All Chapters of Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar: Chapter 111 - Chapter 120
186 Chapters
Apa, Saya dipecat?
"Kenapa kau tidak bisa menerimaku sebagai Safia, Namaku Safia Mas Manan, aku mempunyai keinginanku sendiri, jangan kau paksakan aku jadi Lai--" Ucapan Safia terhenti saat bibir Manan membukam mulutnya sambil tangannya merem4s gundukan indah dadanya. Safia memukuli dada Manan. Namun pria itu tidak peduli sama sekali. Dia terus melum4t dan bermain dengan sangat liar, membuat wanita itu kewalahan.Setelah puas Manan pun menyudahi ciuman dibibir wanita itu tetepi bibir pria merangsek kebawah di leher Safia, menciumnya penuh gairah sambil bergumam lirih tetapi masih bisa didengar oleh Safia."Tidak perlu protes, dari awal sudah begini maka lakukan apa yang kuinginkan atau aku akan memberimu anak yang ketiga!" "Safia terkejut dengan ucapan pria itu. matanya melebar dan tangannya mengepal erat kuku-kuku tajamnya mencengkram erat meninggal bekas di telapak tangannya sambil menahan suara agar tidak terdengar des4h4n.Setelah menikmati tubuh atas Safia ia pun segera berhenti takut kelewati ba
Read more
Keputusan yang Tak Berubah
Manan berjalan ke kamarnya sambil menimang baby Erina, ia masuk dan berjalan menuju ranjang, Safia yang mendengar baby Erina menangis pun terbangun."Ada apa? Kenapa dia menangis?" tanya Safia pada Manan."Aku tidak tahu popoknya pun tidak penuh, tad suster Arra memanggil lewat interkom memberi tahu kalau beby Erina menangis tidak tahu menangis karena apa juga," ucap pria itu."Dia memanggilmu?" tanya Safia dengan menyipitkan matanya sambil menatap Manan."Hemm," jawab pria itu sambil menyerahkan baby Erina pada Safia.Safia pun meraih sang putri dari tangan Manan dengan tertawa, ia sangat mengerti dan sudah mengirah bahwa suster Arra mempuyai rasa ketertarikan pada suaminya itu."Kenapa tertawa? Kau begitu sangat senang anakmu menangis karenanya," tanya Manan sambil menatap wanita itu lekat."Bukan itu, tetapi aku tertawa yang lainnya," ucap Safia sambil membuka pakaiannya di bagian dadanya lalu memberikan ASI pada putrinya di hadapan Manan.Pria itu meneguk salivanya sendiri, saat m
Read more
Apa ia Mengambil Suster lagi?
Suster Arra menatap amplop tebal itu gaji 3 hari di rumah ini, matanya memerah menahan tangis, harapan menjadi istri seorang pengusaha pupus sudah tidak ada harapan lagi."Aku tidak tahu mengapa Mas Manan memecatmu, padahal dia tidak tahu kalau kamu mencubit bagian perut putriku hingga terluka andai dia tahu, aku tidak tahu seberapa murkanya ia padamu," ucap safia sambil menyuapi Amar dengan buburnya.Suster Arra mendongak menatap wanita itu, istri majikannya yang selama ini dia benci. Ia mengira mampu untuk menyaingi wanita itu ternyata dia salah dan ia telah menggali kuburan sendiri karena berfikir mampu memikat majikan prianya itu."Maaf, maafkan aku, tolong jangan perkarakan itu aku tidak ingin di pecat di rumah sakit tempatku bekerja," ucap suster Arra memohon pada Safia."Baiklah, ini akan menjadi rahasia kita berdua," ucap Safia."Trimakasih, Nyonya Anda baik sekali," ucap sambil menyatukan tangannya, ia belum mengambil sarapannya sama sekali, seakan selera makannya telah lenya
Read more
Kau Bisa Terima atau Tidak?
