Home / Romansa / Bodyguard Hot Milik Nona Muda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Bodyguard Hot Milik Nona Muda: Chapter 111 - Chapter 120

177 Chapters

111. Jayden Mulai Panik

Siaran live mendadak berhenti dan layar berubah menjadi gelap sepenuhnya setelah segerombolan polisi Portland dan karyawan Security Black menghambur ke dalam ruangan. Mereka semua membekuk Alex Harris dan komplotannya, namun tidak tampak David Foster dimanapun.Beberapa detik kemudian, muncul tulisan berwarna putih di layar hitam itu."Kalian telah menyaksikan sisi gelap pemerintahan. Hati-hati dengan produk yang kalian gunakan. Bisa jadi kalian menjadi penyumbang terbesar genosida yang sebentar lagi akan terjadi di sebuah negara. Tunggu dan lihat saja."Setelah itu, layar kembali menghitam. Bersamaan dengan asisten Jayden yang tergesa-gesa menghampiri atasannya dan mengatakan ada panggilan telepon dari presiden.Jacob mengamati wajah Jayden yang semakin pucat dan terlihat begitu tegang ketika meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu."Hmm, pertunjukan yang menegangkan. Untuk ukuran seorang perempuan yang suaminya sedang terkena masalah yang begitu pelik, kau benar-benar terlihat san
Read more

112. Keresahan Elena

Sudah lama tidak menginjakkan kaki di tanah kelahirannya, kini Elena dikejutkan dengan siaran live yang bisa disaksikan oleh seluruh dunia melalui OurTube. Jutaan komentar memenuhi kolom komentar di bawah siaran langsung itu."Anda tidak apa-apa, Nyonya?"Pertanyaan Enver membuatnya kembali ke realita. Ia meneteskan air mata ketika melihat langsung bagaimana nasib Jennifer setelah mengungkapkan fakta mengejutkan sekaligus menggemparkan dunia itu."Aku berharap ini semua hanya rekayasa," jawabnya sambil menyeka air matanya yang ternyata cukup deras."Apakah memang separah itu keadaan di negara anda, Nyonya? Saya pikir sebelumnya anda dan Tuan Jack Reeves hanya melebih-lebihkan saja. Maafkan saya," kata Bum Sik yang berdiri di dekat Enver."Yeah, memang separah itu. Bersyukurlah kau tinggal di negara Asia yang masih menjunjung tinggi kedamaian. Kau tidak akan menemukannya di negaraku. Sejujurnya aku merasa sangat malu karena seluruh dunia tahu bagaimana brutalnya negara kami."Elena ban
Read more

113. Jalan-Jalan yang Kacau

Seandainya Jack tidak menyempatkan diri untuk menelponnya karena paksaan dari Bum Sik, maka Elena akan terus merasa sedih. Apalagi setelah tahu kondisi Jennifer yang kini belum sadar di rumah sakit. Hati kecilnya merasa bahwa ia harus menemui wanita itu."Anda ingin kemana hari ini, Nyonya?" tanya bodyguard yang ditugaskan oleh Bum Sik untuk menemani dirinya, Enver, dan Suzy jalan-jalan.Ada satu mobil lagi yang mengikuti mereka dari belakang."Aku ingin memakan sesuatu yang bisa memperbaiki moodku. Kau ada saran?" jawab Elena, lalu menoleh pada Suzy yang terus menatapnya dengan sorot mata kagum.Gadis yang masih kuliah semester lima itu mengangguk-angguk."Kita ke food street saja. Di sana banyak jajanan Korea yang patut untuk kau coba," jawab Suzy antusias.Elena menatap gadis itu heran. Untuk ukuran anak kepala cabang Security Black yang gajinya bahkan bisa untuk membeli mobil mewah secara tunai, Suzy jelas terlihat aneh ketika lebih suka makan street food dibandingkan dengan makan
Read more

