“Hmm… Mungkin 65 untuk Marc, dan 35 untuk Kak Dylan.”
“Lalu bagaimana saat di atas ranjang? Seberapa puas kamu saat bersama mereka?”
Dengan sedikit ragu, Valerie cukup kesulitan menjawabnya. Karena sejak bercinta dengan Dylan, saat dia berhubungan dengan Marc terasa biasa saja. “Uhm, 25 untuk Marc, dan 75 untuk Dylan.”
Laura lagi – lagi terdengar menghela napas dan tersenyum melihat Valerie. “Saat aku pertama kali bertemu dengan Marc kembali. Jujur aku sangat senang dan jantungku tidak berhenti berdegup saat melihatnya.”
“Jadi, kamu jangan merasa terbebani seperti ini. Mungkin jika aku dan Marc yang bertemu lebih dahulu, kami juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Sambung Laura.
Valerie sontak mengangkat wajahnya dan menatap Laura, “Kak?”
Laura tersenyum hangat. “Val, mari lakukan ini.”
Valerie bingung sampai mengerutkan keningnya.
“Aku sudah melihat hasil kerja Marc, dan jujur aku sangat tertarik dan ingin Kerjasama
Dylan yang saat ini sedang sendiri di apartment studionya merasa gelisah memikirkan Marc yang malam ini tidur dengan istrinya dan Valerie. “Damn!” kesalnya.Pria itu merasa gelisah, pikirannya tak bisa tenang. Ia memutuskan untuk menghabiskan waktu di ruang gym pribadinya, tempat ia biasa mencari ketenangan. Ruang gym Dylan terlihat lengkap dan nyaman, dilengkapi dengan berbagai peralatan olahraga yang tertata rapi. Lantai berbahan karet menambah kenyamanan saat berolahraga, sementara cermin besar di dinding membuat ruangan terasa lebih luas. Pencahayaan yang pas dan sistem pendingin udara yang baik membuat suasana gym semakin sempurna.Pria tampan itu mengenakan singlet yang mengekspos otot-ototnya yang kekar. Ia mulai mengangkat barbel, merasakan beban yang menantang tubuhnya. Setelah itu, ia beralih ke beberapa alat berat lainnya, seperti mesin latihan dada dan leg press, untuk melatih seluruh tubuhnya.“Arggh Sial!! Kalian lagi ngapain seka
***Dylan tiba di depan cafe dan bar yang terletak di sudut jalan yang ramai tidak jauh dari Apartment studionya. Bangunan tersebut memiliki arsitektur menarik dengan kombinasi gaya modern dan klasik. Lampu-lampu neon yang berwarna-warni menghiasi fasad bangunan, menciptakan aura yang mengundang dan hangat. Papan nama cafe dan bar tersebut terpampang jelas, menarik perhatian para pejalan kaki yang lewat.Dari luar, Dylan bisa melihat suasana di dalam cafe dan bar melalui jendela-jendela besar yang memanjang. Pengunjung tampak menikmati minuman dan makanan mereka, sementara yang lainnya terlibat dalam percakapan yang akrab. Beberapa orang bahkan menikmati pertunjukan musik live yang sedang berlangsung di sudut ruangan.Dylan memarkir mobilnya di tempat parkir yang tersedia, lalu melangkah masuk ke dalam cafe dan bar tersebut. Begitu memasuki pintu, dia disambut oleh aroma kopi yang harum bercampur dengan wangi makanan lezat yang baru saja disajikan. Suasana di da
Pagi menjelang, Valerie membuka matanya dan betapa terkejutnya mendapati Laura yang saat ini sedang berlutut dan mengulum milik suaminya. Sedangkan Marc berbaring dengan tersenyum puas.“Ka.. kalian??” gumam Valerie tidak percaya jika Laura dan Marc kembali bercinta di saat dirinya masih tertidur.Dan di saat Valerie masih kebingungan. Marc langsung memiringkan tubuhnya dan meraih pinggang Valerie. “Eumhhp…”“Ahhhh Marc…!” desahan manja Valerie ketika Marc sudah mengulum puting dengan intens. Sedangkan tangannya yang lain meremas payudaranya yang satu.Hal tersebut membuat mereka bertiga kembali bercinta bersama di pagi ini. Marc memuaskan fantasi liarnya bersama Valerie dan Laura.Kedua wanita cantik dan seksi itu mengikuti segala keinginan dan fetis Marc.Suara erangan dan desahan terus terdengar dari dalam kamar ini. Mereka bertiga benar-benar bercinta dengan bebas dan tidak lagi canggung.
Marc yang berada di apartment nya merasa gelisah memikirkan Valerie yang saat ini berasa di studio milik Laura dan Dylan. Yah, karena ada Dylan. “Apa Valerie baik – baik saja?” gumamnya.Pekerjaan yang ada di laptopnya tidak dapat ia selesaikan sejak dua jam lalu. Pikirannya terlalu berfokus dengan apa ayng akan Valerie, Laura dan Dylan nantinya. “Damn! Mereka juga pasti akan bercinta!” gumamnya pelan seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.Sedangkan di Apartment studio, Valerie sudah kembali melakukan pemotretan. Wanita cantik itu jauh lebih rileks dan berpose dengan sangat baik.Aldo yang melihat Valerie seperti ini tersenyum tipis dan menikmati lekukan tubuh Valerie yang ada di rangkulannya. “Hah! Aku juga akan menidurinya! Aku tahu rahasianya, itu bisa aku jadikan senjata untuk mengajaknya! Karena aku yakin dia pasti takut kalau ketahuan oleh Laura!” pikirnya.“Ok Valerie, aku suka ekspresimu!
