Home / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Raja Baru untuk Dunia Kegelapan: Chapter 251 - Chapter 260

261 Chapters

251. Kota Blue Amethyst

Yui berlarian di sebuah pasar, pasar induk yang berisi bermacam-macam toko, berbagai jenis barang hingga benda langka ada di sini. Kota Blue Amethyst, kota satu-satunya yang terbuka untuk semua orang, baik untuk manusia maupun bangsa kristal. Bukan hanya mereka, unhuman atau setengah manusia pun terlihat di sini.“Lihat paman, cantik sekali!” seru Yui memperhatikan setiap toko yang memiliki benda unik yang menarik perhatiannya.Genji berjalan dengan anggun, sesekali membuka kipasnya. Aura seorang bangsawan terlihat jelas dari pria ini. Karena kekuatan Yui yang belum stabil, dia tidak bisa langsung mengembalikan Genji ke dunianya.“Tuan Rafael, apa kau cukup membawa uang?” bisik Genji yang berjalan di samping Rafael.“Aku juga sedang menghitung uang yang ada di kantongku, kuharap cukup,” balas Rafael datar, ada sedikit ketakutan jika tidak bisa membayar semua belanjaan yang akan dilakukan Yui.“Apa ada benda yang bisa dijual? Kusarankan jual secepatnya. Tuan Putri tidak akan berhenti b
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

252. Berkunjung ke Kota Naga

Gerbang Kota Naga saat ini terlihat megah. Penjaga yang melihat Rafael langsung memberikan akses masuk tanpa perlu pemeriksaan. Pengendara naga memiliki hak istimewa di kota ini. Fury terbang menukik ke arah bangunan terbesar Kota Naga, sebuah tempat yang sangat luas untuk mendarat seekor naga. “Kalian berkunjung?” Suara Yuichi terdengar riang. Rambut hijaunya berkibar akibat hempasan angin dari pendaratan Fury. “Ayahanda!” teriak Yui melompat tanpa persetujuan Rafael. Gadis itu menghambur dalam pelukan hangat ayahnya.“Yui, kau semakin cantik putri kecilku!” Yuichi memeluk erat Yui mengecup keningnya dengan lembut. Berbeda dengan Yui yang terlihat riang, Rafael justru membeku di atas Fury. Diam bagai patung yang melekat kuat.Genji turun setelah Yui. Dia sedikit limbung dengan kecepatan Fury terbang. Seekor penyu lebih nyaman berenang daripada melayang di atas langit.Yuichi yang melihat Rafael memanggilnya. “Mau sampai kapan di sana? Cepat turun!”Rafael turun dan memberikan seny
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

253. Hujan Salju

Yuan masih mencoba membersihkan kontaminasi. Seperti perkiraannya, semua roh alam yang digunakan menguras energinya dengan cepat. Dia bahkan tidak berani menggunakan Salamander. “Yang Mulia, istirahatlah. Hampir satu minggu Anda terus di aula membersihkan kontaminasi tanpa henti.” Xavier mengantarkan makanan serta beberapa obat dari Razen. “Kontaminasi belum hilang, mana mungkin aku istirahat,” balas Yuan, wajahnya sudah terlihat pucat dan tubuhnya lelah. Eirlys dan Lixue yang ingin berpamitan pun mengurungkan niatnya. “Kak, aku tidak bisa meninggalkan Raja Yuan saat ini, tanpa spirit dia akan langsung kehilangan energinya. Meskipun hanya membantu sedikit, setidaknya bisa membantu,” bisik Eirlys masuk ke dalam aula dan duduk di dekat Yuan. Dia mulai memainkan harpanya. “Eirlys, kau memang tidak bisa berpisah dengan Yuan,” batin Lixue. Meskipun ingin kembali ke Benua Utara secepatnya, tetapi dia harus menunggu Eirlys. “Yang Mulia, bagaimana kalau meminjam kekuatanku. Elemen esku
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

