All Chapters of SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN : Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

SEPTA INGIN SENDIRI

“Membahas apa?” tanya Septa datar diliputi rasa khawatir dengan tawaran apa pun dari pria asing. William saja, yang telah menikahnya bisa berkhianat, apalagi Ardan yang baru hari ini dikenalnya. Meskipun, Ardan telah memberikan kesan baik dalam hatinya. Namun, William pun begitu, saat awal kenal.“Gimana kalo kita liburan saja?" Ardan penuh percaya diri memberi tawaran yang dianggapnya adalah pilihan terbaik bagi Septa yang sedang mengalami goncangan jiwa."Liburan? Gimana dengan pekerjaan di hotel?"tanya Septa yang berpikir adalah sebuah tawaran gila yang diberikan oleh Ardan. Mereka adalah dua orang asing. Bagaimana mana bisa mau liburan bareng hanya berdua? Status dirinya saat ini adalah istri orang yang sedang hamil. Sangat berisiko bagi mereka berdua, terutama Septa."Tadi aku sempat chat ke Tuan Ronald. Dia titipkan kamu ke aku. Padahal aku gak bisa tinggalkan tugas utama aku. Kata Tuan Ronald urusan hotel, suruh tanya ke kamu. Sebenarnya kamu itu siapa? Siapa pula suami kamu?"
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

PERTEMUAN DUA SAHABAT

Septa dan Ardan berjalan keluar lalu duduk di bawah salah satu pohon. Udara terasa sejuk karena oksigen yang dikeluarkan oleh pohon. Begitu nyaman bagi Septa. Beberapa kali, wanita yang tampak semakin lesu karena kehamilannya, menarik napas dalam-dalam.Warung ini terletak di area yang masih banyak tumbuh pepohonan, jadi benar-benar membuat mata dan hati dimanjakan dengan pemandangan yang asri. Suatu hal langka bisa didapat di daerah tengah kota, di tempat tinggal Septa dan Ardan.Septa seperti mendapat surprise bisa menghirup udara segar dan berada di lingkungan para pekerja pabrik. Sebentar kemudian seorang pelayan datang membawakan minuman mereka. Septa benar-benar menikmati semua dan tanpa terasa bibirnya tersenyum bahagia."Untuk sementara buat tenangkan diri, kamu mau tinggal di daerah sini?"tanya Ardan yang tiba-tiba punya ide buat Septa."Mau banget. Tapi, aku kerja apa di sini?"tanya Septa dengan wajah berseri-seri, sekaligus bingung."Ngapain kerja, kalo lo sudah jadi pemili
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

KELICIKAN WILLIAM

Ardan langsung paham jika Dion sedang marah ke Septa. Dia buru-buru berusaha untuk menenangkan teman lamanya tersebut. "Adek lu lagi stress berat. Dia butuh waktu untuk stabil lagi. Tolong support dia. Ini saja kalo kaga mikirin dia punya suami. Udah gue ajak liburan untuk sementara waktu. Dia lagi kacau banget saat ketemu gue.""Bilang lu, dia kacau. Tapi kaga mau cerita ke gue. Gimana cara gue bisa bantu dia, kalo kaga tau masalahnya?"tanya Dion dengan muka kesal. Pria berambut gondrong ini berlalu masuk ke dalam warung. Sedangkan Ardan kembali menghampiri Septa dan Ronald.Rupanya William yang sedang kebingungan mencari keberadaan sang istri telah sampai juga. Dia mengendarai mobil yang baru saja dikembalikan oleh Dion. William membuka kaca jendela lalu menelepon seseorang. "Terima kasih infonya. Dia memang istri saya."Sementara dari dalam warung, seorang pelayan mengakhiri hubungan telepon dengan senyum penuh arti. Tepat di saat pelayan menghentikan senyuman, Dion telah berdiri d
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

