All Chapters of Kebangkitan sang Istri Tertindas: Chapter 31 - Chapter 40

185 Chapters

Bab 31 Tidak Bisa Minta Maaf

Mauren menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ekspresi kejam yang terlintas di wajahnya. Dengan nada yang membuat orang iba, dia berkata, "Dia ini adalah ibumu, sudah sepantasnya aku pergi melihatnya. Maafkan aku.""Kamu tidak perlu meminta maaf," kata Clay dengan kesal. Terutama saat melihat gaya Mauren yang lemah saat ini, dia ....Dulu, Naomi juga bersikap seperti itu padanya. Namun belakangan ini, entah apa pun yang terjadi, Naomi tidak lagi bersikap tunduk padanya seperti dulu. Naomi lebih memilih meminta bantuan polisi daripada meminta perlindungannya.Mauren menarik napas sejenak, lalu berkata, "Aku tahu Bibi merendahkanku. Tapi, bukan aku juga yang menginginkan kondisiku seperti saat ini. Seumur hidupku telah hancur ...."Setelah berkata demikian, Mauren mulai terisak. Clay yang tadinya mau menanyakan soal bukti itu, kini jadi melupakan semuanya karena melihat kondisi Mauren saat ini. Sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, Clay berkata, "Tenang saja, kamu pasti akan bangki
Read more

Bab 32 Bertindak demi Mauren

Wajah Naomi terasa perih, ruangan yang sempit itu langsung menjadi hening. Sekujur tubuh Clay menjadi kaku. Dia menoleh ke arah Naomi, lalu melihat tangannya sekilas. Pupil mata Clay langsung menyusut. Napas kedua orang itu juga memburu.Setelah beberapa saat kemudian, Naomi akhirnya melihat ke arah Clay. Saat memandang pria di hadapannya ini, dia malah tertawa! Tawanya begitu sinis dan dingin."Huh! Kamu memukulku? Demi wanita itu?" tanya Naomi secara refleks. Bisa-bisanya Clay memukulnya demi seorang wanita di luar sana. Jika sebelumnya Naomi hanya merasa kecewa, kini dia telah putus asa sepenuhnya terhadap Clay.Memang benar, melupakan seseorang itu hanya butuh sesaat. Perasaan yang pupus juga hanya butuh sesaat. Dalam detik ini, perasaan Naomi terhadap Clay benar-benar telah sirna. Clay akhirnya tersadar dari lamunannya. Melihat bekas telapak tangan merah di wajah Naomi, Clay mengelusnya dengan gemetaran sambil memanggilnya, "Naomi ....""Jangan sentuh aku!" teriak Naomi yang langs
Read more

Bab 33 Visum

Naomi kembali ke rumahnya. Saat itu Yuki telah menunggunya. Melihat pakaiannya yang berantakan dan bahkan ada bekas telapak tangan di wajah Naomi, Yuki langsung murka. "Dia memukulmu?" tanya Yuki dengan napas memburu.Naomi mengangguk dengan ekspresi buruk. Mengingat raut wajah Clay yang seakan-akan ingin menelannya tadi, Naomi langsung ketakutan. Naomi terus teringat dengan sosok Clay yang menamparnya tadi saat memejamkan matanya. Pipinya bahkan masih merasa perih sampai sekarang, lehernya juga masih terasa sesak karena dicekik tadi.Yuki menyampirkan mantel ke pundak Naomi, lalu mengambil sebuah mantel untuk dirinya sendiri. "Ayo ke rumah sakit," ajaknya."Nggak usah," jawab Naomi. Luka ini benar-benar tidak ada apa-apanya. Namun, detik berikutnya Yuki malah berkata, "Dia melakukan KDRT, ini akan sangat membantu untuk kasusmu."Naomi terdiam. Wajahnya terlihat tegang saat mendengar ucapan Yuki. Selanjutnya, dia turun bersama Yuki dan naik ke mobilnya.Kekerasan dalam rumah tangga ...
Read more

