Home / Rumah Tangga / Ditalak Usai Melahirkan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ditalak Usai Melahirkan : Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bertemu Kembali

5 tahun telah berlalu, dan rasa perih itu masih membekas dalam ingatan Laila. Memaafkan, tetapi tidak mudah baginya untuk melupakan. Rasa bersalah terus saja membayanginya.Air mata Laila jatuh begitu saja saat bayangan sang ayah melintas di kepalanya, bahkan masih nyata dalam ingatannya.Sejak kejadian itu, Bapaknya sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit selama dua Minggu, sampai akhirnya menghembuskan napas terakhir.Laila benar-benar merasa terpukul jika mengingat kenangan itu, kenangan yang membuat semuanya berakhir. Karena, sejak itu pula Adam menjatuhkan talak padanya. Terakhir hanya surat dari pengadilan yang ia terima, bahwa mereka telah resmi bercerai.Hati perempuan mana yang tak sakit, tetapi menyimpan dendam untuk membalas rasa sakit, bagi Laila hanya akan mengotori hati, dan pikirannya."Mama kenapa melamun, Mama lagi sedih?" Suara khas anak kecil yang tiba-tiba berdiri di samping kursi Laila duduk, sukses menarik pikirannya kembali ke alam nyata."Eh, kesayangannya Mam
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Keceplosan

"Sayang!" ucap Laila yang langsung terkejut begitu melihat puterinya tengah dipegangi orang lain."Mama!" seru Aleia begitu menyadari kedatangan sang Mama, lalu berlari mendekat sambil tersenyum."Kamu kemana, Sayang Mama cariin?" tanya Laila sembari sedikit membukukkan badannya menghadap sang anak."Iya, Ma tadi aku lihat dompet, Om itu jatuh," jawab Aleia, sembari menatap lelaki yang dimaksudnya.Laila menoleh pada sosok lelaki yang saat ini masih berada posisinya dengan tatapan terkejut ke arahnya. Sama seperti Adam Laila pun terkejut."Laila!" seru Adam, yang tak menyangka akan bertemu di sini.Laila bergeming. "Kamu Laila, 'kan?" "Anda salah orang, permisi!" Laila berusaha menghindar, dan bersiap pergi sembari memegang tangan Aleia. Ia tidak ingin lagi berurusan dengan mantan suaminya tersebut."Tunggu La! Aku tau itu kamu, dan aku tidak mungkin salah orang."Laila menghentikan langkahnya, sembari berdiri membelakangi Adam, entah apa yang hendak dilakukan lelaki itu."Katakan, L
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Seseorang yang Mencurigakan

Adam tak menggubris, dan terus melanjutkan langkah menuju pintu luar, bersamaan itu seseorang datang.Sekilas Adam menoleh ke arah Arga yang baru datang, sementara dari dalam terdengar Farah memanggil Adam."Mas!" seru Farah yang terus berlari mengejar Adam.Arga pun melihat dengan tatapan heran ke arah pasangan tersebut. Begitu keluar Farah langsung melewati Arga, dan terus menyusul Adam. Sementara Adam langsung masuk ke mobil, dan pergi begitu saja."Mas!" seru Farah dengan perasaan putus asa, karena tak direspon. Wajahnya berubah semakin kesal, dan kemudian kembali melangkah ke arah pintu masuk."Kamu kenapa, Ra? Mana Adam?" tanya Bu Ratmi melihat raut wajah menantunya yang tak bersahabat."Aku kesal sama Mas Adam, Ma. Dia mulai ngebanding-bandingin aku sama mantan istrinya," keluh Farah."Ngebandingin gimana?" tanya Bu Ratmi penasaran."Gak taulah, katanya aku beda sama Laila," Malas sekali rasanya Farah harus menyebut nama perempuan itu."Ya iyalah kamu beda, kamu jauh lebih berk
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Sebuah Titipan