ARDAN ADA RASA

"Gue curiga pihak notaris kongkalikong dengan William. Bukankah seharusnya surat balik nama sudah selesai tanpa harus diurus lagi. Terus terang gue yang kesal, berbagai macam tagihan datang ke kantor gue. Giliran uang pendapatan usaha masuk ke rekening dia. Padahal sudah ada nomor rekening perusahaan.""Bang, maafin gue, ya. Lu yang kalang kabut gue kasih jabatan dengan kepemilikan belum clear," sahut Septa."Suami lu aja yang kaga jelas. Manalagi perusahaan yang gue pegang mau diserahkan ke Cecilia. Brengsek dia! Adik gue dibuat main-main,"balas Dion lalu menepuk bahu Septa. Pria ini menoleh ke arah dua pria yang sedang asyik menyeruput kopi. "Gue pergi bentar. Titip adek gue!""Oke. Kami akan jaga Septa,"ucap Ronald sambil kasih kode dengan dua jari membentuk huruf O. Hal tersebut diikuti oleh Ardan.Dion berjalan setengah berlari menyusul kepergian si pelayan. Pria ini tidak mau ada sesuatu yang curang ia lewatkan. Dia jadi curiga dengan wanita tersebut. Letak warung ada di daerah
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

KEMBALI DIRAWAT

"Tuan William yang terhormat! Anda apakah tahu, Nyonya Septa hampir saja meloncat dari rooftop begitu melihat Anda dan Nona Cecilia masuk kamar hotel? Apakah terpikirkan bagaimana hancur hati Nyonya Septa yang sedang hamil dan telah dikhianati oleh Anda?""Tau apa lu soal kami!"teriak William dengan kedua mata melotot."Abang antar lu pulang,"ucap Dion yang langsung menggandeng tangan Septa. "Tolong kalian urus dia!""Baik, kami akan urus,"sahut Ardan yang langsung direspon anggukan kepala oleh Ronald. Aksi kedua pria ini, tentu saja membuat William semakin kalap."Ronald! Lu ngapain kompakan sama dia? Mau gue pecat, lu, hah!"teriak William yang menarik perhatian para pelanggan warung. Pemilik warung tidak terima dengan keonaran yang terjadi. Wanita berkonde besar mirip Kanjeng Mami dalam serial televisi populer tersebut berjalan menghampiri ketiga pria."Saya tidak mau tahu siapa Anda semua. Sekarang juga, silakan pergi dari warung saya! Atau mau berurusan dengan polisi?" Ucapan ke
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

WILLIAM DAN ANAK CECILIA

"Kami mohon maaf. Janin tidak bisa diselamatkan karena pendarahan hebat yang menyebabkan beberapa jaringan rusak. Pasien ada trauma yang memerlukan penanganan terapi psikis lebih serius. Untuk beberapa waktu, hanya pihak keluarga yang tidak sedang bermasalah dengan pasien saja diperbolehkan menemani," ungkap dokter dengan ekspresi serius."Baik, Dok, akan saya perhatikan. Terima kasih atas penjelasannya,"balas Dion dengan dua mata berkaca-kaca. Dia tahu betul yang jadi penyebab rahim Septa bermasalah. Dia tidak akan kasih kesempatan William untuk mendekati Septa hingga benar-benar pulih kesehatannya.Dion keluar dari ruangan dokter lalu berjalan menuju ruang rawat inap Septa. Rumah sakit ini adalah salah satu aset yang tercantum dalam akte pelimpahan hak milik menjadi atas nama Septa. Pria ini merasa Septa adalah janda dengan aset kekayaan berlimpah.Namun, psikis adiknya tersakiti sedemikian parah. Apalagi kini rahimnya Septa ada bekas operasi karena trauma. Bisa jadi harus bedrest l
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

PENCULIK SEPTA

Namun, rupanya William belum menyerah juga. Karakter otoriternya mulai ditonjolkan, meski dengan cara halus. Bisa jadi, pria cerdas ini paham keluarga Septa mulai anti dengan dirinya.William berucap dengan suara lirih. "Tolong, titip Wiwi biar menunggu dalam kamar. Biar bisa jadi teman buat Septa."Bu Rita yang tahu bahwa ada niat tersembunyi dari William, akhirnya berkata,"Septa baru saja operasi dan perlu istirahat. Lebih baik Wiwi temani Oma ke kantin.""Asik. Wiwi mau,"ucap bocah tersebut girang."Yodah, gak ada masalah. Kita bisa ngobrol berdua, Bro,"ujar Dion sambil merangkul pundak William. Ajakan Dion seketika membuat William mati kutu. Pria terpaksa ikut langkah kaki Dion ke keluar dari rumah sakit. Mereka berjalan beriringan menuju kafe yang tidak jauh dari pintu masuk rumah sakit.Isi kepala Dion sudah penuh ide untuk membuat William masuk perangkap. Dia menginginkan William bisa masuk penjara agar Septa bisa urus akte cerai tanpa kendala. Kesehatan dan keselamatan Septa a
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