Bab 34 Clay Marah Besar

Naomi tidak langsung menjawab pertanyaan Clay, melainkan hanya menatapnya dengan diam. Saat berada di mobil, pembicaraannya dengan Yuki telah membuat hati Naomi tergerak. Kini dia hanya menatap Clay dengan dingin dan juga ... tidak bisa percaya. Naomi masih tidak berani percaya bahwa pria ini rela memukulnya demi Mauren."Saat kamu melakukan hal itu, apa yang kamu pikirkan?" tanya Naomi tiba-tiba."Apa?" balas Clay."Saat kamu memukulku demi Mauren, apa yang kamu pikirkan?" Naomi memperjelas pertanyaannya. Mendengar hal itu, Clay langsung tersentak. Dia menatap Naomi dengan kilatan kemarahan di matanya. "Kamu mengira aku memukulmu demi Mauren?""Bukankah begitu?" balas Naomi.Pria itu terdiam dan menatap Naomi dengan kobaran api di matanya. Di sisi lain, Naomi justru memandangnya seperti orang asing. Entah sejak kapan, mereka jadi tidak percaya pada satu sama lain lagi? Naomi sebelumnya tidak pernah menyangka hubungan mereka akan berakhir menjadi seperti ini, tapi akhirnya ....Naomi m
Read more

Bab 35 Mengancamnya dengan Memanfaatkan Yuki

Saat Naomi keluar dari rumah sakit, waktu telah menunjukkan pukul tiga subuh. Semua kejadian ini telah menyita waktu beberapa jam. Dia meminta maaf kepada Yuki, "Maaf, Yuki.""Sudahlah, jangan bicara seperti itu padaku." Yuki sama sekali tidak keberatan. Melihat luka di wajah Naomi, Yuki hanya berharap bisa membantu Naomi lepas dari Clay secepatnya. Jika diteruskan seperti ini, Yuki takut akan memakan korban jiwa.Semua orang di sisi Clay bukaan orang baik-baik, Naomi sendiri juga sudah banyak menderita selama beberapa tahun ini. Dilihat dari kondisinya sekarang, tampaknya mereka semua memang mau mendesak Naomi hingga mati. Setelah masalah bukti yang diungkapkan saat itu, Yuki tentu juga sudah bisa menebak bahwa mereka ingin melemparkan semua kesalahan ini pada Naomi.....Malam ini, Naomi sangat gelisah, begitu pula dengan Clay yang sedang berada di rumah sakit. Kedua mata Mauren infeksi dan sedang dalam penyelamatan darurat. Bahkan dokter juga mengatakan bahwa operasi harus segera di
Read more

Bab 36 Diikat di Meja Operasi

Satu jam kemudian. Naomi berbaring di tempat tidur rumah sakit. Dia kesakitan hingga keningnya dipenuhi keringat dingin dan wajahnya berkerut. Bagian yang dipukul Clay sebelumnya dislokasi kembali."Kamu harus istirahat dengan baik, akan mudah dislokasi kalau nggak hati-hati," perintah dokter sambil memerban Naomi.Naomi kesakitan hingga tidak bisa mengatakan apa pun.Pada saat ini, Clay yang berada di samping, napasnya juga terengah-engah dan tatapannya kepada Naomi pun tidak terlihat lembut. Setelah menangani segalanya, dokter pergi bersama perawat. Saat hanya tersisa keduanya di dalam kamar, Naomi memalingkan wajahnya dan tidak melihat Clay.Clay berkata dengan nada memerintah, "Kamu tidak boleh mengemudi lagi kelak."Untungnya Naomi hanya bertabrakan dengan mobil kecil. Kalau tadinya dia bertabrakan dengan truk besar, nyawa Naomi kemungkinan besar akan langsung melayang.Naomi tidak menjawab. Dia berpikir mungkin sampai sekarang pun Clay masih belum memahami apa yang sebenarnya tel
Read more

Bab 37 Dia Tidak Berhak

Kebencian Naomi menusuk hati Clay. Namun pada saat berikutnya, dia tetap bertekad. "Bukan berarti kamu akan buta selamanya, hanya sementara saja. Mauren sekarang harus dioperasi, aku akan segera mencari kornea yang cocok untukmu ...."Plak!Perkataan Clay belum selesai, Naomi menyelanya dengan menampar Clay dengan keras. Apa maksudnya hanya sementara? Dia menatap Clay sebentar dan berbalik membuka pintu kamar, lalu berkata dengan nada dingin, "Dia nggak berhak pakai korneaku dan kamu juga nggak berhak memintanya!"Setelah mengatakan itu, Naomi melangkah pergi tanpa memedulikan Clay di belakangnya yang terus memancarkan aura dingin. Akhirnya Clay mengatakan hal itu juga. Naomi memang sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi terhadap Clay dan sudah putus asa sepenuhnya. Namun pada saat ini, Naomi tetap saja tidak bisa menahan rasa sakitnya.Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama sepuluh tahun, apa yang mendorong Clay membuat keputusan seperti ini demi wanita di luar itu? Apa alasa
Read more

