Beranda / Romansa / Bertukar Pasangan / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Bertukar Pasangan: Bab 21 - Bab 30

42 Bab

Part 21 | Penuhi Aku

Dug!“Eh? Sepertinya ada yang ingin membuka pintu kak?” seru Valerie panik dengan kondisinya saat ini.Dylan pun menghentikan aktifitasnya yang menyenangkan. Sedari tadi dia tiada henti mencumbu Valerie dengan begitu liar sambil meremas bukit kembar Valerie.“Tunggu! Biar aku melihatnya sebentar.” Dylan pun memakai kimononya dan melihat keadaan didepan kamar.Sedangkan Valerie dibiarkan setengah bugil, dengan mata dan tangan yang masih terikat. Dressnya masih bertengger dibagian perutnya.“Siapa itu? Aku bisa mendengar Kak Dylan berbincang dengan seseorang,” gumam Valerie yang benar-benar tidak bisa melihat keadaan sekitar.“Kak Dylan? Siapa kak?” tanya Valerie begitu mendengar suara langkah kaki.“Hanya petugas hotel, dia pikir kamar ini sudah kosong.”“Tapi aku sudah menjelaskannya kalau kita akan menambah waktu,” sambung Dylan menjelaskan.“Ohh! Apa sekarang aku sudah bisa dilepaskan kak?” ucap Laura.Dylan yang sudah mengukung tubuh Valerie seketika terdiam, “Hmm, apakah moodnya s
Baca selengkapnya

Part 22 | Mimpi Yang Berbekas

“Sweety,”“Hmm?” Valerie yang tengah duduk disamping suaminya menatap lurus matahari yang akan terbit dari balik gunung.Wanita cantik itu tidak menoleh sedikit pun kepada Marc.“Anggap saja apa yang terjadi di sini sebagai mimpi indah di musim panas kita,” sambung Marc.Valerie pun mengangguk pelan, “Hmm, kita berdua bertemu dengan tipe ideal kita masing-masing.”“Dan luar biasanya itulah adalah hal terbaik yang kita rasakan bersama, tapi itu pun terjadi atas kesepakatan kita bersama, kita menikmatinya tanpa penyesalan.”“Dan aku pikir itu lebih baik dari pada kita berselingkuh dibelakang dan akhirnya saling mengkhianati,” Ucap Valerie pelan.Marc tersenyum tipis, “Kamu benar sweety, biar bagaimanapun aku tidak akan mungkin mengkhianatimu! Selamanya aku tetap mencintaimu.”“Sayang,” Valerie memanggil suaminya dengan suara yang begitu lembut.“Iya?”“Mungkin saat ini, aku seperti wanita jalang yang gila untuk mengatakannya padamu, tapi aku akan tetap mengatakannya!”“Aku mencintaimu,
Baca selengkapnya

Part 23 | Rasa Yang Tertinggal

“Hei sayang… ““Hai, kamu sudah datang?” balas Dylan melihat Laura yang baru saja masuk distudio mereka.Sudah tiga bulan mereka merintis bisnis baru. Demi menyalurkan hobi istrinya dalam hal mendesain pakaian, kini mereka membuka platform online untuk menjual hasil desain Laura.Dan saat ini, Dylan yang memang hobi dalam hal photographer dia membangun studio pribadi untuk menunjang usaha baru mereka.“Belum selesai sayang?” tanya Laura sambil melirik wanita yang kini sedang memakai pakaian dalam yang seksi tengah berbaring di depan suaminya.Wanita itu menoleh ke arah Dylan.“Uhm sepertinya sudah,” balas Dylan santai.“Ok, kalau gitu Jade, kamu sudah boleh pulang, terima kasih untuk hari ini!” seru Laura acuh.“Tapi?”“Bukannya kamu ada jadwal lain sebentar lagi?” potong Laura tajam.Jade dengan perasaan kesal tapi tidak dapat dia tunjukkan, berlalu meninggalkan pasangan suami istri itu.“Hah!” hela nafas Dylan lega.Laura tertawa kecil dan menghampiri suaminya.“Ini sayang, aku bawa
Baca selengkapnya

Part 24 | Takdir?

