Suster Arra menatap amplop tebal itu gaji 3 hari di rumah ini, matanya memerah menahan tangis, harapan menjadi istri seorang pengusaha pupus sudah tidak ada harapan lagi."Aku tidak tahu mengapa Mas Manan memecatmu, padahal dia tidak tahu kalau kamu mencubit bagian perut putriku hingga terluka andai dia tahu, aku tidak tahu seberapa murkanya ia padamu," ucap safia sambil menyuapi Amar dengan buburnya.Suster Arra mendongak menatap wanita itu, istri majikannya yang selama ini dia benci. Ia mengira mampu untuk menyaingi wanita itu ternyata dia salah dan ia telah menggali kuburan sendiri karena berfikir mampu memikat majikan prianya itu."Maaf, maafkan aku, tolong jangan perkarakan itu aku tidak ingin di pecat di rumah sakit tempatku bekerja," ucap suster Arra memohon pada Safia."Baiklah, ini akan menjadi rahasia kita berdua," ucap Safia."Trimakasih, Nyonya Anda baik sekali," ucap sambil menyatukan tangannya, ia belum mengambil sarapannya sama sekali, seakan selera makannya telah lenya
Read more