“Ibunda, ini!” Yuan menyodorkan kristal ke arah Sawatari. Wanita itu mengambil kristal pemberian Yuan lalu mendekapnya. Kristal itu masuk kedalam tubuh, rona wajah sang permaisuri kembali terlihat, dia tidak lagi terlihat pucat.“Terima kasih, Yuan,” ucap Sawatari membelai lembut wajah Yuan yang tersenyum lembut padanya.“Syukurlah,” gumam Yuan.“Ah!” Yuan teringat dengan ayahnya yang ditinggal begitu saja, ada rasa bersalah dalam hatinya. “Ayah pasti salah paham tadi,” pikir Yuan dan dia terlihat kebingungan hingga mendengar suara Yui memanggil namanya.“Yuan, ayo cepat!”Yui memeluk ibundanya dan mencium kedua pipi wanita cantik itu. “Kami akan kembali lagi nanti, sekarang Paman Rafael membutuhkan pertolongan,” ucap Yui berpamitan kepada Sawatari. Dia menarik Yuan dan langsung terbang ke arah Hutan Onyx.“Hati-hati,” balas Sawatari melambaikan tangan saat kedua anak kembarnya terbang.Kedua anak kembar itu berhenti di gerbang dimensi lalu membukanya. Keduanya masuk dan keluar melalu
Read more