Home / Romansa / Istriku Teman Anakku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istriku Teman Anakku: Chapter 11 - Chapter 20

352 Chapters

Bab 11: Diajak Nikah Tiba-tiba

Awalnya, bocah berusia 2 tahun itu bingung mendengar sebutan Papa yang keluar dari bibir Tommy. Namun, karena kediaman Rachel, juga Tommy yang terus mendekatinya … Gibran pun luluh.“Ini,” ujar bocah itu sembari memberikan mainan berupa mobil-mobilan sport.“Kamu suka mobil ini?” Tommy bertanya dengan suara lembut. Gibran mengangguk dengan wajah semringah. “Papa punya mobil ini. Kamu mau naik?” Gibran langsung melonjak kegirangan seraya bertepuk tangan. “Yeay! Aku mau! Aku mau!” katanya berulang kali.Seketika, Rachel mengerjap, kaget. Ini pertama kalinya dia melihat Gibran sebahagia itu dengan seorang pria. Terlebih, pria itu termasuk asing–baru ditemuinya.Sejenak, wanita itu terlena melihat pemandangan hangat yang tersaji di hadapannya. Sosok Tommy yang angkuh, seketika berubah lembut kala di depan Gibran. Pria itu juga terlihat begitu sabar menyahuti segala celoteh bocah kecil itu yang serba ingin tahu. Namun, ketika tangan mungil itu menjabat tangan Tommy dan mereka bersiap kel
Read more

Bab 12: Menolak Dinikahi

Sesaat Rachel membeku, menikah? Bagaimana bisa?Bagi Rachel, dia hanya ingin menikah dengan pria yang dia cinta. Namun pada Tommy, meski pikirannya sudah beberapa kali mengkhianati, dia sadar kalau itu hanyalah kekaguman semata. Rachel mengempaskan tangannya dari tangan Tommy, lalu berlari ke dalam rumah. Dia mengurung diri di kamar dengan perasaan bergejolak di hatinya.Sebenarnya, sedikit sudut hati Rachel ingin berkata ya. Hanya saja, sebagian besar dirinya yang lain menolak, karena takut dianggap wanita murahan yang begitu mudah ditaklukkan.“Papa, kenapa mama lali, Papa nakal ya..?” suara Gibran memecah lamunan Tommy.Netra Tommy yang semula tidak putus menatap arah Rachel pergi, kini menatap sang putra yang berdiri mendongak di hadapan.Tommy membelai wajah Gibran. “Tidak sayang, Papa tak nakal. Mama kamu hanya marah, soalnya Papa jarang ke sini!” siasat jitu mulai Tommy lancarkan pada Gibran.“Kenapa?” dengan wajah lugunya, Gibran menatap wajah ayah kandungnya ini.“Papah sibu
Read more

Bab 13: Si Tambun…!!

Sesampainya di Jakarta, Rachel langsung fokus bekerja, sementara Tommy entah pergi ke mana. Mata Rachel sungguh berbinar bahagia kala melihat nominal kontrak yang disodorkan padanya sebagai brand ambassador produk kecantikan ini.Namun, tangan Rachel yang sudah siap menandatangani perjanjian itu mendadak berhenti bergerak, dan melayang di udara. Hal itu terjadi saat dia melihat owner produk–Tante Willy bangkit guna menyambut seorang tamu pria bertubuh besar. “Halo Om. Wah, tumben nih berkunjung ke sini?!” Tante Willy ini terlihat begitu akrab, bahkan bercipika cipiki dengan pria tersebut.“Rachel ini kenalkan Om Olly, beliau ini pemilik saham mayoritas perusahaan saya. Suatu kehormatan beliau mau datang ke kantor hari ini.” Tante Willy tidak melihat perubahan wajah Rachel yang memucat setelahnya. “Om, ini loh calon brand ambassador kita, Rachel. Dia ini hebat, Om, sebab dalam sebulan penjualannya luar biasa!” dengan mulut berbusa-busa sang owner ini sebutkan prestasi Rachel ke pria
Read more