254. Langit Biru di Dunia Bawah

Hujan semalaman membuat seluruh penduduk di dunia bawah menutup pintu rumah mereka. Tidak ada yang keluar hingga pagi tiba. Mereka terperangah saat membuka jendela dan melihat fenomena alam luar biasa, langit biru. “Langitnya!” Mata mereka tidak henti memandang ke atas. Sudah lebih dari seabad dunia bawah selalu dalam kondisi langit gelap, mendung dengan kilatan petir. Lama mereka menatap langit hingga keluar rumah dan melihat tanah basah dengan warna kecoklatan, bukan hitam. Kontaminasi sudah menghilang dari tanah dunia bawah. “Apa ini kekuatan raja yang baru? Sudah sangat lama kita hidup dengan kontaminasi dan kini semua hilang.” Mereka menyentuh tanah basah yang begitu dirindukan. Tanah yang murni tanpa kontaminasi. Meskipun tak semua terucap, penduduk dunia bawah tahu siapa yang melakukan semua ini. Sejak penobatan hingga hari ini sang raja berusaha menghilangkan kontaminasi. Seluruh negeri saat ini bergembira, bersuka cita dengan hilangnya kontaminasi dan langit biru pertama
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

255. Air di Jalanan Ibukota

Dunia bawah lebih berwarna. Langit yang biru membawa semangat baru. Kepala desa dan para pemimpin wilayah lainnya menjalankan perintah yang diberikan Yuan, raja mereka untuk mendata dan membawa penduduk dengan tingkat kontaminasi 80 %. Mereka yang telah mengalami kontaminasi bertahun-tahun dipilah dan dibawa ke ibukota untuk bertemu langsung dengan sang raja. “Apa benar kontaminasi ini bisa hilang? Rasanya aku sudah pasrah dengan kondisi ini seumur hidupku.” Pria dengan tangan dan kaki yang sudah menghitam karena kontaminasi terlihat pesimis. Meskipun begitu, setelah menatap langit biru ada secercah harapan di hatinya. “Kalau sang raja bisa menghilangkan kontaminasi di dunia bawah, kurasa bisa juga menghilangkan kontaminasi di tubuhku.” Semua penduduk dengan tingkat kontaminasi parah sudah mulai berangkat menuju ibukota. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada sang raja, harapan kesembuhan dari kontaminasi yang selama ini menyiksa diri mereka.“Kudengar sang raja masih belia
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

256. Gunjingan

“Apa aliran air ini sudah dimantrai?” tanya pria yang menampilkan lengan hitamnya. Dia mengambil air dan menyiramkannya ke tangan hitamnya. “Mantra Genbu dari Putri Yui. Dengan adanya mantra ini tidak akan ada pencurian air untuk kepentingan pribadi yang ingin menjual air ini.” Penjaga itu kemudian terlihat menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “Sayangnya, kabar buruk terdengar di istana. Kabarnya Yang mulia saat ini dalam kondisi kritis.” Mendengar penuturan penjaga tersebut, pria yang sepanjang jalan selalu memberikan argumen tidak menyukai raja yang sekarang terlihat marah. “Apa katamu! Lalu kenapa mengundang kami jika dia sendiri dalam keadaan kritis, bukankah dia tidak akan bisa menyembuhkan kami!” suara pria itu terdengar begitu keras hingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar. “Tuan tenang saja, di istana semua sudah dipersiapkan.” Penjaga gerbang berusaha menekan amarah pria itu, tetapi tidak berhasil. “Lebih baik kita pulang saja!” Pria dengan lengan
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

257. Liontin Lenora

Jalanan di depan Yuan terlihat asing. Jalan dengan bebatuan hitam, meskipun itu batu, tetapi tidak terasa seperti batu biasa. Dia mengamati orang-orang yang berjalan menuju ke satu arah yang sama, sebuah gerbang besar di ujung jalan, gerbang yang tidak terlihat jelas tulisan namanya. Yuan masih sangat jauh dari gerbang itu. “Akhirnya perjalanan terakhir,” gumam Yuan yang tahu di mana dia sekarang. Dunia orang mati. Kaki Yuan berhenti melangkah saat seorang wanita dengan jubah putih berdiri di hadapannya, muncul begitu saja hingga dia hampir jatuh tersungkur karena kaget. “Lenora!”“Pangeran Yuan, apa yang Anda lakukan di sini!” Suara Lenora terdengar penuh kekesalan dan amarah seakan dia sedang memarahi seorang anak nakal. “Hah?” Reaksi Yuan mendengar ucapan Lenora. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tentu saja dia di sini karena nyawanya sudah terpisah dari tubuhnya. “Kuulangi, Pangeran, ah tidak, Yang Mulia Raja Yuan, kembalilah sekarang juga!” Lenora berkata dengan nada lebih
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

