"Sayang? Hei, kenapa menangis?" Jack terburu-buru mendekati Elena yang mengulurkan tangan ke arahnya.Wanita itu bahkan mencium tangannya ketika tangan mereka saling menggenggam."Hei, ada apa? Maaf aku tidak pamit padamu tadi. Kukira kau tidak akan terbangun. Aku berencana untuk kembali secepatnya," ucapnya. Tangannya mengelus rambut istrinya yang berantakan.Elena tidak mengatakan apa-apa, malah semakin menangis. Wanita itu memeluk tubuhnya dengan erat, seolah-olah takut jika ia tinggalkan lagi."Elena, dengarkan aku. Dokter bilang, kau tidak boleh stres. Detak jantung bayi kita lemah, dan itu bisa berbahaya untuknya. Berbahaya untukmu juga. Tolong, jangan bersedih lagi. Aku akan selalu menemanimu mulai sekarang sampai bayi kita lahir," ucapnya serius.Tangis Elena langsung berhenti. Sepertinya berhasil. Wanita itu mengusap pipinya yang basah dan mendongak. Hidungnya memerah dan kedua mata itu berkaca-kaca. Jack mencium dahi istrinya dengan gemas. "Benarkah? Kau tidak akan meningga
Baca selengkapnya