***Hari ini adalah hari pertama Valerie masuk ke kelas renang.Mengenakan swimsuit berwarna navy, memperlihatkan tubuh sintal Valerie. Bokongnya yang sintal dan dadanya yang begitu ranum. Kulit putih bersih bagaikan susu begitu kontras dengan warna swimsuit yang ia kenakan.“Silahkan pemanasan dulu!” seru pria yang akan menjadi private trainer untuk Valerie.Bukan Valerie saja, ada juga beberapa orang selain dirinya, namun mereka masing-masing sudah memiliki private trainer.Valerie mengikuti step by step gerakan pemanasan. Begitu selesai, Valerie di minta masuk kedalam kolam renang.Private trainer yang terbilang masih cukup muda, memiliki body yang bagus. Dengan penuh percaya diri memperlihatkan bishepnya.“Ok, Valerie! Bisa kamu pegangan di sini?” ujar pria maskulin yang bernama Aldo itu.Valerie mengikuti instruksi pelatihnya, kemudian mulai berpegangan dipinggiran batu kolam renang.“Ok nice! Sekarang luruskan ke belakang, aku bantu!”Aldo memegang perut dan paha Valerie lalu me
Baca selengkapnya

Part 25 | Sentuhan Yang Di Rindukan

Tanpa menunggu jawaban Valerie, Dylan membantu Valerie bangun dan pria itu menarik lembut tangan Valerie masuk ke dalam mobilnya.Jantung Valerie berdegup semakin cepat takkala Dylan menyetir kendaraannya ke sebuah apartment. Mobil mereka masuk ke bagian basement.Besement yang terasa begitu sepi membuat kepala Dylan kosong dan tanpa meminta izin, Dylan langsung melepaskan seatbelt yang ia kenakan dan memundurkan kursinya. Pria itu langsung memiringkan tubuhnya dan meraih tengkuk leher Valerie dan memagut bibir tipis yang sedari tadi menggodanya.Mata Valerie membelalak mendapatkan ciuman tiba-tiba yang begitu liar dan kasar. Hanya sepersekian detik Valerie terkejut dan turut membalas ciuman Dylan sama liar dan agresifnya.“Oh my ciuman ini! Rasa ini yang begitu aku rindukan….” Gumam Valerie dan Dylan bersamaan.Mereka saling melumat dan menyesap lidah mereka masing-masing. Birahi dan gairah mereka begitu terlihat dari hawa panas tubuh mereka saat ini.Tidak ingin menunggu lama. Dylan
Baca selengkapnya

Part 26 | Degupan Yang Tak Dapat Di Abaikan

Keesokan harinya Marc yang risau melihat Valerie pulang dalam keadaan mood yang buruk, akhirnya datang ke pusat renang. “Hmm, aku tidak tahu kalau dia akan kelelahan seperti itu, pasti sulit untuknya mulai belajar renang saat ini,” Gumamnya pelan sambil memakirkan kendaraannya. Pria itu turun sambil melihat jam tangannya, “Hmm, sepertinya sebentar lagi Valerie selesai latihan.” Marc memasuki pusat renang itu, namun tatapannya tertuju pada wanita yang saat ini berjalan di depannya. “Damn! Kenapa wanita ini mengingatkanku pada Laura, postur tubuhnya begitu mirip dengan Laura.” “Oh my! Kenapa aku malah memikirkan dia,” batin Marc dan kembali mengabaikan wanita di depannya. Pria itu langsung berjalan kebagian belakang, di mana tempat ruang ganti berada. Karena dulu dia juga sering kesini, jadi Marc mengetahui sudut ruangan di gedung ini. Sedangkan Laura yang bingung dengan model pria, terpaksa mendatangi pria bernama Aldo ini dipusat renang. “Hmm, aku setidaknya harus melihat pria b
Baca selengkapnya

