Semua Bab AKU HANYALAH SELIR: Bab 21 - Bab 30

46 Bab

Bab 21

Part 21"Mau mengelak apa lagi kalian?" Dengan tertatih berusaha untuk berdiri, aku berkata demikian. "Ema, kamu datang sama siapa?" tanya Mas Fahmi. "Berhenti bersandiwara Fahmi! Aku muak!" kataku.Ema mematung di depan pintu yang sudah ditutup. "Benar apa yang dikatakan teman-temanku ternyata. Ada seorang perempuan yang sedang menunggu suamiku di ruangan ini. Perempuan murahan yang mengganggu suami orang. Perempuan gatel yang sepertinya sudah tidak laku lagi bila dijual. Perempuan yang tidak punya harga diri karena rela menjadi simpanan suami orang padahal dia masih perawan. Betulkan, Ema?" kataku sinis. Aku tahu, yang tadi terucap adalah bahasa yang sangat kasar. Namun, dengan hal ini barangkali Ema akan terpojok lalu berkata jujur. "Hanum! Jangan berkata seperti itu!" Mas Fahmi membentak. "Kenapa diam, Ema? Kamu mengakuinya 'kan? Kamu sadar bila kamu memang wanita murahan, wanita rendahan, perempuan tidak laku?" Aku masih membatasi volume suara karena takut terdengar dari l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 22

Part 22 POV EMACinta itu buta, kiranya memang benar adanya. Karena banyak perempuan yang menjadi bodoh karena perasaannya itu terhadap seorang laki-laki. Lima tahun berpacaran tentu bukan waktu yang singkat untuk kami berdua saling tahu sikap dan sifat masing-masing. Mas Fahmi seorang lelaki playboy. Menjalani hubungan yang putus nyambung, aku tahu jika pria yang sangat kucintai itu memiliki pacar lain. Termasuk Hanum. Perempuan mapan yang berprofesi sebagai PNS di rumah sakit. Aku bisa menang apa dari Hanum? Aku hanya seorang guru honorer di TK yang bayarannya jauh dari kata cukup. Akan tetapi, nyatanya cinta Mas Fahmi lebih besar padaku ketimbang Hanum.Mas Fahmi orang yang sangat menarik. Itu sebabnya pacarnya banyak. Dia juga suka begadang di malam hari. Untuk keburukannya yang lain, biarlah aku saja yang tahu. "Aku ingin menikahi kamu," ucapnya suatu hari. Siapa yang tidak suka bila dilamar orang yang dicintai? Terlebih, kami pasangan yang serasi. Sama-sama masih menjadi gur
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 23

Part 23Mulut ini masih diam tidak bersuara sedikitpun. Badan tiba-tiba terasa dingin karena baju seksi yang kupakai, ditambah lagi dengan permintaan yang keluar dari mulut Mas Fahmi. "Ema, bagaimana? Apa kamu mengizinkan aku menikah? Orang tuaku sudah menuntut aku untuk menikah secepatnya karena dikejar umur. Mereka merasa malu karena aku belum juga menikah dan membina rumah tangga. Kamu paham 'kan posisi mereka?" tanya Mas Fahmi saat aku hanya diam. Kali ini aku menatapnya dengan netra yang sudah berair. "Lalu, kamu anggap aku perasaanku ini, Mas? Kamu anggap apa, aku ini di mata kamu? Apa kamu tidak memikirkan perasaanku? Kenapa kamu tidak mengakui saja jika kita sudah menikah. Lalu kita menikah secara resmi, toh aku sudah bilang, Bapak tidak akan pernah bisa menjadi wali nikah. Meskipun aku menikah dengan orang yang mereka setujui, tetap saja aku akan menikah dengan wali hakim. Jadi, tidak ada bedanya. Aku ingin, kamu mengakuiku di hadapan mereka, di hadapan keluarga kamu, Mas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 24