Manan terdiam saat mendapatkan pertanyaan itu, ia menoleh pada Suster yang baru dia bawa. "Keluarlah dulu aku mau bicara pada istriku!"Mendengar perintah itu, sang suster pun keluar dari ruangan itu setelah menyahuti ucapan Manan. "Baik, Tuan!"Setelah suster itu keluar ia berjalan menghampiri istrinya. "Kau di sini?" "Hemm, kalau tidak siapa yang jaga anak-anak tidur?" ucap Safia balik bertanya."Itu sebabnya aku mencari suster baru untuk menggantikan suster yang lama, kau kan belum sembuh dari operasi sesarmu," ucapnya pada Safia."Apa itu benar atau alasan buatmu agar bisa mendapatkan selingan dengan wanita lain selain aku?" ucap safia sambil membuang mukanya ke arah lain.Manan duduk di sebelah Safia dan menghela napas ia menatap wanita itu penuh dengan selidiki. "Apa kau sedang cemburu?" "Tidak, untuk apa aku cemburu? Aku sangat tahu posisiku di tempat ini dan juga di hatimu Mas Manan, aku hanya jengah dan jengkel saat mereka menggunakan anak-anakku untuk menarik perhatianmu,"
Read more
Tuan, ada apa?
Safia berjalan perlahan menuju kamar putrinya untuk menemui suster baru itu dia tadi pergi begitu saja tanpa melihat gadis itu, entah kenapa ia tiba-tiba saja merasa bahwa dia bukan satu-satunya wanita di rumah ini dan bisa jadi Manan akan tertarik dengan suster yang bekerja di rumahnya.Safia mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. Suster itu langsung berdiri dari tempat duduknya di pinggir ranjang."Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Suster itu sedikit takut."Tidak, aku hanya ingin tahu siapa namamu?" tanya Safia pada Suster itu."Saya, Rida, Nyonya," ucap Suster Rida pada Safia."Sudah berapa lama kamu bekerja di rumah sakit?" tanya Safia."Sudah dua tahun, Nyonya," jawab Suster Rida kembali."Penilaianku adalah point utama apakah kau tetap bisa bekerja di sini setelah satu Minggu percobaan, maka berbaik-baiklah denganku," ucap Safia."Iya, Nyonya," jawab suster itu."Baiklah jika baby Erine bangu, tolong bawa ke kamarku nanti!" perintah Safia sambil berlalu dari ruangan i
Read more
Pergilah!
Papa!" teriak Hanie terkejut, atas kedatangan sang Papa yang tiba-tiba di kamar hotel dimana ia dan Brian tengah bercinta."Tuan!" teriak Brian sambil menutupi tubuh mereka yang tidak mengenakan busana sama sekali, Ia memeluk erat Hanie. 'Apa pun yang terjadi aku tidak akan melepaskan wanita ini,' pikirnya"Aku datang ke sini hanya ingin memberikan kebebasan padamu, Hanie, dari ikatan Akran dan juga Aku. Tandatangani itu setelah itu kita tidak ada ikatan apa pun, sebagai Ayah dan anak ataupun menantu," ucap lelaki paruh baya itu dengan lantang."Apa maksud Papa? Aku tidak mengerti sama sekali," ucap Hanie yang masih sibuk menutup bagian tubuhnya sedikit terlihat."Kau seperti Ibumu, dulu Ibu tertarik dengan ayah pria ini hingga rela menunggunya di suatu tempat dan diperkos4 oleh beberapa pria, aku yang harus menutup aibnya hingga harus harus meninggalkan anak dan istriku serta aku berbaik hati membesarkanmu, Hanie, Lalu kunikahkan kau dengan putraku agar kau bisa menjadi putriku wala
Read more
Aku Tak akan Meninggalkanmu
Sementara di hotel di mana Hanie dan Brian berada begitu sunyi mereka larut dengan kejadian yang baru terjadi dan terlihat Hanie begitu sangat shock dengan kejadian itu, Wanita itu terdiam dalam pelukan pria yang selama ini tidak berhenti memujanya, Semakin Brian memeluk semakin pecahlah tangisnya."Aku tidak punya siapa-siapa Brian, aku tidak punya apa-apa lagi, bagaimana aku hidup," ucap wanita itu dalam tangisannya."Kau masih punya aku, kita memang salah melakukan hubungan ini tanpa pernikahan tetapi sudah jelaskan bukan kalau aku mau menikahimu kapan pun kau bersedia, Hanie," ucap Brian."Kau tidak akan meninggalkanku?" tanya Hanie mendongak menatap pria itu."Tidak, kau tahu aku sangat bahagia lelaki tua dan Akran suamimu itu melepaskanmu dengan begitu aku bisa menikahi ibu dari putriku yaitu kamu, maukah kau melepaskan ikatan yang ada di rahimmu itu agar aku memeliki anak lagi darimu?" tanya Brian."Hemm, ucapnya sambil menempelkan tubuhnya di tubuh pria itu. "Apa kita lanjut