Bab 14: Makin Jutek Makin Manis

Tommy menatap bengis wajah kuyu Rachel usai dia berhasil membawa wanita itu keluar dari pub. Kini, mereka ada di sebuah restoran, sebab Tommy menuntut penjelasan.“Kalau kamu mau menerima tawaranku tempo hari, kamu mungkin sudah enak-enakan tidur di rumah bersama Gibran dan menjadi wanita terhormat sebagai nyonya Harnady, Rachel!” Rahang pria itu mengetat. “Setan pun akan mikir 100X untuk ganggu kamu, apalagi cuman si tambun itu!”Intonasi suara Tommy sangat mengintimidasi Rachel. Namun, Rachel yang tidak terima disalahkan itu justru tersinggung.Dia menolak tawaran pernikahan itu, merupakan haknya. Lain hal dengan tadi … Rachel berteriak minta tolong pada Tommy. Bukankah pria itu berkewajiban menolongnya sebagai korban?“Sudah cukup ceramahnya, sekarang antarkan aku balik ke hotel, Om.”Rahang Tommy mengetat. Dia kehabisan kata-kata, melihat kepala batunya Rachel yang tak mau tunduk dengannya.“Aku bukan sopir kamu.” Keangkuhan Tommy pun timbul lagi. Ego lelakinya tersentil karena be
Read more

Bab 15: Hampir Kepergok

“Aku tahu. Lepas tanganmu, ini berbahaya buat kita.” Akhirnya, pria itu bersuara setelah beberapa detik mencoba menenangkan degup jantungnya sendiri.Rachel refleks menarik mundur tangannya, dan meminta maaf. Seperti Tommy, dia pun tidak menyadari tindakannya barusan. Dan ketika dia sadar telah menyentuh lengan kekar pria itu, Rachel merasa ada kupu-kupu di perutnya yang menggelitik.“Tolong, antar aku ke hotel.”Sisa perjalanan itu akhirnya dihabiskan dengan keterdiaman mereka. Tommy dan Rachel sama-sama sibuk pada pikiran mereka masing-masing.Sesampainya di hotel, Rachel bermaksud langsung keluar dari mobil sport mewah itu usai mengucapkan terima kasih. Tapi lengan kanannya di tahan Tommy.“Rachel, mengenai tawaranku padamu–” “Maaf Om… Rachel belum ada niat menikah.”“Aku bisa menunggumu. Hanya saja, jangan terlalu lama.” Tommy bukan pria yang mudah menyerah. Hanya saja, tentu dengan perbedaan usia mereka yang cukup jauh … waktu adalah penghalang terberat mereka. Semakin lama Ra
Read more

Bab 16: Ragu Lagi

“Heiii Rachel, kamu kenapa sih, aku lagi tanya kamunya malah termenung.” Tegur Gita sedikit sebel dengan sahabat dekatnya ini. Padahal otak Rachel justu kepikiran ke papa sahabatnya tersebut.“Ahh nggak kok, aku hanya mikiran kita nggak bisa lama ngobrol. Soalnya aku ada janji untuk pemotretan sebentar lagi!” Rachel langsung bikin alibi.“Oh yaa…waah kamu balik lagi jadi model yaaa…?” Gita masih ingat Rachel dulu pernah jadi model, tapi sayangnya nggak lanjut.Tak ingin bohongi sahabatnya, Rachel pun jujur kalau dia kini jadi brand ambassador perusahaan skin care milik Tante Willy.“Hmm…Tante Willy, orangnya cantik, putih kayak kamu, tinggi dan jalan suka angkat dagu dikit, bak model, itukah orangnya Rachel?”Rachel pun mengangguk. Gita tertawa kecil.“He-he…perusahaan dia itu bentar lagi akan jadi milik Harnady Group. Tadi papa nge-chat ke aku dan bilang borong semua saham perusahaan itu. Ahh si papa ini, perusahan mantan pacar di suruh borong. Moga ajah nggak CLBK, males banget puny
Read more

Bab 17: Syarat Buat Tommy

Bu Sumi heran sepulang dari wahana permainan di mal mewah, Rachel sering melamun. Tapi wanita setengah baya ini sungkan bertanya apa sebabnya.Rachel juga selalu menghindar setiap kali Tommy Harnady datang ke apartemen. Kalaupun datang, dia sengaja tak mau menemuinya, dengan alasan capek habis kerja.Hingga Tommy terpaksa hanya bermain dengan Gibran, sampai Tommy pulang lagi. Rachel tetap bersekeras tak mau menemui pria tampan ini.Hal ini terbawa pada pekerjaannya saat ini.Tak sekali dua kali pemotretan harus di take berulang-ulang, gara-gara Rachel sering salah dan tidak sesuai dengan keinginan sang fashion stylist -penata gaya.“Kamu kenapa sih, tak biasanya?” si fashion stylist bertanya.“Maaf mas, mungkin aku perlu rehat dulu, sehari dua hari, boleh yaa?”“Nggak bisa Rachel, dalam waktu dua hari ini foto-foto terbaru ini harus seger kelar, ntar Tante Willy marah, apalagi perusahaaan ini sudah go publik dan milik sebuah group perusahaan besar!”Rachel langsung terdiam. “Tolong, b
Read more