Part 24“Maafkan aku, Ema. Bisnisku sedang tidak baik-baik saja,” kata Mas Fahmi.Aku menangis sejadi-jadinya. Bagaimanapun, kehilangan anak adalah sesuatu hal yang menyedihkan meski hamil dalam keadaan tidak diakui oleh siapapun. Tidak ada sepatah katapun yang mampu terucap dari bibir ini. Mas Fahmi merawatku dengan penuh kasih sayang. Ia rela tidak berangkat ke sekolah. Tetapi, saat malam tiba, ia pasti meminta izin untuk pulang. “Aku tidak mau Hanum curiga,” katanya.“Mau sampai kapan seperti ini, Mas?” tanyaku memastikan.“Bersabarlah!”“Kenapa kamu mengambil pilihan ini? Jika kamu tidak mampu, kenapa kamu harus memiliki istri dua?”“Ema, ambil hikmahnya saja! Dengan seperti ini, aku tidak akan pusing dengan biaya anakku kelak dengan Hanum. Karena dia adalah wanita yang mapan.”“Aku bukan wanita mapan, tapi aku membiayai semuanya sendiri.”“Jangan banyak pikiran, ya? Nanti kamu bakalan tidak lekas pulih. Nanti kalau sudah sembuh, kita akan buat anak lagi,” goda Mas Fahmi. Malam i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 25

Part 25POV SANTIShock. Hal yang aku rasakan pertama kali saat mendengar pengakuan dari Ema. Bagaimana tidak? Aku adalah orang yang mengurus semua pernikahan Fahmi. Aku orang yang paling mendukung hubungannya dengan Hanum. Dan aku pula orang yang boleh dikatakan paling bahagia dengan pernikahan mereka.Akan tetapi saat ini, ada seorang perempuan yang mengaku menjadi istri Fahmi bahkan sebelum menikah dengan Hanum.Ema. Sosok yang selama ini kami kenal sebagai mantan pacar Fahmi, kini mengaku telah menikah dengan adikku. Awalnya se-keluarga menyetujui hubungan mereka. Namun, ucapan yang sering kami dengar dari keluarga Ema dan terasa cukup menyakitkan, membuat kami akhirnya melarang Fahmi untuk meneruskan hubungan mereka.Saat Fahmi mengenalkan sosok Hanum yang jauh lebih segalanya dari Ema, wajar bila satu keluarga langsung suka dan setuju. Ibarat kata, ditolak ikan teri, dapat ikan kakap. Semenjak itulah sosok Ema seakan lenyap dalam kehidupan kami. Hingga akhirnya dia datang pada h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 26

Part 26POV HANUMAku terduduk dengan memegang dada. Sulit untuk percaya dengan kenyataan yang terjadi. Selama ini aku mengira kalau Mas Fahmi dan Ema berselingkuh dan menikah secara siri. Namun, kenyataannya lebih dari itu. Aku telah dibohongi sejak awal pernikahan. Pria yang bersanding denganku di pelaminan, dia adalah suami orang.“Hanum …,” panggil Mas Fahmi lirih. Ia mencoba meraih tubuhku.“Jangan sentuh aku!” kataku dengan tubuh terguncang.“Hanum, aku bisa jelaskan semuanya.”“Semuanya sudah jelas. Jadi selama ini kamu menipuku? Jadi saat menikah, kamu telah memalsukan identitas kamu?”“Aku dan Ema menikah secara siri. Aku menikahi dia tanpa ada satupun orang yang tahu. Termasuk keluarga Ema, juga keluargaku. Jadi, tidak ada identitas yang kupalsukan, Hanum. Keluargaku tidak tahu sama sekali.”“Itu dulu, ‘kan? Apa sekarang mereka masih tidak tahu?” Napas ini tersengal-sengal terus kala berbicara.“Mbak Santi dan Dewi serta Mas Wahyu saja yang tahu. Makanya tolong, kamu jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 27

Part 27POV AUTHORRumah Keluarga FahmiIbu Fahmi terus menerus berbicara tidak terima dengan apa yang Hanum katakan. Namun, Dewi selalu saja mencoba meredakan amarahnya. Fahmi tidak berangkat bekerja karena sangat bingung menghadapi masalah yang terjadi.Dewi memberitahu Santi tentang pertengkaran yang terjadi tadi malam. “Sepertinya Mbak Hanum sudah tahu apa yang terjadi, Mbak,” katanya cemas.Santi tidak kalah cemasnya. Masalah pelik yang Fahmi timbulkan, kini bak bom waktu yang siap meledak.“Jika Mbak Hanum minta cerai, apa kita akan ikhlas, Mbak? Bagaimana juga tanggapan keluarga besar kita nantinya?” Dewi sangat takut kehilangan Hanum.“Dewi, kita harus berusaha agar Hanum tidak meminta cerai. Kalau perlu, Ema yang harusnya diceraikan. Bagaimanapun, dia hanyalah istri siri. Di hadapan hukum apapun, Hanum lebih berhak segalanya atas Fahmi. Lagi pula, kita juga tidak pernah tahu tentang pernikahan mereka. Jadi, anggap saja mereka tidak pernah menikah,” kata Santi sambil berpikir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 28

