sudah terlatih untuk menjadi nyonya rumah yang baik.Namun, Alice tak bisa dibohongi.“Aku tak percaya kau akhirnya menjadi istriku.”Gene dan Alice bermobil ke Santa Fe untuk berbulan madu. Kini, saat memeluk istrinya dengan lembut sambil membelai rambut hitamnya yang lurus, Gene masih tetap belum percaya bahwa mimpinya pada akhirnya menjadi kenyataan.“Gerejanya cantik sekali, bukan?” tanya Alice.“Kau yang cantik. Tapi sejak dulu pun kau selalu cantik.”“Azura bersusah payah menyelenggarakan pesta. Tak kusangka semuanya sebagus itu.”“Dia gadis yang baik,” gumam Gene sambil lalu, sambil mengecup pipi Alice yang halus.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status