Tiga hari kemudian Tommy datang dengan wajah kuyu, nampak sekali ada beban berat di wajahnya. Rachel menatap wajah suaminya.Dia membatin pasti terjadi pertengkaran hebat antara Tommy dengan Gita, semua ini gara-gara dirinya.“Papa, apakah Gita masih marah…?” Rachel memeluk suaminya untuk menguatkan batin Tommy.“Iya sayang, Gita sangat murka dan dia minggat dari rumah, memutuskan tinggal di apartemennya. Juga Isabella, entah di mana anak manja itu sekarang, mana katanya hamil diluar nikah lagi…!” suara Tommy mirip keluhan.Degg...lagi-lagi jantung Rachel bergoyang. Ingat nasibnya dulu. Tapi dia tetap bersikap tenang, menahan deburan jantungnya.Baru pertama kali Rachel melihat seorang Tommy yang di kenalnya sebagai pria kuat dan dingin, hari ini hancur mentalnya, keangkuhannya saat ini seakan hilang tak berbekas.Rachel pun menguatkan semampunya semangat Tommy yang turun ke titik terendah. Tommy sampai memeluk erat istrinya yang hamil besar ini, seakan butuh sandaran dari Rachel saat
Ingatan Tommy pun melambung jauh ke masa lalu, saat dia sebagai anak muda yang sangat nakal dan fuckboy.Orang tuanya seorang milyader dan ia merupakan anak tunggal dari Purnomo Harnady, seorang pengusaha tambang, kapal kargo serta saham di mana-mana.Purnomo dulunya pernah kerja di sebuah perusahaan tambang, lalu keluar dan mencoba buka usaha, ternyata tangan dinginnya mampu lahirkan sebuah perusahaan yang makin lama makin besar.“Inilah kalau punya anak satu-satunya, laki-laki pula, nakalnya kelewat dosis!” sungut Tante Reni, mama nya Tommy setiap kali melihat kelakuan anak tunggalnya ini.“Biarlah, kalau nakal ke wanita tak apa-apa, tapi kalau sudah narkoba, tiada ampun!” sahut Purnomo Harnady tertawa kecil, tak pusing menanggapi kebengalan Tommy.Bagi Purnomo yang super sibuk, kenakalan anaknya ini tak perlu di pikirin berlebihan. "Kelak kalau bosan pasti sadar sendiri," pikir Purnomo.Kenakalan Tommy terhenti saat kenal dengan seorang wanita lembut dan jelita, bernama Devina.Tom
Devina yang dewasa malah menunjukan hal-hal yang membuat Tommy mulai berpikir, kalau apa yang dia buat selama ini salah.Sejak saat itulah, Tommy memperhatikan keseharian kakak angkatnya ini.Pandangannya mulai berubah pelan-pelan saat melihat Devina yang anggun bak artis Dina Lorenza, dengan tinggi tubuh semampai dan kulit putih bersih.Biasanya setelah sadar, Tommy tak sungkan curhat ke Devina, saking terbukanya, Tommy tak segan menceritakan hal-hal detil tentang wanita yang dia kencani.Devina bukannya risih, malah tertawa kecil dan bilang hati-hati kalau kena penyakit, karena sering gonta-ganti wanita.“Awas loh, kenapa penyakit!” hanya begitu Devina bilang sambil tersenyum maklum dan kadang menjewer kuping Tommy.Tibalah Tommy wisuda, ia kaget sekaligus jealous saat Devina yang ia minta mendampingi datang, tapi Devina justru membawa seorang pria muda sederhana dan ganteng.Padahal saat itu, Tommy juga di dampingi seorang wanita cantik yang diakuinya pacarnya pada Devina.“Kenapa
“Tak apa Tommy, ini sudah takdir…kamu kemana saja, aku khawatir dengan kamu? Tubuhmu juga kurusan…emm…bau rokok juga, kamu nge-rokok lagi yaa..?”Inilah Devina, bukannya ingat nasibnya, tapi justru dia mengkhawatirkan kondisi Tommy yang juga kurusan dan seperti tak terawat.Tommy tersenyum, dia menghapus dua titik bening di pipi Devina. “Mulai hari ini, aku akan ada buat kamu Devina. Aku janji tak merokok dan minum lagi, juga berhenti jadi fuckboy. Aku akan selalu pulang ke rumah usai ngantor!”Devina tersenyum dan mengangguk.“Badan kamu bau, ayoo aku mandiin!” Devina sampai saat ini ternyata masih anggap Tommy adik kecil kesayaangannya.“Boleh…eh bentar, aku bukan anak kecil lagi Devina, aku pria dewasa!” Devina tak menggubris protes Tommy.Tommy pun tak menolak dan dia di ajak ke kamar mandi dan Devina benar-benar memandikan Tommy seolah anak kecil yang nakal habis main lumpur.Sejak hari itulah Tommy buktikan omongannya, pulang ngantor dia pulang, malamnya mereka jalan-jalan berdu
