Semua Bab Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Bab 221 - Bab 230

347 Bab

BAB 221

“Jadi, itu yang saat ini sedang kau pikirkan, Violet?” Mendengar pertanyaan dari Reiner, Violet pun menelan ludahnya. “Bu-Bukan seperti itu, Presdir Reiner. Saya cuma,” Violet ragu untuk meneruskan ucapannya. Reiner tersenyum miring, tahu sekali bahwa yang sedang dirasakan oleh Violet adalah, malu! “Cepat naik ke atas tempat tidur, pijat tubuhku!” titah Reiner. Ucapan Reiner barusan benar-benar membuat wajah Violet memerah. Malu sekali, sampai-sampai dia tidak berani melihat Reiner sekarang. “B-Baik, Presdir Reiner!” Violet mulai melangkahkan kakinya. Sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi bersimpuh menghadap ke Reiner. Sudah dalam posisi tengkurap, Violet langsung menggerakkan tangannya untuk memijat kaki Reiner. Takut kalau nanti akan terasa sakit, dia benar-benar memijat dengan lembut. “Aku jelas mengatakan padamu untuk memijat, ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

BAB 222

Violet dan Reiner tiba di tempat bermain ski yang dipenuhi dengan salju putih yang luas dan menggoda. Banyak pengunjung yang datang pada hari itu, menjadikan suasana semakin meriah. Namun, Violet merasa terasing dari kebahagiaan itu. Dia tak bisa menikmati bulan madu mereka, sebab dia tidak pandai bermain ski, berbeda dengan Reiner yang terampil dan mahir. “Sudahlah, bagus aku duduk saja dan melihat Presdir Reiner. Kakiku masih sangat aku butuhkan, jangan sampai patah,” gumamnya. Reiner dengan lincahnya meluncur di atas salju, menunjukkan trik-trik bermain ski yang memukau. Violet hanya bisa memandangi pria yang kini adalah suaminya dari kejauhan, menyesali ketidakmampuannya untuk bergabung dengannya. Senyum tipis terukir di wajahnya, mencoba menutupi rasa kecewanya. “Presdir Reiner memang berbakat dalam banyak hal, sayang sekali Kak Aruna justru memilih pilihan yang tidak masuk akal,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

BAB 223

Violet menatap ‘sesuatu yang panas’ menurut Reiner. “Mau sampai kapan kau akan memelototinya?” tanya Reiner. Violet menelan salivanya sendiri, tidak menyangka kalau sesuatu yang panas menurut Reiner adalah bubur abalon yang terkenal di negara itu. “Cepatlah, kita tidak banyak waktu lagi karena hotel juga jauh dari sini. Malam nanti, kita juga harus datang untuk makan malam,” ucap Reiner mengingatkan Violet tentang daftar kegiatan yang disiapkan oleh Alenta. Mengangguk dengan cepat, Violet tidak ingin kalau Reiner sampai bicara dua kali. Mudah emosi, tentu tidak perlu untuk dipancing, kan. Batinnya. Reiner bangkit dari duduknya, “Aku ke toilet dulu,” ucap Reiner. “Baik, Presdir Reiner.” jawabnya. Violet kembali memakan bubur abalon panas yang masih banyak di mangkuknya. Tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

BAB 224

Aruna menarik napas dalam-dalam, merasakan sakit di dadanya yang sesak akibat menangis. Di bawah tekanan Ron, ia terpaksa naik ke loteng untuk membersihkannya, meskipun jelas-jelas Ron tahu bahwa ia sangat takut ketinggian. “Aku benar-benar meremehkan Tuan Ron. Dia ternyata sangat jahat, bahkan tidak lebih baik ketimbang iblis!” gumam Aruna di dalam hati. Walaupun loteng rumah dua lantai itu tidak terlalu tinggi, langkah Aruna terasa berat dan gemetar karena kejadian yang baru saja dilakukan Ron padanya. “Ahhhhh” Aruna berpegangan pada tuang penyangga, tubuhnya semakin gemetar sehingga takut sekali Aruna untuk melangkah lagi. Nekat, sejenak menyingkirkan rasa takutnya dengan tidak mengingat bahwa dia berada di loteng, Aruna mulai bisa sedikit lega, dan mulai mengerjakan itu. Setelah selesai mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya

BAB 225

“Apa kau sangat suka tebar pesona?” tanya Reiner sinis. Mendengar pertanyaan itu, Violet pun merasa kesal. Sudah cukup dia bersabar, sejak tadi terus mendengarkan ocehan Reiner tentang pertanyaan yang sama. Tebar pesona, rasanya Violet sendiri jadi kesal mendengar kata itu. Padahal, dia tidak pernah melakukan hal semacam itu, tapi selalu dituduh berkali-kali. “Sebenarnya, Saya ingin sekali melakukan itu. Namun, sebelum saya sempat melakukannya, para pria itu saja yang selalu datang lebih dulu.” Reiner melotot kaget, biasanya Violet tidak seberani itu. “Kau, siapa yang memberikan keberanian padamu?!” Violet tidak ingin menjawab, sudah terlalu menumpuk kekesalan yang ia rasakan. Melihat Violet tidak ingin merespon, Reiner pun jadi semakin kesal. “Berani kau mengacuhkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya

BAB 226

Restoran mewah dengan dekorasi yang lengkap dan indah menjadi saksi bisu kegiatan Reiner dan Violet. Cahaya lampu yang temaram dan nyala lilin di meja makan menambah suasana romantis. Reiner dan Violet berada di sana, menikmati makan malam seperti yang diinginkan Alenta. Lantunan musik mengiringi kegiatan berdansa yang diadakan di restoran tersebut. “Kegiatan aneh macam apa ini?” gerutu Reiner. Violet tidak berani memberikan tanggapan, dia sendiri juga tidak terlalu nyaman dengan kegiatan malam itu. “Cepat berdiri!” Titah Reiner, mengulurkan tangan kepada Violet. Violet pun mengangguk, bangkit untuk meraih tangan Reiner yang diulurkan padanya. Reiner dan Violet terpaksa melakukan itu karena harus direkam dan dikirimkan kepada Alenta. Mereka berdansa dengan canggung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya

BAB 227

Violet memejamkan matanya. Meski sempat menolak dan ciuman bibir itu berhenti sejenak, nyatanya smua berjalan begitu saja. Meski tidak bisa mengimbang ciuman bibir Reiner yang begitu bersemangat, Violet cukup mendominasi untuk hal itu. “Emm” desah Violet dengan bibirnya yang tertutup saat Reiner menjalankan tangannya, mendapati benda kenyal miliknya. Mungkin terbawa suasana, Reiner terlalu kuat mencengkeram dada Violet. Meski tidak begitu sakit, namun rasa nyeri dan geli menjadi satu. Tidak nyaman, tapi sulit untuk menolak. Reiner membawa Violet menuju ke tempat tidur, menghempaskan tubuh Violet di sana. Cepat dia mulai naik, mengunci tubuh Violet dengan erat. Kembali menyatukan bibir mereka, Reiner dalam situasi yang tidak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya

BAB 228

“Kenapa kau mendorongnya tadi?” tanya Ron kepada Sarah. Tidak ada ekspresi wajah yang jelas, Sarah sendiri sampai merasa bingung. Dia pikir, Aruna cuma seorang pelayan yang cukup menganggu sehingga bisa bebas untuk menindas. Namun, setelah melihat bagaimana Ron memperhatikan Aruna di balik sikapnya yang kasar dan juga emosional, Sarah menyadari jika ada sesuatu yang tidak biasa di antara mereka. Sarah menatap Ron yang terus berekspresi dingin. “Apa ada hal seru yang terjadi di antara kalian berdua, Ron?” Mendengar pertanyaan itu, sontak sepasang mata Ron tertuju kepada Sarah. “Tujuanmu menanyakan itu apa?” Menyadari bahwa Ron tidak memiliki minat untuk menjawab pertanyaan darinya, Sarah memutuskan untuk tidak mendesak. Mengambil posisi duduk di sebelah Ron, Sarah tersenyum manis, menunjukkan sisiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

BAB 229

Sarah berkata dengan nada merendahkan, "Ron, kau tahu aku bisa memberikan lebih daripada yang kau inginkan. Kau mau apa, kepuasan? Hubungan yang panas, dan penuh kejutan? Aku bisa memberikannya padamu, kau tidak akan mendapatkan semua itu dari wanita yang lain.” Ucapan itu membuat darah Ron mendidih. Ia merasa jengkel dan tidak ingin meladeni Sarah yang terus berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan. Dalam amarah, Ron berteriak memanggil Aruna, “Aruna!” Menggunakan nada tinggi, “Cepat datang kesini, sekarang!” Mendengar teriakan Ron, Aruna yang baru saja kembali ke kamarnya buru-buru berlari keluar dan menghampiri Ron. “Apa ada yang bisa aku bantu, Tuan Ron?” tanya Aruna gugup. Begitu melihat Aruna datang, Ron langsung bangkit dari duduknya, meraih tengkuk Aruna dan mencium bibir Aruna dengan ganas. “Emh...” Aruna membulatkan matanya, ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

BAB 230

Violet memutuskan untuk tidak lagi banyak berbicara, ucapan Reiner barusan sudah cukup membuatnya sadar diri. Harusnya, Violet bukanlah orang yang pantas membicarakan tentang perceraian mengingat semua yang terjadi ini juga karena kesalahan anggota keluarganya. “Jangan membuatku menanggung kerugian yang terlalu banyak, kau seharusnya menyadari itu sejak awal sebelum kau mengatakan seperti barusan, kan?” ujar Reiner sinis. Semakin tertunduk, Violet kehabisan kata-kata. “Jangan khawatir, pada akhirnya memang pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Hanya saja, setidaknya aku harus merasa sedikit untung.” timpalnya. Violet mendengar ucapan Reiner dengan seksama, sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah pria itu. “Baik, Presdir Reiner.” jawab Violet te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
35
DMCA.com Protection Status