Bab 12Sebulan kemudian."Selamat ulang tahun, Mas." Kaki Riri berjinjit, lalu mendaratkan kecupan ke pipi suaminya saat lelaki itu baru saja memasuki apartemen sore ini sepulangnya dari kantor.Spontan Leo mendorong tubuh Riri, mengibaskan tangannya dengan sedikit kasar, sehingga pegangan Riri pun terlepas. Matanya nyalang menatap sekeliling ruangan yang telah dihias sederhana. Ada kue ulang tahun berukuran sedang yang bertengger manis di atas meja makan. Pada sebuah bidang dinding, ada tulisan, "Selamat ulang tahun, suamiku." Perlahan rasa hangat menjalari tubuh Leo. Namun beberapa detik kemudian, dia segera sadar bahwa ini sudah tidak benar.Riri memejamkan mata saat merasakan pipinya memanas. Alih-alih mendapat balasan kecupan, dia malah mendapatkan kado berupa sebuah tamparan yang cukup keras."Aku sudah bilang, Ri, jangan pernah melakukan apapun untukku. Kenapa kamu masih tidak mau menurut?! Kamu pikir aku suka dengan semua perhatianmu? Nggak!" pekik Leo menghardik. Dia berjala
Baca selengkapnya