Keesokan harinya."Ontime amat sih jemputnya," ucapku begitu aku memasuki mobil Jendra. Hari ini dia menyetir sendiri mobilnya, tapi santai saja meskipun dia menyetir sendiri, para pengawalnya pasti standby yang kadang aku sendiri tidak menyadari keberadaan mereka. "Biar gak keburu siang, panas jalannya. Gue gak perlu turun nih, buat pamit ke orang tua lo?" Jendra masih belum juga menjalankan mobilnya, malah dia kini bersiap melepas sabuk pengamannya. Refleks aku memukul lengannya, "gila lo, yang ada kita gak jadi berangkat. Bisa-bisa gue interogasi habis-habusan sama nyokap bokap, malah yang lebih parahnya ngamuk gara-gara gue dianterin Walikota, nanti dibilang ga tau diri yang ada." "Kok ngamuk sih, ya bangga dong anaknya dianter spesial sama Pak Walikota." "Udah deh jalan aja, katanya keburu siang." Akhirnya Jendra mengalah dan mulai menjalankan mobil. "Emang kenapa sih orang tua lo ngamuk kalau gue yang anter?" Aku mendengus, "ya
Read more