258. Kepergian sang Raja

Senar harpa emas kaum elf bergetar lembut, berbeda dari instrumen biasa. Energi yang digunakan untuk menggerakkan senar ini sangat banyak. Eirlys membiarkan jemarinya terkulai di atas senar, tenaga terampas habis. Napasnya terengah-engah, seakan udara di sekitarnya menghisap oksigen dari paru-parunya."Eirlys!" Lixue melompat mendekati, gemetar mengambil harpa keemasan dari tangan sang adik. Dengan lembut, dia meletakkan instrumen berkilau itu di meja terdekat. "Istirahatlah sekarang." Lengannya melingkari pinggang Eirlys, memapah tubuh lemah itu menuju kursi panjang. Dengan hati-hati, dia mengangkat kaki adiknya dan membiarkan Eirlys setengah berbaring."Kak, bagaimana Yuan?" bisik Eirlys, kekhawatiran menembus kelelahan yang menyelimutinya.Lixue menggenggam tangan adiknya, mencoba menenangkan. "Dia akan baik-baik saja. Ingat, Tuan Xavier dan Tuan Ernest sedang menyiapkan ramuan untuknya." Dalam hati, dia berdoa agar takdir berkata lain. “Semoga Yuan bertahan, setidaknya biarkan Eir
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

259. Kebangkitan

Bunga putih mungil bertebaran di aula, mirip kepingan dandelion yang rapuh. Setiap tamu berjalan perlahan, meletakkan bunga kecil tanda penghormatan terakhir. Bunga-bunga itu mencerminkan ketangguhan luar biasa, seperti kehidupan yang bertahan di balik kerasnya dunia bawah, membisu namun tak terkalahkan. Mereka menyebutnya bunga bintang roh. Eirlys menatap Yuan yang terpejam, sosoknya tenang seakan tertidur lelap. Alunan harpa mengalir lembut memenuhi aula, melukiskan kesedihan yang mencekam setiap sudut ruang. Matanya menyipit saat menyadari bunga putih di dekat Yuan mulai membeku, embun es merangkak perlahan mengubah kelopak menjadi kristal dingin. Hawa sejuk mulai merambat, menusuk tulang."Mungkinkah?!"Dalam sekejap, Eirlys bangkit dari tempatnya. Langkahnya cepat mendekati peti kaca tempat Yuan dibaringkan. Jemarinya mendorong penutup tebal dengan tekad membara. Jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah api harapan muncul. "Putri Eirlys, relakan Yang Mulia!" Xavier bergerak c
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

260. Malam Berbintang

Malam di Kota Naga. Bintang-bintang bertaburan seperti permata di langit malam Kota Naga. Rafael berdiri sendirian di balkon gedung tertinggi, kedua tangannya mencengkeram pagar besi yang dingin sementara matanya menelusuri konstelasi-konstelasi yang berkilauan. Hembusan angin malam meniup rambut gelapnya, mengirimkan sensasi dingin yang menusuk tulang, namun Rafael tak bergeming.Suara langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Rafael menoleh, alisnya terangkat saat mengenali sosok yang mendekat."Yuichi?"Sosok itu tersenyum. Wajahnya merupakan versi maskulin dari Yui, garis rahang yang sama, mata yang sama, tetapi dengan ketegasan yang hanya dimiliki seorang ayah."Sendirian?" tanya Yuichi, suaranya merdu membelah keheningan malam.Rafael mengangguk pelan, lalu menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sampingnya. Yuichi melangkah maju dan duduk, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin."Malam ini indah meskipun tanpa bulan," ucap Rafael, matanya kembali menatap cakraw
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1
...
222324252627
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status