Semua Bab Aku Rela Menukar Pecundang dengan CEO: Bab 51 - Bab 60

67 Bab

bab 51. Membuat cemburu

"Nah itu mobilnya!" Seru Biantoro, saat mereka tiba.Rumi melihat ke arah mobil yang di tunjuk oleh Biantoro. Mobil mewah baru, terlihat jelas di kedua mata Rumi."Apa mobil itu, benar-benar buat ku?" Tanya Rumi."Tentu saja." Jawab Biantoro."Baguslah. Terimakasih." Ucap Rumi, turun dari mobil meninggalkan Biantoro.Biantoro menatap bingung, pada tingkah Rumi, yang terlihat kesal. Bukankah seharusnya dia senang mendapatkan mobil baru.Biantoro segera menyusul Rumi. Brak!Bunyi pintu kamar di tutup kencang oleh Rumi.Tanpa buang waktu lagi, Biantoro segera berlari menyusul Rumi, namun Rumi sudah masuk ke dalam kamar mandi.Ternyata wanita selain merepotkan juga membingungkan, batin Biantoro.Biantoro menoleh saat pintu kamar mandi di buka. Rumi segera membuang wajahnya ke arah lain, saat matanya bertemu dengan mata Biantoro.Brak! Suara keras dari pintu kamar yang di tutup Rumi dengan kencang.Biantoro mengusap dadanya perlahan. Menatap bingung pintu kamar yang sudah tertutup itu."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-15
Baca selengkapnya

bab 52. Perceraian.

Mendengar ucapan Ridwan, Rumi dan Biantoro tentu terdiam. Jatuh Cinta sebuah kata yang asing di telinga mereka berdua. "Aku tidak suka dia," ucap Biantoro. Ridwan tercengang mendengar itu. "jika tidak suka kenapa menikah?" tanya Ridwan spontan. "terpaksa, nenek terus memaksaku menikah." jawab Biantoro. Ridwan kembali tercengang mendengar jawaban Biantoro, lalu dia menoleh ke arah Rumi. Rumi menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia malu ada orang luar mengetahui masalah antara dia dan Biantoro. "lalu kamu kenapa mau menikah dengannya?" tanya Ridwan pada Rumi. Rumi mengangkat kepalanya menoleh ke arah Ridwan. lalu berkata "untuk balas dendam," jawab Rumi, terus terang. melihat Biantoro berani mengatakan Sola mereka pada Ridwan. Rumi beranggapan dia pun bisa melakukan itu pada Ridwan. "balas dendam?" "calon suamiku mengkhianati ku," jawab Rumi. "Bodoh! Pria itu sangat bodoh. Meninggalkan wanita secantik kamu," ucap Ridwan, menatap sedih ke arah Rumi. Rumi tersenyum mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya

bab 53

Keesokan harinya, Biantoro terbangun dan langsung melakukan seperti yang biasa dia lakukan. Setelah selesai melakukan semuanya, Biantoro pun, perlahan turun ke lantai satu melalui anak tangga. Biantoro menatap makanan, menu sarapan pagi ini. Terlihat berbeda dari biasanya, Biantoro menatap pelayannya, yang sedang menatap ke arahnya, menunggu dirinya duduk. "Aku tidak sarapan, pagi ini," ucap Biantoro, entah mengapa keinginan untuk sarapan pagi ini, hilang. Biantoro langsung keluar dari apartemen nya, lalu meminta supirnya untuk mengemudi hari ini. Biantoro menatap pemandangan di luar, melalui kaca mobil. Entah mengapa, sejak bangun tidur dia merasa dia melupakan sesuatu. Bahkan sampai sekarang, Biantoro memikirkan hal itu, apa yang dia lupakan, hingga dia begitu gelisah seperti sekarang. "Apa tuan baik-baik, saja?" pertanyaan sopir mengejutkan Biantoro. "Tentu saja. Memangnya kenapa?" tanya Biantoro bingung "Anda terlihat tidak bersemangat." "Mungkin kecapean," jawab B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-04
Baca selengkapnya

Bab 54.