114. Hama Lagi?

Elena mengernyitkan alis ketika melihat seorang wanita berkulit putih berambut pirang tiba-tiba menghampirinya dan Enver. Ia merasa tidak mengenal wanita itu sama sekali."Maaf, apa maksudmu? Bukan aku yang membuat kekacauan di tempat ini, tapi mereka sendiri," jawab Elena dengan sopan.Wanita yang usianya mungkin sepantaran dengannya atau bahkan lebih tua itu menatapnya dari kepala sampai kaki, membuatnya merasa tak nyaman. Apalagi kedua tangan wanita itu dilipat di depan dada."Maaf, jangan lancang menatap orang lain dengan pandangan seperti itu. Apa anda tidak tahu sopan santun?" tanya Enver sambil maju dan melindungi Elena.Sebelah alis wanita itu terangkat ketika melihat Enver, lalu mendengkus sinis. "Jadi begini kelakuanmu yang sebenarnya? Membawa laki-laki lain padahal kau sudah menikah dengan Jack?"Elena yang merasa wanita di hadapannya itu mulai bertingkah konyol langsung memasang wajah datar."Justru Jack yang menyuruh dia menjadi pengawalku. Kenapa kau terlihat ingin sekal
Read more

115. Gagal Mengejar

"Lewat sini! Dia berlari ke arah sana! Cepat, cepat!" teriak Brad sambil berlari dan memberi kode lewat tangannya.Jack yang juga berlari karena mengejar David yang ternyata langsung kabur ketika polisi dan karyawan Security Black menggerebek aula teater seni, langsung mengikuti Brad tanpa pikir panjang.Ia sempat mendengar Brandon yang berteriak memberikan instruksi pada tim penjinak bom, sebelum ia benar-benar keluar dari teater lewat pintu lainnya."Brengsek!" umpat Brad setelah berhasil melepaskan tembakan yang sayangnya meleset.Jack melihat siluet tubuh David yang belum terlalu jauh dari jendela. Tangannya langsung membidik kaki kanan David dan melepaskan tembakan dua kali. Tepat sasaran. David tumbang, namun kembali bangun meskipun dengan kaki pincang."Ternyata dia memang setangguh itu," gumamnya sebelum melompat keluar dari jendela dan mengejar pria itu. "Jangan lari, dasar pecundang! Kau pikir bisa menghadapiku dengan cara licik seperti itu?"David sempat menoleh dan menodon
Read more

116. Mimpi Buruk Setiap Laki-laki

Jack tidak akan mengira bahwa ia akan mengalami kejadian ini lagi. Kejadian yang dulu sempat membuatnya trauma setelah hampir saja hancur lebur karena lemparan rudal di negara yang sedang berkonflik.Waktu itu dia hampir saja bunuh diri kalau saja tidak ada Leo yang membawanya ke psikiater. Ketahuan sedang menyamar di sarang teroris dan hampir dihancurkan oleh rudal adalah mimpi buruk bagi setiap laki-laki yang berada di posisinya.Bayangan kematian di depan mata sewaktu-waktu membuatnya terus berdoa dan mengingat Tuhan. Dan pengalaman mengerikan itu terus menghantuinya dalam mimpi selama berbulan-bulan.Lalu sekarang, ia seperti kembali mengadapi mimpi buruk itu lagi. Seperti gerakan lambat dalam sebuah film, Jack melihat wajah-wajah pucat dan tegang dari para penjinak bom ketika mereka menyadari ada yang salah."Sial! Ini bukan bom rakitan dengan timer! Ini dikendalikan dari jarak jauh!" umpat salah satu petugas kepolisian bagian penjinakan bom sambil mundur dengan cepat.Semua lang
Read more

117. Jack Cemburu Lagi

"Bibi masak apa? Baunya enak sekali."Suara Brad yang begitu nyaring membuat Jack langsung membuka mata. Ia mengerang karena jantungnya berdebar gara-gara terbangun."Brad sialan!" umpatnya sambil menutupi matanya dengan lengan kiri.Setelah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter karena mereka hanya mengalami luka kecil, Brad ikut menginap di mansionnya dengan alasan dia butuh istirahat yang banyak dan mansionnya adalah yang terdekat dengan rumah sakit. Sedangkan Freddy diantar oleh Evan pulang ke apartemen.Kini ia merasa seluruh tubuhnya nyeri. Tekanan dari ledakan itu benar-benar kuat dan benturan antara tubuhnya dan dinding bangunan cukup keras. "Waktunya makan dan minum obat, Tuan." Bibi Mary masuk ke dalam kamarnya sambil membawa nampan berisi sepiring macaroni schotel, sosis dan telur, serta segelas air putih."Aku butuh pijatan sebelum terbang ke Seoul," gumamnya sambil bangkit dari tidurnya."Sebaiknya anda beristirahat dulu. Penerbangan ke sana memakan waktu belasan jam. An
Read more

