“O ya satu hal lagi. Tanggung jawab utama kamu tetaplah Afreen. Jadi kamu akan saya beri izin terlambat datang ke kantor,” ucap Alvaro yang membuat Ambar melongo. ‘Apalagi ini? Kenapa aku jadi merasa bekerja rodi?’ batin Ambar.Alvaro menatap wajah Ambar yang terdiam. “Kenapa? Kamu mengerti maksud saya, kan?” Ambar menghela napas sebelum menjawab, “Saya mengerti. Cuma saya jadi merasa kalau tanggung jawab saya banyak sekali. Mengurus Afreen di rumah, tapi masih harus mikirin pekerjaan kantor juga.” “Kamu keberatan?” tuduh Alvaro tak suka. “Sekarang, sih, belum. Nggak tahu kalau nanti. Kalau pekerjaan di kantor terlalu banyak, sementara di rumah Afreen juga perlu perhatian, saya harus pilih yang mana?”“Utamakan Afreen. Saat ini kamu sudah jadi ibunya. Urusan kantor bisa ditunda, kamu tinggal bilang saja kepada saya. Nanti saya yang bilang ke HRD.”Ambar mengangguk mendengar pesan Alvaro. Setidaknya meski dia keberatan bertambah tanggung jawab, dia tahu mana yang harus diutamakan.
Last Updated : 2024-03-09 Read more