Tommy begitu terpukul dengan kematian Devina, berbulan-bulan dia sulit sembuhkan hatinya yang sedih tak ketulungan.Tanpa bisa di cegah lagi, penyakit lama Tommy yang sudah lebih 12 tahun dia tinggalkan kumat lagi. Yakni mabuk dan wanita.“Kenapa kamu begitu cepat pergi Devina, kalau kamu ada, aku tak bakal begini,” keluh Tommy, yang sejak kematian istrinya ini berubah jadi pribadi dingin, angkuh dan tak bisa di bantah ucapannya.Hanya pada ke 3 anaknya dan orangtua serta mantan mertuanya Tommy bersikap hangat. Pada orang lain jangan harap.Pegawainya yang berani bantah ucapannya apalagi berbuat salah, siap terima resiko! Gaji di tambah 6 bulan, tapi hari ini juga di pecat tanpa ampun!Tapi Tommy juga terkenal royal, bagi yang berprestasi, gelontoran bonus tak segan dia berikan. Inilah yang membuat perusahaannya stabil dan makin menanjak.Tapi di sisi lain, sifat playboy Tommy makin menjadi. Gita yang sudah beranjak remaja tahu kelakuan papanya.“Biarlah…siapa tahu kelak papa akan tem
Setelah 5 hari di rawat, Rachel buktikan janjinya, jemput Isabella dengan bayi cacatnya. Rachel sama kagetnya, tak menyangka bayi malang ini tak memiliki kedua kakinya.Terbuktilah Rachel bak ‘ibu’ bagi Isabella yang syok, Rachel terus-terusan menghibur Isabella yang malah ingin buang anaknya ini.“Apa yang harus aku lakukan sekarang ka Rachel, tolong buang saja bayi sialan itu?” Isabella menangis sesengukan di bahu Rachel sepanjang jalan menuju ke rumah.“Jangan begitu Bella, dia darah dagingmu, walaupun dia catat dan bekas kekasihmu tak mau tanggung jawab, tapi dia bayi tak berdosa.” Rachel terus-terusan membujuk.Begitu masuk pekarangan luas dan mewah, Rachel terlebih Isabella kaget bukan kepalang, saat melihat seorang pria tampan dengan dengan wajah kusut sudah berada di sana.Dialah Tommy, begitu melihat Isabella turun dari mobil bersama Rachel, dan di belakangnya ada bayi yang di bawa babysiter, wajah Tommy sudah perlihatkan ekspresi kemarahan.“Bella..bagus sekali kelakuanmu ya
Isabella memeluk erat tubuh Rachel dan ucapan terima kasihnya sudah membela dia dari kemurkaan papa-nya.“Ka Rachel, mulai hari ini Bella restui kaka dengan papa, tolong jangan tinggalkan papa, apalagi kini papa sedang hancur begini. Papa sudah syok dan rusak gara-gara kematian mama. Kaka juga sama persis seperti mama yang lembut, juga wajah kaka mirip sekali…!”Bella meneteskan airmata mengisahkan betapa hancurnya dia, juga kedua kakaknya, termasuk papanya semenjak ibu mereka meninggal karena sakit.“Iya Bella, aku tak akan pernah tinggalkan papamu, dia adalah suami kaka selamanya,” janji Rachel. Bella kembali memeluk Rachel dan ucapkan terima kasihnya.“Bang Dyan jadi tak terkendali nakalnya hingga berujung salah pergaulan, juga aku…untung saja ka Gita lebih kuat mentalnya.” Bella kembali lanjutkan kisahnya.Semenjak hari itu, Bella tak lagi sebut Rachel kaka, tapi bunda.Setiap hari Rachel membujuk anak sambungnya ini sampai Bella mau menerima kenyataan, dan mau menyusui bayi cacat
“Tapi pah, Rachel tak punya pengalaman, pengalaman hanya pernah jadi beauty influencer!”Rachel terkaget-kaget sekaligus tak menyangka, Purnomo meminta dirinya segera ambil alih perusahaan yang dulu pernah Tommy berikan dan ber aset besar.“Bunda, terimalah ini, kalau kakek sudah beri kepercayaan, itu artinya insting kakek tepat.”Bella malah mendukung niat kakeknya.“Kamu sarjana, itu sudah cukup. Nanti aku panggil orang yang akan membimbing kamu. Tunggu sebentar aku telpon.” Purnomo lalu menelpon seseorang.Tak sampai 30 menitan, datang pria setengah tua yang penampilannya mirip Purnomo, kebapakan dan selalu tersenyum.Rachel kaget, inilah Notaris yang dulu jadi saksi nikahnya dengan Tommy dan menyerahkan asset perusahaan bernilai 5 triliun padanya.Setelah memberi hormat pada Tante Reni dan Purnomo, pria ini berpaling dan tersenyum pada Rachel dan Bella.“Apa kabar Bella, Rachel…!” sapanya ramah.“Kabar baik Om Sanjaya, eh udah kenal bunda Rachel ya Om?”“Iya Bella, karena Om lah y