118. Santai Sejenak

"Kami bisa tahu karena informasi dari Evan. Kau tahu, dia membuat grup chat dan sering membahas hal-hal random. Asisten ayahmu itu menyebarkan informasi ini di grup," ucap Nathan dengan gestur tenang.Jack melihat kedua pria itu dengan seksama. Ia tahu Nathan berbohong. Sudah pasti pria itu tahu sendiri dari Elena. Huh, awas saja nanti kalau ia bertemu dengan istrinya. Kenapa selalu membuatnya cemburu dan waswas?Memang dasar perempuan. Mereka akan terus mengungkit sampai kiamat jika lelaki tidak sengaja bertemu dengan perempuan lain atau mantan kekasih, sedangkan mereka sah-sah saja jika melakukannya dan akan berbalik marah jika pria membalikkan keadaan."Jadi, kenapa kau datang ke sini?" tanyanya sambil menahan sakit ketika Robert memijat lengan atasnya.Ototnya benar-benar terasa kaku. Entah sejak kapan terakhir kali ia dipijit. Terlalu fokus pada pekerjaan membuatnya lupa akan rasa lelah dan sakit pada otot-otot di tubuhnya."Aku hanya ingin menyampaikan tentang hasil perjalananku
Read more

119. Rindu yang Menggebu

Sudah dua hari tidak ada kabar dari Jack. Meskipun ada Nina dan Suzy yang selalu menghiburnya, tetap saja berbeda dengan ketika Elena sedang bersama dengan suaminya. Rasanya seperti baru kemarin saja mereka berduaan, sudah harus berpisah lagi.Hampir sebulan saja mereka berpisah ketika masih di Eropa dulu sudah membuatnya murung, apalagi dengan sekarang. Ia sedang hamil muda, butuh kasih sayang dan perhatian dari sang suami."Kita ke food street lagi? Atau kau mau ke Pulau Jeju?" tanya Suzy dengan wajah antusias.Dulu, ada Freya yang selalu menemani dan menghiburnya ketika sebulan ditinggal oleh Jack di Turki. Sekarang, ada Suzy dan Nina."Aku sedang tidak mood," jawabnya sambil tersenyum paksa, lalu kembali melihat ponsel milik ayah Suzy.Sejak Bum Sik menyita ponselnya, ia sekarang menggunakan ponsel milik Bum Sik. Jujur saja, ia sudah muak dengan semua ini. Ia sangat merindukan Alan dan ayah mereka. Ia rindu bermanja-manja dengan sang ayah. Ia rindu dengan Bibi Mary, bahkan ia rind
Read more

120. Cinta Mati

Elena sudah mirip seperti ular. Kedua tangan dan kakinya membelit tubuh suaminya dan bibirnya begitu sibuk. Jack bahkan belum sempat mengatakan apapun ketika menerima serangan mendadak itu. Mereka benar-benar saling melepas rindu yang menggebu-gebu."Kak Elen...Ouh! Ma... maaf.""Ssssttt, kau jangan melihat orang yang mau bercocok tanam. Anak seusiamu fokuslah belajar," ucap Nina."Hah? Bercocok tanam? Tapi di sini tidak ada sawah," jawab Suzy bingung."Ck, ayahmu benar-benar ketat dalam mengawasimu. Ayo pergi. Biarkan mereka bergulat," sahut Nina sambil menarik lengan Suzy dan menutup pintu kamar Elena."Eh? Bergulat? Tapi Kak Elena sedang hamil. Bagaimana dengan bayinya? Nanti dia...."Elena bahkan tidak peduli. Yang ada di otaknya saat ini hanyalah Jack. "Sayang, hati-hati. Kandunganmu semakin membesar...""Aku menginginkanmu. Benar-benar menginginkanmu."Cukup hanya dengan kalimat itu, maka Jack langsung patuh. Apapun yang diminta oleh Elena langsung dituruti. Untuk saat ini Elen
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status