Bab 38 Perusahaan dengan Gaji Tahunan Puluhan Miliar

Naomi menceritakan dengan cermat situasinya selama beberapa bulan ini di luar negeri kepada Yuki.Setelah mendengarkan cerita Naomi, ekspresi Yuki terlihat makin terkejut. Dia adalah seorang pengacara yang serius dan biasanya juga sangat sibuk. Namun saat tidak sibuk, dia juga suka membaca novel. Baginya, cerita dramatis yang dialami Naomi ini seperti plot dari sebuah novel."Paman ya?""Ya. Jadi, pria yang kamu lihat selalu bersamaku di berita itu sebenarnya adalah pamanku.""Clay nggak tahu?""Kalau dia tahu, dia mungkin akan bertindak seperti itu kepada pamanku saat berada di luar negeri.""Kamu nggak menjelaskannya? Nggak baik membiarkannya salah paham seperti ini, 'kan?""Memang nggak baik, tapi bagus juga kalau kesalahpahaman ini bisa mempercepat proses perceraian kita. Hanya saja, aku nggak menyangka ...."Naomi tidak menyangka semua sudah seperti ini pun Clay masih menolak untuk bercerai. Yuki butuh waktu yang lama untuk mencerna berita yang mendadak ini. Hal ini benar-benar me
Read more

Bab 39 Bukan Lagi Hewan Peliharaan

Semua orang menatap Naomi dengan tatapan heran. Dulu, setiap kali Clay bekerja lembur, Naomi selalu menyuruh Arum menyiapkan makan malam dan mengantarkannya kemari. Itu sebabnya, citra Naomi di mata semua orang adalah seorang wanita lembut. Namun, sekarang ....Di ruang kantor, Clay menarik dasinya dengan gusar. Dia duduk di seberang Naomi, lalu mengangkat gelas dan menyesap air. Kemudian, dia meletakkannya dengan cukup kasar dan berkata, "Kembali ke Red Leaf, tempat itu baru rumahmu.""Kehidupanku cukup baik kok di rumah Yuki," sahut Naomi."Kamu yakin sanggup tinggal di rumah yang luasnya hanya 70 meter persegi?" tanya Clay sinis.Naomi menatapnya tanpa kelembutan apa pun. Apartemen Yuki memang tidak luas, hanya terdapat 2 kamar dan 1 ruang tamu. Tentunya, orang yang terbiasa tinggal di rumah besar akan merasa tempat itu sangat kecil.Naomi memejamkan matanya dan membalas, "Ya, kehidupan yang kamu berikan padaku sangat baik, nggak ada yang kurang. Tapi, meskipun nggak bisa hidup mewa
Read more

Bab 40 Pria Tampan

"Kamu benar," ujar Naomi sambil mengangguk. Meskipun begitu, dia masih merasa agak gugup. Dia tahu seberapa besar tinggi standar perusahaan seperti ini sehingga kurang memiliki keyakinan.Hanya saja, jika berhasil, ini akan menunjukkan betapa hebatnya kemampuan Naomi. Dia pun mulai memikirkan topik pembicaraan yang mungkin akan dibahas nanti.Di lantai paling atas, Naomi sungguh dikejutkan dengan pemandangan di depannya. Perusahaan ini tidak jauh berbeda dari perusahaan Clay.Naomi tahu beberapa hal tentang kerja sama perusahaan Clay. Semua mitra Clay jelas-jelas memiliki kemampuan yang tidak biasa. Sementara itu, Naomi sendiri ...."Rileks sedikit," ujar Alviva. Naomi hanya bisa mengangguk menanggapi semua nasihat ini.Ketika sekretaris melihat mereka, dia berkata, "Silakan tunggu di ruang istirahat, Presdir sebentar lagi selesai rapat. Mohon ditunggu.""Baik." Keduanya sama-sama memasuki ruang istirahat. Sesudahnya, sekretaris itu menuangkan teh untuk mereka dengan sopan.Naomi tidak
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status