Mungkinkah benar? Jika Wulan pergi kerumah ayahnya. Segera saja aku memainkan Hp, tentu ada rencana yang kubuat sedemikian rupa."Sepertinya benar, Bun. Wulan pasti kerumah si Brengsek itu!" Aziz berkata dengan nada ketus dan termasuk tak sopan. Mengatai Ayahnya brengsek. Namun, aku bisa apa? Kebencian Aziz pada ayahnya semua karena perbuatannya sendiri."Iya, mungkin juga, Ziz. Kita sudah akan sampai. Kita coba lihat dulu apakah benar jika Wulan kerumah Ayahnya!""Iya, Bun. Lihat saja sampai benar. Nanti kalau Wulan pulang kerumah, Aziz kurung dia!" Aziz emosi."Huss, jangan begitu, Ziz. Semua tak harus di selesaikan dengan kekerasan." Aku mencoba menasehati. "Abis kesel, Bun. Kenapa si Wulan masih saja mengharapkan dia! Jelas-jelas ayah itu sudah tak menyayangi kita!"Kalau sudah begini, aku tak dapat berkata apa-apa. Bagaimanapun, Aziz sudah mulai tumbuh dewasa. Rasa yang ada itu semua murni dari tumbuh kembangnya.Hampir tiba di depan sebuah rumah kecil, rumah yang terlihat sama,
Read more