WILLIAM SEMAKIN MENJADI

"Itu orang suruhan William. Biar saja, William jadi tertuduh dalam percobaan penculikan. Polisi sekarang sudah bergerak ke sana. Habis ini kita liburan bareng Septa.""Gak jadi urusan polisi?"tanya Bu Rita yang masih belum juga yakin akan keamanan mereka."Enggak, Ma. Kita hanya menyelamatkan Septa saja. Biar Mama bisa yakin, bentar. Aku telepon Ardan sekalian video call." Dion segera meminggirkan mobil ke bahu jalan. Kemudian pria ini melakukan panggilan keluar ke nomor kontak Ardan.Namun, nomor kontak tersebut tidak aktif. Dion mencobanya lagi dan tetap tidak terhubung. Wajah Dion mulai cemas. "Ada apa pula dengan Ardan?"Dion langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi ke arah rumah Ardan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi."Biar Mama yang jawab," ucap Bu Rita yang gegas mengambil ponsel dari atas dashboard. Saat wanita ini menatap layar ponsel, ternyata nomor kontak Septa yang sedang menelepon. Dia buru-buru mengangkatnya."Ya, Sayang. Ada apa?"tanya Bu Rita diliputi kecemasan
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

HARI YANG MENDEBARKAN

Drrrt! Drrt!Ponsel Septa berbunyi. Wanita ini melihat nama penelepon yang tertera di layar. "Nomor siapa pula ini?""Halo! Selamat siang," jawab Septa kepada si penelepon."Tante! Wiwi ditinggal Papa. Wiwi takut." Terdengar suara bocah umur enam tahun di ujung telepon. Ada suara bising kendaraan dan seseorang. "Ayo, Bapak antar pulang kamu, Nak.""Wiwi pake handphone siapa?"tanya Septa lembut demi mendapat penjelasan si bocah. Dalam hati Septa telah terbesit kecurigaan atas siasat licik yang telah direncanakan oleh William."Handphone Wiwi, Tante." Ucapan bocah usia hampir 6 tahun tersebut terdengar polos."Wiwi sama siapa sekarang?""Ada Bapak naik motor.""Wiwi biar diantar bapak itu. Coba Tante ngomong ke dia!" Septa terpaksa menurunkan ego demi keselamatan si bocah. Dirinya benar-benar heran dengan perbuatan William yang mengorbankan anak kecil segala."Sebentar, Tante." Terdengar Wiwi menjauhkan ponsel. "Pak, Tante mau ngomong.""Halo, selamat siang, Nona," ucap seorang pria kem
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

GAGAL BOARDING

"Om Dion!"panggil si bocah sembari turun dari motor.Wiwi berlari ke arah Dion disusul oleh si pria botak. Tiba-tiba dari arah samping sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju ke arahnya mereka.Ciiitt!Braakk!Kendaraan roda empat tersebut kabur dengan kecepatan tinggi dan tak lama kemudian terdengar bunyi sirine. Satu ke arah mobil pelaku tabrak lari dan satu ke arah korban."Brengsek!"maki si pria botak yang langsung mengejar mobil pelaku.Dion terkejut dan langsung berlari menghampiri tubuh Wiwi yang terkapar di jalan dengan bersimbah darah. Mobil patroli berhenti tepat di samping tempat kejadian perkara. Dion hanya mampu menatap tubuh Wiwi dengan menitikkan air mata.Dua polisi yang turun dari mobil patroli langsung mengamankan TKP. Mereka memeriksa keadaan korban dan langsung melakukan olah kejadian. Tak berselang lama,datang ambulans untuk mengeksekusi tubuh Wiwi. Ambulans beranjak pergi diikuti oleh mobil Dion. Beberapa meter dari TKP, ekor mata Dion menangkap keberadaan Willi
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status