Laura yang paham, langsung mengikuti kata Dylan. Wanita cantik itu segera naik ke atas tubuh suaminya, memasukkan milik Dylan. Sedangkan di atas, Dylan terus menjilati dan memasukkan lidahnya ke dalam liang inti Valerie.Membuat wanita imut dan seksi itu terus mendesah. Dengan wajah merona. Merasakan permainan lidah Dylan yang sangat luar biasa.”"Euhhm… Anhhh…”“Ahhh… Ohh… Eung…”Desahan antara Laura dan Valerie saling menyahut. Laura terus menggerakkan pinggulnya dengan kedua tangannya bertumpu di kaki Dylan. Sedangkan tangan Valerie di genggam erat oleh Dylan, agar wanita cantik itu tidak kehilangan keseimbangan.Laura membuka meatanya, melihat Valerie yang begitu menikmati permainan lidah suaminya di liang intinya. Entah apa yang ada di pikirannya, hal itu terlihat sungguh erotis di matanya. Laura dengan naluriah menjulurkan lidahnya tepat di puting payudara Valerie. Di jilatnya puting ranumnya itu, “Euhmm… Ini sangat seksi Val…” ucapnya pelan.“Ahh…. Kak….Kakkk… Laura…” erang Val
Saat ini Dylan, Laura, Marc dan Valerie berada di ruang tamu, membicarakan tentang kontrak yang telah mereka buat.“Jadi kita berempat sudah sepakat dan menandatangi kontrak. Valerie menandatangi kontrak menjadi model online shopping kita, sedangkan Marc menandatangani kontrak menjadi desainer.” Ujar Laura memperjelas semuanya.“Dan selama 2 bulan ini kontrak berlangsung, kita semua bebas untuk saling bertemu satu sama lain,” sambung Laura memimpin pembicaraan.“Iya betul apa yang dikatakan kak Laura,” imbuh Valerie, “Dan Marc, kita akan berpergian. Apa kak Laura sudah mengatakannya ke kamu?” tanya Valerie kepada Marc.Marc mengangguk, “Iya aku tahu, tiket pesawat dan hotel juga sudah aku pesan.”Dylan yang baru mendengar itu cukup terkejut, “Kalian berdua akan pergi?” tanyanya yang tidak dapat menyembunyikan ekspresi kecewa.“Dan lebih bagus kalau desainnya lebih cepat rilis, karena saat ini tidak ada yang bisa kami kerjakan sampai menunggu desain terbaru.” Tambah Laura.Tiba-tiba sa
Kini Dylan dan Valerie menuju apartment – tempat tinggal Valerie dan Marc. Tadi, setelah bersama-sama mengantar pasangan mereka masing-masing untuk pergi ke luar negeri. Mereka memutuskan untuk kembali mengambil keperluan Valerie selam tinggal bersama Dylan.Dylan sesekali melirik kearah Valerie yang saat ini berbalut baju kaos tanktop hitam dan rok midi berwarna senada. Membuat kulit putih susunya begitu kontras dan begitu cantik.“Kamu sangat cantik hari ini, Val.” Ucap Dylan memecah keheningan selama lima menit semenjak mereka naik ke dalam mobil.Valerie menoleh dan tersenyum, “Terima kasih Kak, kamu juga sangat tampan hari ini.”Dylan terkekeh pelan, semburat merah terlihat jelas di wajah Valerie – membuatnya semakin menggemaskan. “Apakah hari ini kita berkencan saja? Makan malam di luar?” usul Dylan.“Eh? Kencan?” tanya Valerie ulang dengan wajah semakin merona. Tidak menyangka dia diajak kencan oleh Dylan. Dan pria itu mengangguk, pasti.“Boleh kak, tapi bagaimana jika ada yang
“APA!?!” Jade terlonjak kaget, “itu tidak mungkin Aldo! Dari mana kau bisa mengarang cerita seburuk itu?” Jade terduduk begitu saja dan menghadap ke Aldo.“Ssst! Tenanglah dan dengarkan ceritaku!” sahut Aldo santai sambil melipat tangannya. Jade mengangguk mengerti dan menatap Aldo.“Kau tahu ‘kan kalau kemarin aku pergi photoshoot?” Jade mengangguk lagi sebagai jawaban, “disana aku bertemu dengan salah satu member di tempatku mengajar renang, dan dia adalah wanita incaranku. Tapi aku tidak menduga kalau wanita itu adalah selingkuhan Dylan,”“Se-serius? Hei! Kamu jangan bicara tidak masuk akal seperti itu Aldo!” Jade merasa tidak terima jika ada wanita lain yang bisa masuk di dalam hidup Dylan selain Laura.“Aku serius Jade! Dan aku memiliki sebuah ide!” seringai Aldo, kemudian dia menjelaskan apa yang akan menjadi rencananya kedepan.“Bagaimna?”Jade berpikir sejenak dan berkata, “Baiklah! Kalau memang semua yang kau katakan itu benar, mari kita lakukan! Aku akan membuat Dylan tidak