Part 28“Oh, jadi selain kamu punya istri dua, kamu juga punya hutang banyak? Atau jangan-jangan, kamu menikahi adikku karena ingin memanfaatkan uang gajinya untuk membiayai istri kamu yang lain?”Pikiran Fahmi benar-benar buntu karena seolah mendapat serangan dari berbagai pihak. Belum juga selesai satu masalah, kini timbul lagi masalah yang lain.“Mbak Hani, tolong duduk dulu sebentar. Ada yang ingin kami jelaskan,” kata Santi.Kemarahan Hani yang sedikit mereda membuatnya mau menatap Santi. “Apa yang akan dijelaskan, Mbak Santi? Aku berdiri saja. Coba, aku mau dengar, dati versi keluarga kalian bagaimana,” katanya masih dengan memasang tampang sangar.“Duduk dulu, Mbak, duduk dulu. Jangan berdiri! Nanti kaki Mbak Hani pegal,” kata Dewi membujuk.“Ambilkan kursi yang lain. Aku tidak sudi duduk bersama lelaki itu,” sahut Hani bengis.“Dewi, ambilkan kursi!” perintah Santi yang langsung dikerjakan oleh adik bungsunya.Kini Hani mau duduk setelah diambilkan kursi yang diletakkan di sis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 29

Part 29Ema keluar dari kamar mandi terlihat lemas.“Ema, apa kamu hamil?” Fahmi mengulang pertanyaan yang sama.“Iya. Aku hamil lagi. Dan aku berharap, untuk kehamilan kali ini, tidak akan mengalami hal yang sama seperti sebelumnya.”“Kamu seharusnya jangan hamil dulu, Ema! Kamu harus tahu kondisiku saat ini sedang kacau. Hanum sudah tahu tentang kita. Keluarganya juga. Sekarang, kamu malah hamil lagi.”“Jangan menyalahkanku atas ini semua, Mas! Aku hamil karena kita sering tidur bersama. Jika Hanum boleh hamil dan memiliki anak, kenapa aku tidak? Apa bedanya? Kami sama-sama istrimu, Mas. Apa karena aku ini hanya istri siri, jadi tidak boleh hamil? Tapi aku adalah istri pertama kamu, Mas. Kalau kamu seperti ini, maka aku akan menuntut agar aku bisa menjadi istri sah kamu.” Kata-kata yang diucapkan Ema sangat tegas. Ada sebuah nada ancaman di sana.“Ema, kenapa kamu seperti ini? Kenapa kamu berubah?” tanya Fahmi.“Iya, aku berubah pikiran karena selama ini, aku ternyata sudah bodoh ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 30

Part 30Hanum dan Hani mengemasi seluruh barang yang ada di rumah kontrakan. Apapun hendak mereka bawa termasuk kulkas, kompor, televisi dan peralatan rumah tangga lainnya karena itu semua milik Hanum.“Itu box bayi mau digimanain?” tanya Hani saat melihat kamar sebelah sudah disulap jadi kamar bayi.“Biarkan saja. Itu semua yang beli Ema. Barangkali nantinya bisa digunakan kalau dia punya anak,” jawab Hanum. Hani mengusap punggung adiknya mencoba memberi kekuatan.“Mbak, ini bagaimana bawanya? Nanti ditaruh di rumah Mbak Hani saja apa? Tapi, kalau Ibu curiga bagaimana?” tanya Hanum setelah semuanya rapi dikemas.Hani berpikir sebentar. “Aku telpon mobil pick up dulu. Nanti taruh di rumahku gak papa. Kita memang harus segera memberitahu Ibu. Bagaimanapun, Ibu harus tahu ini. Tapi, caranya yang harus kita pikirkan,” ucapnya sambil menutup pintu kontrakan. “Ini kuncinya mau ditaruh dimana? Apa tetap akan dibawa kamu?” tanyanya kemudian.“Taruh saja di atas pintu, Mbak. Aku sudah tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status