Begitu menyadari Laila, melihat ke arahnya cepat-cepat orang itu menutup jendela kaca mobilnya, dan membuat Laila semakin curiga, dan penasaran."Siapa dia?" tanya Laila pada diri sendiri, ada keinganan dalam dirinya untuk menghampiri, dan bertanya langsung."Ma, Mama mau kemana?" Tiba-tiba Aleia datang mengejutkan bersama Safa, saat Laila baru saja melangkahkan kakinya."Eh, Aleia, Safa!" seru Laila kaget, sembari memegangi dadanya. "Kalian ngagetin aja.""Ibu lagi ngapain, terus maau kemana?" tanya Safa penasaran melihat Laila seperti orang bingung."Eum ... A--ku ...." Laila menjeda kalimatnya, dan melihat ke arah mobil yang tadi terparkir, dan ternyata sudah tak ada."Ibu lagi lihatin siapa?" Safa melihat ke arah yang sama dilihat oleh Laila, tetapi tak ada sesuatu yang mencurigakan."Eum ... Enggak, tadi mungkin cuma perasaan aku aja kayak ngelihat mobil disitu," Laila menunjuk ke arah dimana tempat mobil tadi terparkir."Ya udah, ayo masuk!"Safa mengangguk, dan mengajak Aleia m
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Harapan Seorang Ibu

"Iya, La itu wasiat Bapakmu buat kamu!" ucap Bu Fatimah tersenyum.Laila menggelang tak percaya. "Tapi, Laila gak bisa terima ini, Bu.""Kenapa gak bisa, Nak? Kamu harus bangkit, kamu gak bisa selamanya begini! Kamu bisa gunakan itu untuk modal usaha, kejar mimpimu!"Kalian berdua harus bangkit, mau sampai kapan begini, Nak?""Tapi, Bu bagiaman dengan Ibu, dan Arsen?" tanya Laila khawatir.Bu Fatimah tersenyum, ia mengerti kegundahan anak sambungnya tersebut. Meski diantar mereka tak ada hubungan darah, tetapi Bu Fatimah sudah menganggap Laila seperti anak kandung sendiri."Kamu tidak usah pikirkan Ibu sama adikmu, karena Bapakmu sudah membagi rata untuk kalian, dan Ibu masih punya sawah di belakang. Tidak ada yang Ibu inginkan selain melihat kalian sukses, dan bahagia, Nak. Jangan pikirkan Ibu!"Laila tak kuasa menahan rasa harunya, sebuah benda bening itu seketika meluncur bebas di kedua pipinya. Kemudian ia langsung memeluk sang Ibu."Aku gak tahu bagaimana cara berterima kasih sam
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Alasan

"Ada apa?" tanya Laila heran mendengar namanya disebut."Ini ada yang nyariin, Ibu.""Kamu!" ucap Laila tak percaya begitu melihat siapa yang mencarinya."Ya udah, Bu kalau begitu aku pulang dulu, taksinya udah datang. Assalamualaikum," pamit Safa, ia tidak tahu siapa lelaki itu."Ah, i--ya," jawab Laila tergagap, lalu memaksa tersenyum. Ia sangat syok dengan kedatangan mantan suaminya itu, kenapa Adam bisa tahu kalau ia tinggal, dan bekerja disini."Mau apa kamu ke sini? Maaf tokonya sudah mau tutup," ucap Laila dingin, setelah Safa pergi."Ah, i--ya. Tadi, aku gak sengaja lewat, dan mampir," jawab Adam.Alis Laila terangkat naik, ia tak yakin jika ini hanya ketidak sengajaan."Apa disini melayani pembuatan jas?" tanya Adam mencari alasan.Sebenarnya Laila ingin sekali menolak, tapi jika ia menolak itu menandakan ketidak profesionalan dalam pekerjaan."Eum ... Aku butuh, jas untuk acara nikahan teman," ucap Adam meyakinkan melihat Laila hanya diam."Kenapa, kenapa kamu memilih tempat
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Sesuatu yang Membuat Aleia Sedih

Usai makan, Laila pun membayar bubur ayamnya, tetapi saat akan membayar Laila terkejut, karena ternyata, pemilik warung bubur ayamnya menolak dengan alasan sudah ada yang membayarnya."Maksud, Bapak?" tanya Laila heran sekaligus tak mengerti. Batinnya bertanya, siapa yang sudah membayar makanan mereka."Iya, Neng tadi ada laki-laki pakai setelan jas bilang sekalian buat Neng sama anaknya Neng."Laila semakin tak mengerti, dan dibuat semakin penasaran. 'Seorang laki-laki pakai setelan jas?'"Bapak tahu siapa orangnya?" Pak Kusno--tukang bubur ayamnya menggeleng, ia tak mengenali orang tersebut. Bahkan wajahnya terlihat asing, kalaupun pernah bertemu ia lupa."Eum ... Ya udah kalau gitu, makasih ya Pak!" "Sama-sama, Neng. Neng Aleia suka ya bubur ayamnya?" tanya Pak Kusno gemas melihat Aleia yang sejak tadi berdiri di samping sang Mama. Aleia tersenyum, lalu mengangguk, karena sudah sudah berlangganan makan di sini membuat Aleia tidak canggung."Sekali lagi makasih ya, Pak. Kita perm
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Kedatangan Bu Fatimah

