Begitu membahas tentang Selena, senyuman Olga pun lenyap, "Imajinasi Tuan Harvey banyak juga, ya. Kenapa nggak nulis novel saja?"Harvey pun menimpali, "Kudengar semalam kamu menghabiskan dua piring nasi, dua mangkuk sup dan tiga macam lauk.""Nggak mengizinkan para pekerja lembur makan enak, nih?""Sebelum ini, kamu hidup macam mayat setiap hari, bahkan nggak habis makan setengahnya setiap hari. Kemarin kamu juga pergi beli satu rok baru."Olga masih ingin membela diri, namun Harvey menatap lurus ke arahnya, seperti sudah mengetahui segala tentang Olga."Katakan, di mana kamu pernah lihat Seli?"Nada bicaranya itu bukan menyelidik, melainkan yakin.Olga menggebrak meja dengan wajah penuh kemarahan, "Kamu sinting, ya? Kamu ingat begitu jelas apa saja yang aku makan, kenapa nggak kamu catat saja kapan aku menstruasi dan kapan aku sembelit?"Harvey menghela napas. Olga terkejut, pria ini ternyata menghela napas!"Olga, kamu tahu segalanya tentang aku dan Seli, penculikannya bukan suatu h
Baca selengkapnya