Bab 18: Nyonyah Harnady

Tante Willy kaget, Rachel menolak perpanjangan kontrak 2 tahun ke depan. Padahal, nilai kontraknya justru dinaikan hingga 100 persen.“Apa alasan kamu Rachel, apakah kamu sudah jalin kontrak dengan perusahaan lain?” selidik dan pandangan curiga Tante Willy menusuk mata Rachel.“Tidak tante, aku hanya ingin istirahat saja.” Ini sebenarnya ucapan jujur Rachel.Walaupun tawaran berdatangan, yang di kelola asistennya. Tapi semua tawaran itu di tolaknya mentah-mentah, dengan alasan menghormati kontrak dari Tante Willy, padahal nilai tawaran kontraknya besar.Mata elang Tante Willy menelusuri tubuh Rachel, setahun yang lalu dan saat ini Rachel sudah berubah 180 derajat.Kulit Rachel makin halus, tubuhnya makin proporsional dan sikapnya pun makin anggun, dulu Rachel bak anak dari desa turun ke kota, fashionnya pun ala kadarnya. Kini…Rachel menjelma bak selebritas papan atas.‘Pantes Om Olly sampai kini penasaran dengan si Rachel ini, makin lama anak ini makin jelita saja’ pikir Tante Willy.
Read more

Bab 19: Dilabrak Gita

Di sebuah hotel bintang 5…!Senyum tersungging dari bibir Tommy itu. Tak bosan-bosannya Rachel menatap tubuh kokoh suaminya.“Teruslah begini, Rachel senang lihatnya.” bisik Rachel sambil mengecup bibir Tommy dan melumatnya sepuasnya, sampai Tommy gelagapan.“Buat kamu ya…! Tapi yang lain, aku tak janji..!” Tommy menarik tubuh menggiurkan Rachel.Rachel menggeliat manja. “Sayang…kita sarapan dulu, masa bercinta mulu,” Rachel merengut manja.Tapi mulut berkata begitu, Rachel malah duluan menarik tubuh kokoh suaminya dan kembali menyodorkan perabotannya yang terawat rapi agar dilumat Tommy sepuasnya.Rachel bak kuda betina yang lepas dari sangkar, Tommy sampai kaget melihat istrinya begitu ‘ganas’ melayaninya.Kerinduannya selama bertahun-tahun Rachel tumpahkan malam ini.Rachel tidak ada puasnya menciumi aroma tubuh Tommy yang harum lembut dan tak pernah dia lupakan sampai detik ini.Ucapan apa adanya Rachel membuat Tommy menyalahkan istrinya ini. Kenapa tak ngaku dari dulu kalau juga
Read more

Bab 20: Cerita Tommy

Tiga hari kemudian Tommy datang dengan wajah kuyu, nampak sekali ada beban berat di wajahnya. Rachel menatap wajah suaminya.Dia membatin pasti terjadi pertengkaran hebat antara Tommy dengan Gita, semua ini gara-gara dirinya.“Papa, apakah Gita masih marah…?” Rachel memeluk suaminya untuk menguatkan batin Tommy.“Iya sayang, Gita sangat murka dan dia minggat dari rumah, memutuskan tinggal di apartemennya. Juga Isabella, entah di mana anak manja itu sekarang, mana katanya hamil diluar nikah lagi…!” suara Tommy mirip keluhan.Degg...lagi-lagi jantung Rachel bergoyang. Ingat nasibnya dulu. Tapi dia tetap bersikap tenang, menahan deburan jantungnya.Baru pertama kali Rachel melihat seorang Tommy yang di kenalnya sebagai pria kuat dan dingin, hari ini hancur mentalnya, keangkuhannya saat ini seakan hilang tak berbekas.Rachel pun menguatkan semampunya semangat Tommy yang turun ke titik terendah. Tommy sampai memeluk erat istrinya yang hamil besar ini, seakan butuh sandaran dari Rachel saat
Read more
PREV
123456
...
36
DMCA.com Protection Status