Rumi kembali terkejut, saat mengetahui siapa yang akan diajak kerjasama olehnya. "Ternyata kamu, orang kepercayaan Tuan Wilson," ucap Rumi, saat bertemu dengan Alex.. Alex tersenyum lebar mendengar suara Rumi yang terdengar agak kecewa. "Maaf telah mengecewakan," jawab Alex. Rumi segera duduk di kursi nya, lalu tanpa basa basi langsung membicarakan tujuannya. Alex terlihat santai mendengarkan segala yang di ucapkan oleh Rumi. "Ternyata dia memang pandai," puji Alex dalam hati. Rumi sekarang memang berbeda dengan Rumi yang dia kenal. Rumi yang dia kenal sangat tertutup dan juga menerima apapun, namun Rumi yang sekarang terlihat lebih bersemangat dan ceria. "Bagaimana menurut anda?" tanya Rumi, mengejutkan Alex yang ketahuan sedang menatap ke arahnya. "Lumayan, akan aku pikirkan. Namun sekarang aku ingin makan dulu," jawab Alex.. Rumi terdiam sesaat, lalu mengangguk. Alex tidak banyak bicara, namun diam-diam selalu mencuri pandang ke arah Rumi, selama mereka makan. Begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

bab 55

Rumi menatap pemandangan di luar mobilnya, mulutnya seperti terkunci, tidak sanggup untuk berkata apapun. Bagaimana Alex melakukan hal ini padanya, tidak aku tidak mau berhubungan apapun lagi dengan Alex, teriak Rumi dalam hatinya. Rumi jadi menyesali kenapa juga, dia datang membantu Alex semalam. Jika saja hal itu tidak dia lakukan, pasti semalam tidak terjadi apapun padanya. "Nyonya baik-baik saja?" tanya Gunawan mengejutkan Rumi. Rumi menatap Gunawan sesaat lalu, berkata. "Sepertinya aku butuh liburan setelah ini," "Baiklah, berapa lama anda akan berlibur?" tanya Gunawan. "Entahlah, begitu aku siap bekerja, aku akan memberitahu kamu," jawab Rumi. Gunawan seperti mengerti keadaan Rumi, tanpa bertanya apapun dia langsung pamit pergi, meninggalkan Rumi sendirian. Rumi langsung berlari ke dalam kamarnya, dia melepaskan perasaan sedihnya yang dia tahan selama perjalanan tadi. "Bodoh! Aku memang bodoh, percaya lagi dengan dia!" teriak Rumi. "Kenapa???" teriak Rumi. Ru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

Bab 56

Biantoro menatap langit kamar nya sambil memikirkan Rumi, dia mengusap dadanya perlahan, jantungnya. berdetak kencang saat membayangkan wajah Rumi. Biantoro tersenyum akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan Rumi hari ini. "Aku harus menemukan alasan untuk bisa bertemu dengan nya, lagi," batin Biantoro. Biantoro mengambil handphonenya lalu menelepon seseorang, setelah itu dia tersenyum lebar membayangkan apa yang akan terjadi besok, setelah itu dia memejamkan matanya, menanti hari esok. *** Keesokan harinya, dengan penuh semangat Biantoro bangun dari tidurnya dan berangkat bekerja. Setiap hari dia memang selalu semangat namun hari ini semangat nya berlipat-lipat ganda, membayangkan siapa yang akan ditemuinya nanti. "Apa kamu sudah menyelesaikan apa yang aku pinta semalam?" tanya Biantoro pada asistennya begitu dia datang. "Semua selesai.". Mendengar itu, senyum Biantoro langsung melebar dua kali lipat dari biasanya. Biantoro langsung mengerjakan pekerjaannya hari itu dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

bab 57

Rumi berpindah duduk di sofa agak agak jauh dari Biantoro, lalu meletakkan map yang dia bawa di atas meja, agar Biantoro segera melihat dan membacanya. "Bagus, aku setuju!" ucap Biantoro setelah melihat dan membaca sebentar isi map itu. "Baguslah, kalau begitu aku pergi sekarang," pamit Rumi. "Tidak semudah itu," ucap Biantoro menahan langkah Rumi Rumi menatap Biantoro dengan tatapan curiga, apa maksud perkataan Biantoro barusan. "Aku ingin setiap hari kamu yang menemui ku, untuk melaporkan perkembangan proyek ini" ucap Biantoro tanpa basa basi. "Hah....," ucap Rumi terkejut. Rumi menatap Biantoro yang sedang membaca laporan yang dia berikan, kenapa juga mereka harus kembali dekat seperti ini. Bukankah seharusnya mereka tidak bertemu lagi dan dekat seperti ini lagi. Rumi beranjak dari duduknya, hendak pamit pergi, namun dengan cepat Biantoro menahannya. "Aku harus menemui klien, aku harap kamu ikut," Rumi mengerutkan keningnya, kenapa dia harus ikut, bukankah tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