Pat 28 | Nilai Suka

Setelah kesepakatan tadi, Laura saat ini sudah berada di Apartement studio bersama Dylan.Dylan yang tahu akan dirinya salah, hanya memperhatikan saat istrinya tengah memasukkan beberapa pakaian di dalam koper.“Kamu akan pergi sekarang ini juga, sayang?”Laura menoleh sesaat dan mengangguk. “Iya,” jawabnya singkat.“Hah… Dia pasti sangat kesal denganku saat ini…!” batin Dylan, mengehla napas pelan.Tidak cukup sepuluh menit. Laura sudah selesai mengatur pakaiannya di koper. “Ok aku pergi,” pamitnya kepada sang suami dengan santai dan berjalan keluar menuju pintu.“Sayang,”Laura menoleh sebentar ke suaminya, “Ada apa ?”Dylan yang ingin melarang istrinya hanya bisa menghelas nafas melihat sikap dingin Laura, “Tidak, hati – hati di jalan.”Hanya itu yang akhirnya terlontar dari mulutnya.“Ok… Aku pe
Baca selengkapnya

Part 29 | Kesepakatan

“Hmm… Mungkin 65 untuk Marc, dan 35 untuk Kak Dylan.” “Lalu bagaimana saat di atas ranjang? Seberapa puas kamu saat bersama mereka?” Dengan sedikit ragu, Valerie cukup kesulitan menjawabnya. Karena sejak bercinta dengan Dylan, saat dia berhubungan dengan Marc terasa biasa saja. “Uhm, 25 untuk Marc, dan 75 untuk Dylan.” Laura lagi – lagi terdengar menghela napas dan tersenyum melihat Valerie. “Saat aku pertama kali bertemu dengan Marc kembali. Jujur aku sangat senang dan jantungku tidak berhenti berdegup saat melihatnya.” “Jadi, kamu jangan merasa terbebani seperti ini. Mungkin jika aku dan Marc yang bertemu lebih dahulu, kami juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Sambung Laura. Valerie sontak mengangkat wajahnya dan menatap Laura, “Kak?” Laura tersenyum hangat. “Val, mari lakukan ini.” Valerie bingung sampai mengerutkan keningnya. “Aku sudah melihat hasil kerja Marc, dan jujur aku sangat tertarik dan ingin Kerjasama
Baca selengkapnya

Part 29 | Menghapus Batas

Dylan yang saat ini sedang sendiri di apartment studionya merasa gelisah memikirkan Marc yang malam ini tidur dengan istrinya dan Valerie. “Damn!” kesalnya.Pria itu merasa gelisah, pikirannya tak bisa tenang. Ia memutuskan untuk menghabiskan waktu di ruang gym pribadinya, tempat ia biasa mencari ketenangan. Ruang gym Dylan terlihat lengkap dan nyaman, dilengkapi dengan berbagai peralatan olahraga yang tertata rapi. Lantai berbahan karet menambah kenyamanan saat berolahraga, sementara cermin besar di dinding membuat ruangan terasa lebih luas. Pencahayaan yang pas dan sistem pendingin udara yang baik membuat suasana gym semakin sempurna.Pria tampan itu mengenakan singlet yang mengekspos otot-ototnya yang kekar. Ia mulai mengangkat barbel, merasakan beban yang menantang tubuhnya. Setelah itu, ia beralih ke beberapa alat berat lainnya, seperti mesin latihan dada dan leg press, untuk melatih seluruh tubuhnya.“Arggh Sial!! Kalian lagi ngapain seka
Baca selengkapnya

Part 30 | Godaan Untuk Dylan

***Dylan tiba di depan cafe dan bar yang terletak di sudut jalan yang ramai tidak jauh dari Apartment studionya. Bangunan tersebut memiliki arsitektur menarik dengan kombinasi gaya modern dan klasik. Lampu-lampu neon yang berwarna-warni menghiasi fasad bangunan, menciptakan aura yang mengundang dan hangat. Papan nama cafe dan bar tersebut terpampang jelas, menarik perhatian para pejalan kaki yang lewat.Dari luar, Dylan bisa melihat suasana di dalam cafe dan bar melalui jendela-jendela besar yang memanjang. Pengunjung tampak menikmati minuman dan makanan mereka, sementara yang lainnya terlibat dalam percakapan yang akrab. Beberapa orang bahkan menikmati pertunjukan musik live yang sedang berlangsung di sudut ruangan.Dylan memarkir mobilnya di tempat parkir yang tersedia, lalu melangkah masuk ke dalam cafe dan bar tersebut. Begitu memasuki pintu, dia disambut oleh aroma kopi yang harum bercampur dengan wangi makanan lezat yang baru saja disajikan. Suasana di da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status