"Sepertinya memang sudah waktunya kamu mencari seseorang yang bisa menjaga, dan melindungi kalian," tiba-tiba terdengar seseorang berkata demikian, dan langsung membuat Laila terkejut. Seketika ia menoleh ke arah sumber suara."Ibu!" Mata indah Laila membola melihat kedatangan Bu Fatimah.Aleia yang tadi nampak sedih pun langsung berseru girang, dan menghambur kepelukan sang Nenek."Nenek!""Kok, Ibu gak bilang-bilang mau ke sini?" tanya Laila sembari menyalami tangan sang Ibu, dan menciumnya dengan takzim.Bu Fatimah tersenyum. "Ibu kangen sama kalian," jawab Bu Fatimah sembari membawa Aleia dalam gendongan."Yeah, padahal mah Leia yang mau ke rumah Nenek," celoteh Aleia menimpali percakapan Ibu, dan Neneknya."Oh ya, benarkah?" tanya Bu Fatimah sembari mencubit gemas hidung Aleia.Aleia mengangguk. "Iya, Mama bilang kalau udah beres kerjaan mau ke rumah Nenek," jawab Aleia panjang lebar, anak itu terlihat menggemaskan, dan sudah pandai bercerita.Laila, dan Bu Fatimah tersenyum mend
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Tamu tak Diundang

"Kamu! Kamu Laila, 'kan?""Maaf, Anda salah orang!" Laila buru-buru membayar pesannya, dan berlalu pergi."Tunggu!" Laila tak menggubris, dan terus melangkah lebar-lebar menemui Aleia dan ibunya."Ayo Bu, Aleia kita pulang!" ajak Laila tergesa, ia tak ingin berkomunikasi dengan perempuan itu. Bu Fatimah yang sama sekali tak menaruh curiga langsung menurut saja.Farah terus menatap ke arah perempuan yang ia yakini Laila tersebut, kemudian pandangannya beralih pada Aleia. 'Anak kecil itu, rasanya aku pernah melihat, tapi dimana?' guman Farah.Penasaran, Farahpun berniat untuk mendekat, tetapi Bu Ratmi memanggilnya."Farah!"Farah terpaksa mengurungkan niatnya, dan melangkah mendekat ke Bu Ratmi dan anaknya."Kamu kenapa?" tanya Bu Ratmi heran melihat aura wajah menantunya yang terus melihat ke arah pintu."Eum ... Kayaknya aku tadi lihat Laila, Ma!" Bu Ratmi yang baru saja menenggak air dalam gelasnya seketika langsung tersedak."Ma, Mama gak apa?" tanya Farah panik melihat Bu Ratmi te
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Malu-Maluin Aja

Setelah membeli semuanya Laila langsung pulang. Tiba di butik Laila langsung tersentak melihat tamu tak diundang tengah berbicara dengan anaknya.Begitu menyadari kedatangan sang Mama Aleia langsung berseru girang. "Mama!" Ia menghambur kepelukan sang Mama, sementara Bu Fatimah hanya tersenyum begitu pun dengan lelaki yang sejak tadi menjadi teman bicara Aleia."Eum ... Maaf, aku gak tahu kalau dia anakmu."Laila hanya mengangguk. "Apa Dokter sengaja kesini untuk ...." Laila menjeda kalimatnya, tetapi tatapannya beralih ke butiknya."Ah iya, aku sedang mencari baju perempuan untuk seseorang," jawab Fahmi, tentu saja itu hanya alasan. Karena, ia sengaja datang ke sini setelah bertanya pada Pak Kusno---tempat kemarin ia membeli bubur ayam."Oh, kalau begitu silahkan masuk, dan lihat-lihat!"Fahmi mengangguk, dan mereka pun masuk ke dalam butik."Eum ... Aku tidak begitu pandai mencari baju perempuan, mungkin kamu bisa bantu pilihkan!""Seperti apa perempuan itu? Eum ... Maksudku, post
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status