Bab 58

Rumi tidak menghiraukan tatapan Biantoro yang terlihat bingung padanya. Rumi merasa sekarang Biantoro terlihat sedikit aneh, bukan seperti Biantoro yang dia kenal. Rumi mengeluarkan isi kantong kresek yang dibawanya. "Kita sarapan bersama," ajak Rumi. Biantoro segera berjalan mendekati Rumi, melihat ada dua mangkuk bubur di atas meja makan. Rupanya tadi Rumi keluar membeli bubur, Biantoro tersenyum sendiri saat menyadari kepanikan nya tadi. Rumi mendengus melihat Biantoro yang tersenyum sendiri, dia jadi ingin tahu apa yang sedang dipikirkan Biantoro yang membuatnya tersenyum-senyum seperti itu. "Apa ada yang lucu?" tanya Rumi. Biantoro segera menghilangkan senyum dari bibirnya, lalu menoleh ke arah Rumi dan menatapnya sebentar. "Tidak ada," jawab Biantoro, Rumi mengerutkan keningnya, menyadari Biantoro tidak jujur padanya. "Cepat makan bubur nya, nanti dingin!" ucap Rumi dengan kesal. Rumi beberapa kali melirik ke arah Biantoro yang sedang menikmati bubur nya, Rumi tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

bab 59.

Kembalinya Alex ke kota ini membuat Rumi gelisah, semalaman dia tidak bisa memejamkan matanya sekalipun, hingga pagi ini Rumi merasa enggan untuk pergi ke kantor. Rumi menatap taman kecil milik nya yang ada di belakang rumah. Sambil menyeruput teh hangat Rumi menikmati harum bungan yang sedang bermekaran di depan matanya. Handphone pun sengaja tidak dia hidupkan, Rumi benar-benar tidak ingin di ganggu hari ini. Rumi harus berpikir tenang untuk bisa menghadapi Alex, entah apa yang di inginkan Alex darinya, uang? Rasanya bukan itu, karena Alex saat ini sudah mempunyai pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi. Rumi yang ingin menyendiri orang lain yang pusing dan ketar ketir, bagaimana tidak pusing dan ketar ketir, Rumi seperti tiba-tiba menghilang seharian ini, handphone nya mati, didatangi rumahnya tidak ada yang menjawab, semua yang mengenal Rumi sudah Biantoro hubungi, namun tidak ada satu orang pun yang tahu dimana keberadaan Rumi. "Sial! Dimana dia?" omel Biantoro dengan mara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

Bab 60.

Tahu siapa yang di tabrak olehnya, Rumi segera memeluknya, membuat wajah orang g yang dipeluknya memerah. "Bawa aku pergi dari rumah ini," bisik Rumi. Mendengar itu, tanpa banyak bicara lagi, Biantoro segera membopong Rumi di pundaknya, membuat Rumi terkejut. Memangnya dia meminta Bianto membopongnya seperti ini, dia bukan beras. "Turunkan aku!" tariak Rumi. "Kita belum sampai, mobilku di ujung sana!" jawab Biantoro. Rumi mengerutkan keningnya, kenapa Biantoro memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumahnya. "Turunkan aku!" ucap Rumi, menyadari dia masih berada di atas pundak Biantoro. "Belum sampai!" balas Biantoro. "Iya, tapi tidak harus seperti ini juga," protes Rumi. "Kamu yang meminta aku membawamu bukan?" tanya Biantoro sambil tersenyum. "Ini menculik bukan membawa," protes Rumi lagi dengan kesal. "Biar cepat!" jawab Biantoro asal. Rumi mendengus kesal saat Biantoro menurunkan dirinya di depan pintu mobilnya, dengan seenaknya Biantoro mendorong masuk Rumi ke dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status