Read more
Aku Selalu Berada di Sisimu
Akran berjalan dengan langkah lebarnya masuk ke dalam lift, menekan nomer lantai yang akan di tuju, pintu pun tertutup dan bilik berbentuk kubus itu pun bergerak ke atas. Tak seberapa lama berhenti dan pintu pun terbuka Akran keluar dan berjalan menuju apartemennya.Sesampainya di apartemen Akran langsung masuk ke dalam kamar Hanie. Ia mengemas semua pakaian dan serta perhiasannya. Ia membutuhkan dua koper, untuk semua barang-barang milik istrinya itu yang sebentar lagi akan menjadi mantan itu.Setelah semua berada di dalam koper ia pun keluar dengan membawa dua buah koper ia pun memasuki lift kembali.Berapa menit kemudian dia sudah berada di lantai dasar dan pintu lift terbuka ia pun segera keluar lalu ia berjalan menuju basement serta masuk ke dalam mobil. Beberapa menit kemudian mobil pun berjalan dengan kecepatan kencang menuju hotel tempat Hanie menginap.Setengah jam kemudian ia pun sampai ia segera keluar dari mobil dan berjalan ke arah bagasi mobilnya dan mengeluarkan dua ko
Read more
Kau Tidak Sendiri
Untung saja jalur kiri kosong, hingga Brian biasa berhenti di trotoar jalan, dan karena pemberhentian yang tiba-tiba itu membuat kepala Hanie terbentur kaca jendela depan."Maaf sayang," ucap Brian sambil memeriksa kening kekasihnya itu."Makanya aku bilang juga apa, kamu fokus saja menyetir," ucap Hanie sambil mengerucutkan bibirnya."Iya, sayang, maafkan aku," ucap Brian sambil menatap kening Hanie yang sedikit memerah karena terbentur kaca dengan sangat keras."Sudah gak apa-apa, kita lanjut jalan saja," ucap Wanita itu tidak ingin menyalahkan pria itu mungkin saja ia memang sedang mencemaskan keadaan dirinya.Brian pun kembali menyalahkan mobilnya dan berjalan dengan tenang di jalanan yang mulai sedikit sepi. Ketika melewati supermarket Brian membelokkan mobilnya dan memberhentikan di depan supermarket itu. Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan menuju ke dalam supermarket untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan, setelah selesai mereka pun kembali ke mobilnya dan melaju kemb
Read more
Apa Yang ingin Kau Tanyakan?
Akran memacu mobilnya menuju hotel, di mana tuan subagio menginap, Ia ingin tahu alasan sang ayah membuat dirinya dan adiknya terlantar dengan ibunya itu.Tadi saat dia mengantarkan orang tua itu ke hotel ia masih sangat shock, bagaimana tidak seseorang yang selalu di panggilnya tuan adalah Ayahnya. Mobil Akran melesat di antara kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang tidak terlalu padat, beberapa menit kemudian ia sampai di gedung yang tinggi dan megah ia pun turun dari mobilnya setelah memarkirkan di basement.Akran berjalan melewati lobby dan masuk kedalam lift, tak lama kemudian pintu terbuka dan ia berjalan di sebuah kamar yang tadi dia pesan untuk pria paruh baya itu.Setelah sampai didepan kamar itu ia pun mengetuk pintu beberapa kali hingga pintu pun terbuka dan lelaki paruh baya yang tak lain sang ayah berdiri di hadapannya."Kau untuk apa kau kemari?" tanya pria itu pada Akran."untuk bertanya beberapa hal, aku juga berhak tahu apa yang terjadi kenapa kami sampai terlun
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status